stasiun sidotopo surabaya stasiun dengan rel terbanyak di indonesia yang punya depo terbesar di era kolonial - News | Good News From Indonesia 2025

Stasiun Sidotopo Surabaya, Stasiun dengan Rel Terbanyak di Indonesia yang Punya Depo Terbesar di Era Kolonial

Stasiun Sidotopo Surabaya, Stasiun dengan Rel Terbanyak di Indonesia yang Punya Depo Terbesar di Era Kolonial
images info

Stasiun Sidotopo Surabaya, Stasiun dengan Rel Terbanyak di Indonesia yang Punya Depo Terbesar di Era Kolonial


Stasiun Sidotopo di Surabaya adalah stasiun kereta api kelas besar tipe C yang terletak di Surabaya, Jawa Timur. Stasiun Sidotopo memiliki jumlah jalur kereta api terbanyak di Indonesia, loh!

Stasiun Sidotopo memiliki 17 jalur kereta api aktif. Namun, meskipun memiliki banyak jalur, stasiun ini tidak digunakan sebagai tempat naik dan turunnya penumpang.

Saat ini, stasiun tersebut dipakai sebagai tempat istirahat kereta api, seperti parkir, pemeliharaan pada kereta penumpang, lokomotif, hingga gerbog.

Awal Mula Berdirinya Stasiun Sidotopo Surabaya

Dijelaskan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero), Stasiun Sidotopo dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) di tahun 1918 seiring dengan ramainya angkutan barang dengan kereta api di masa itu.

SS memilih membangun stasiun itu di sisi paling timur Surabaya. Uniknya, daerah tersebut dulunya merupakan area rawa-rawa yang berbatasan dengan distrik Djabakota—sebuah nama kawedanan atau distrik di masa kolonial.

Pembangunan stasiun ini sebenarnya terjadi karena makin luasnya jaringan kereta milik SS yang ikut membuat perawatan rutin kereta meningkat. Namun, perawatan rutin ringan yang umumnya bisa dilakukan di depo justru dilakukan di balai yasa (bengkel kereta untuk perawatan berat).

Akibatnya, balai yasa yang seharusnya mengelola perawatan kelas berat kewalahan untuk menangani kegiatan perbengkelan si ular besi kala itu. Akhirnya, dibangunlah kompleks Stasiun Sidotopo yang sekaligus memiliki fasilitas perawatan kereta ringan atau depo.

Hanya butuh waktu tiga tahun bagi SS untuk menyulap kawasan tersebut menjadi kompleks Stasiun Sidotopo. Kompleks yang mencakup beberapa area depo itu memiliki luas lebih dari 80 hektare.

baca juga

Kompleks Stasiun Sidotopo mencakup beberapa area depo, seperti depo kereta, gerbong, dan mekanik. Depo ini penting untuk membantu melakukan perawatan kelas ringan dan bulanan kereta api.

Saking besarnya kompleks Stasiun Sidotopo, SS sempat mengklaim jika depo mereka ini adalah yang paling besar dan luas di Asia. KAI menyebutkan, klaim SS ini diperkuat dengan artikel di Deli Courant yang terbit pada 9 Mei 1921.

Tak hanya itu, dalam buku Stoomtrachtie op Java en Sumatra karya J.J.G Oegema, kawasan Depo Sidotopo adalah depo induk yang paling modern di masa itu.

Konon, Stasiun Sidotopo benar-benar mengalami masa kejayaannya bersama SS. Riuh ramainya stasiun ini dikatakan sampai bisa menampung 75 lokomotif di satu waktu.

Berada di ketinggian +2,5 meter di atas permukaan laut, depo lokomotif di Stasiun Sidotopo mulai aktif digunakan pada tahun 1923. Artinya, sudah lebih dari 100 abad sejak kompleks stasiun ini didirikan.

Kawan, sebagai informasi tambahan, Stasiun Sidotopo ternyata juga pernah jadi saksi bisu perjuangan kemerdekaan Indonesia. 13 November 1954, pejuang melawan Sekutu di Surabaya.

Karena terdesak oleh perlawanan sengit Sekutu, mereka mengalihkan pertahanannya di Stasiun Sidotopo ini. Dalam upaya mempertahankan Tanah Air itu, 20 pejuang gugur dan dimakamkan di Jalan Sidotopo Wetan.

Depo Sidotopo untuk Merawat Kereta Api

Depo Sidotopo di Stasiun Sidotopo yang dipakai sebagai bengkel kereta api | Kereta Api Kita
info gambar

Depo Sidotopo di Stasiun Sidotopo yang dipakai sebagai bengkel kereta api | Kereta Api Kita


Selain punya 17 jalur kereta api, Stasiun Sidotopo memiliki jalur untuk balloon loop atau pemutar lokomotif. Dulu, stasiun satu ini sempat punya 20 jalur stasiun, tetapi tiga jalurnya dipugar untuk dibuat sebagai balloon loop.

Stasiun Sidotopo punya peran penting lainnya. Salah satu tugasnya ialah mengatur empat jalur percabangan ke beberapa stasiun, yakni Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Benteng, Stasiun Surabaya Kota, dan Stasiun Surabaya Pasar Turi-Kalimas.

Beberapa rangkaian yang dirawat oleh Depo Sidotopo adalah Kereta Api Commuter Line Tumapel, Line Jenggala, serta Line Dhoho dan Penataran. Selain itu, ada berbagai fasilitas lain, seperti klinik kesehatan dan Griya Karya Bima—lokasi untuk peristitahatan masinis.

Uniknya, selain untuk merawat kereta, Stasiun Sidotopo juga merupakan salah salah satu ‘kuburan’ kereta api di Indonesia. Banyak kereta-kereta yang sudah tua dan sudah waktunya pensiun diistirahatkan di stasiun ini.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.