Di sebuah dusun kecil bernama Sumberjosari, Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, semangat literasi tumbuh dari tangan seorang pustakawan bernama Yulianto, S.I.Pust. Ia mendirikan Rumah Baca Bintang Grobogan, sebuah ruang baca sederhana yang menjadi titik awal gerakan literasi bernama “Boneka Pustaka Bergerak.”
Dengan boneka tangan bernama Nana, Yulianto berkeliling desa untuk menghibur dan mengedukasi anak-anak lewat dongeng dan bacaan. Gerakan ini bukan sekadar pertunjukan, melainkan bentuk nyata perjuangan agar anak-anak di pelosok Grobogan mengenal buku dan menumbuhkan rasa cinta terhadap membaca. Inovasi itu kemudian mengantarkan Yulianto meraih Apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 dari PT. Astra International Tbk.
Dari Boneka Jadi Jembatan Literasi
Yulianto, lulusan Ilmu Perpustakaan Universitas Terbuka, menyadari bahwa ajakan membaca buku tidak bisa disampaikan dengan cara yang kaku dan membosankan. Di mana kondisi anak-anak saat ini lebih tertarik pada gawai dan hiburan digital, ia memilih pendekatan yang menyenangkan dengan bercerita menggunakan boneka tangan.
“Nana” bukan sekadar boneka, tetapi simbol dari harapan. Dengan karakter lucu dan suara khas, boneka itu mengajak anak-anak mendengarkan dongeng yang penuh pesan positif. Setelah sesi mendongeng, anak-anak dipersilakan memilih buku bacaan dari koleksi Rumah Baca Bintang. Dengan cara ini, membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan, bukan paksaan.
Gerakan ini dimulai pada 2015, dan sejak saat itu, Yulianto rutin membawa buku keliling ke pelosok desa, sekolah dasar, hingga acara komunitas. Ia berjalan kaki, melewati hutan jati untuk mengunjungi anak-anak yang sulit mengakses perpustakaan. Dalam wawancaranya bersama Idola Revive 92,6 FM, Yulianto menyebutkan bahwa dirinya tidak pernah memungut biaya sepeserpun, artinya ia melakukan ini semua semata karena panggilan hati dan kepeduliannya terhadap masa depan generasi muda.
Potret Literasi di Grobogan dan Indonesia
Upaya Yulianto lahir dari kenyataan bahwa minat baca masyarakat, khususnya anak-anak di Grobogan, masih tergolong rendah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kecamatan Tawangharjo, Grobogan, sebanyak 73% siswa sekolah dasar memiliki minat baca rendah, sementara hanya 10% yang tergolong tinggi (Sumber: Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Baca Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan, 2022, Neliti.com).
Kondisi tersebut sejalan dengan data nasional. Hasil Programme for International Student Assessment (PISA) 2019 menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-62 dari 70 negara dalam hal kemampuan literasi membaca siswa (OECD, 2019). Angka ini menggambarkan tantangan besar dalam dunia pendidikan Indonesia tentang rendahnya kemampuan memahami teks dan kurangnya kebiasaan membaca di kalangan pelajar.
Namun, harapan tetap ada. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah tahun 2024 menunjukkan bahwa Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat Kabupaten Grobogan mencapai 64,29, sedikit meningkat dibanding tahun sebelumnya, meskipun masih di bawah rata-rata provinsi (BPS Jawa Tengah, Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat 2024). Peningkatan ini menunjukkan mulai tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kegiatan literasi, termasuk berkat kontribusi gerakan komunitas seperti Boneka Pustaka Bergerak.
Dampak Nyata di Masyarakat
Kawan GNFI mungkin bertanya-tanya, seberapa besar pengaruh gerakan ini? Jawabannya bisa dilihat dari antusiasme anak-anak yang menunggu kedatangan Yulianto dan bonekanya di balai desa. Liputan Kumparan (2021) menyebutkan, meski medan yang ditempuh berliku dan jarak antar-desa cukup jauh, semangat anak-anak untuk membaca buku dan mendengarkan dongeng tidak pernah surut. Mereka duduk beralaskan tikar, tersenyum, dan tertawa bersama Nana saat cerita dimulai.
Pendekatan yang humanis dan kreatif inilah yang membuat literasi menjadi dekat dengan keseharian. Tidak hanya anak-anak, para orang tua pun ikut terlibat mendonasikan koleksi bacaan pribadi. Rumah Baca Bintang kemudian berkembang menjadi ruang komunitas tempat masyarakat berdiskusi, belajar kerajinan, menari, dan berbagi pengalaman.
Literasi sebagai Gerakan Sosial
Gerakan literasi seperti Boneka Pustaka Bergerak menegaskan bahwa literasi tidak melulu soal membaca buku tebal, tetapi juga kemampuan untuk memahami, berimajinasi, dan berempati. Dengan mengajak anak-anak membaca sejak dini, Yulianto telah menanamkan fondasi penting bagi pembentukan karakter dan masa depan mereka.
Menurut Perpustakaan Nasional RI (2023), salah satu cara efektif meningkatkan minat baca anak adalah dengan menghadirkan literasi emosional—membaca dengan rasa dan interaksi. Pendekatan yang dilakukan Boneka Pustaka Bergerak termasuk ke dalam kategori ini, karena menggunakan dongeng dan karakter boneka untuk menyampaikan pesan positif.
Model gerakan ini juga sejalan dengan program pemerintah seperti Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS), yang mendorong partisipasi masyarakat dalam mengelola kegiatan literasi berbasis komunitas. Di Grobogan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dinarpusda) bahkan mengembangkan program Perpustakaan Keliling dan Pojok Baca Desa, sebagai bentuk dukungan terhadap inisiatif masyarakat.
Warisan dan Inspirasi dari Yulianto
Sayangnya, kabar duka datang pada tahun 2024. Yulianto, sang penggagas Boneka Pustaka Bergerak, berpulang ke rahmatullah. Namun semangatnya tidak padam. Rumah Baca Bintang kini dilanjutkan oleh relawan dan komunitas literasi lokal yang bertekad meneruskan perjuangannya.
Kawan GNFI, kisah Yulianto adalah pengingat bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil. Di tengah keterbatasan sarana dