satu piring tak terbuang ribuan perut kenyang kisah inspiratif dari kevin gani - News | Good News From Indonesia 2025

Satu Piring Tak Terbuang, Ribuan Perut Kenyang: Kisah Inspiratif dari Kevin Gani

Satu Piring Tak Terbuang, Ribuan Perut Kenyang: Kisah Inspiratif dari Kevin Gani
images info

Satu Piring Tak Terbuang, Ribuan Perut Kenyang: Kisah Inspiratif dari Kevin Gani


Makanan menjadi sumber energi utama bagi manusia. Tidak heran jika makanan menjadi satu dari tiga kebutuhan primer. Masyarakat Indonesia biasanya makan pada pagi, siang, serta malam hari dan tidak jarang diselingi dengan makanan ringan. Meskipun makan menjadi aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, terkadang beberapa orang memiliki kebiasaan konsumsi dalam batas wajar yang dapat melahirkan sebuah permasalahan. Makanan sisa yang dibuang tanpa diolah akan berubah menjadi sampah makanan atau food waste. Tanpa disadari, food waste menjadi salah satu penyebab kerusakan lingkungan yang tidak bisa disepelekan.

Sampah makanan menjadi penyumbang paling tinggi yang mencapai 39,43% dari 32,8 juta ton total sampah nasional pada 2024. Di antara negara-negara Group of Twenty (G20), Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara penyumbang sampah makanan terbesar. Rata-rata 300 kg sampah dibuang oleh satu individu setiap tahunnya di Indonesia. Sampah yang mencapai angka puluhan ton ini tentu memberikan dampak cukup signifikan. Tidak hanya kerusakan dari segi lingkungan, sampah dapat menjadi faktor penyebab kerugian ekonomi yang setara dengan 4—5% dari Gross Domestic Product (GDP) nasional. Analoginya, dalam setiap satu piring makanan yang dibuang terdapat bibit, air, pupuk, sampai keringat para petani. Apalagi, di beberapa daerah keberadaan pupuk menjadi barang yang langka.

baca juga

Jutaan ton sampah yang ditampung di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) selain menghasilkan bau yang menyengat dan belatung, juga menghasilkan gas metana. CH4 atau familiar dengan sebutan gas metana merupakan jenis gas yang mudah terbakar, tanpa bau, dan tanpa warna. Kadar oksigen yang menjadi sumber kehidupan di bumi dapat berkurang jika kandungan CH4 terlampau tinggi. Bahkan, gas metana menjadi salah satu komposisi gas rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan iklim, contohnya cuaca panas yang cukup ekstrim di beberapa wilayah Indonesia akhir-akhir ini. Jika gas tersebut terhirup manusia, dapat berdampak pada terjadinya mual, pusing, peningkatan ritme jantung, sampai masalah kognitif seperti hilang ingatan, pandangan kabur, gelisah, dan lesu.

Selain mudah terbakar, pada kadar yang tinggi gas metana juga dapat mengakibatkan ledakan jika bercampur dengan udara. Pada 2005 silam terjadi ledakan pada TPA Leuwigajah yang berlokasi di Cimahi, Jawa Barat. Tragedi tersebut menjadi ledakan TPA paling parah sepanjang sejarah, bahkan menempati posisi kedua di dunia. Akibat pengelolaan sampah yang buruk, insiden ini menewaskan ratusan jiwa. Setelah dua dekade, TPA Leuwigajah direncanakan dialihfungsikan menjadi Kawasan Konservasi Adat Budaya dan Lingkungan mulai 21 Februari 2025.

Mengenal Kevin Gani dan Garda Pangan

Kevin Gani merupakan pegiat lingkungan yang berasal dari Kota Pahlawan, Surabaya. Pada 2024 Kevin Gani menerima apresiasi SATU Indonesia Awards di bidang lingkungan atas jasanya sebagai ketua yayasan Garda Pangan. Mengusung tagline why bin it if you can feed people in need?”,Garda Pangan merupakan organisasi non-profit yang bergerak di bidang food bank dengan dua fokus besar yaitu mengurangi sampah makanan dan meningkatkan kesetaraan akses pangan. Kegiatan-kegiatan yang diusung oleh Garda Pangan meliputi food rescue from food business, food rescue from events, gleaning on farm, food waste awareness campaign, dan food waste policy advocacies.

baca juga

Kegiatan utama dari Garda Pangan adalah food rescue from hospitality industries and food businesses. Di mana kegiatan tersebut berupa kerja sama dengan hotel, bakery, resto, dan industri Food and Beverage (FnB) lainnya. Makanan-makanan yang tidak memenuhi standar perusahaan, namun masih layak untuk dikonsumsi akan dikumpulkan. Setelah itu, disortir oleh para volunteer Garda Pangan dengan tetap memperhatikan safety dan kebersihan makanan. Tahap terakhir yaitu didistribusikan ke masyarakat Surabaya yang membutuhkan.

Garda Pangan juga melakukan food rescue secara mandiri melalui berbagai event besar. Salah satu contohnya pernah menyelamatkan 600 porsi makanan dari sebuah event pernikahan. Dalam proses distribusinya, Garda Pangan turut mengurangi penggunaan sampah plastik dengan mengajak masyarakat membawa wadah masing-masing. 

Selain dari sektor FnB, Garda Pangan juga melakukan gleaning on farm atau food rescue dari lahan pertanian. Ketika musim panen dihadapkan dengan kondisi harga komoditas anjlok atau hasil panen yang tidak menarik tampilannya, petani mengalami dilema untuk melakukan panen. Beberapa petani memilih tidak panen untuk menghindari rugi dan akan dibiarkan begitu saja. Pada kondisi ini, Garda Pangan bergerak untuk mengumpulkan hasil panen tersebut karena jika dibiarkan akan berpotensi terjadi food loss yang besar.

Di samping program food rescue, Garda Pangan juga memiliki program pengolahan makanan yang sudah tidak layak konsumsi. Limbah makanan dikumpulkan untuk diolah dengan larva Black Soldier Fly (BSF) atau disebut maggot sebagai pengurai alami. Larva-larva tersebut akan memakan limbah makanan yang dikumpulkan dalam satu wadah. Setelah beberapa minggu, larva akan dipanen dan dijadikan sebagai pakan ternak. Residu dari proses penguraian tersebut nantinya akan dijadikan pupuk dan dibagikan ke warga yang membutuhkan.

baca juga

Membawa Misi Sustainable Development Goals (SDGs)

Pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu agenda pada 2030 yang telah disepakati oleh seluruh negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2015 silam. Terdapat 17 poin SDGs yang menjadi seruan untuk semua negara agar bertindak sesuai nilai yang tercantum pada setiap poin. Salah satu poin dari SDGs yang relevan dengan misi mengurangi food waste tercantum pada SDGs 12 yaitu Responsible Consumption and Production atau memastikan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan. 

Gerakan yang diusung oleh Garda Pangan turut berkontribusi terhadap target SDGs 12, tepatnya pada sasaran 12.3 yaitu mengurangi setengah sampah makanan per-kapita di global. Tujuan dari sasaran tersebut yaitu mengurangi separuh limbah makanan global per kapita pada tahun 2030 di tingkat ritel dan konsumen. Selain itu, mengurangi kehilangan makanan di sepanjang rantai produksi dan pasokan termasuk kerugian pascapanen.

Tidak semua orang memiliki makanan yang layak dan cukup untuk dikonsumsi setiap harinya, kontribusi kecil yang dapat dimulai dari diri sendiri adalah mengurangi sampah makanan. Diawali dengan mengenali porsi makan, berbagi ke sesama teman atau orang yang membutuhkan, serta memberikan makanan sisa untuk hewan ternak dan untuk kompos. Sebagai pegiat food rescue, Kevin Gani mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mengurangi sampah makanan melalui seruan “Ayo kurangi sampah makanan, be food heroes!#stopfoodwaste.”

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.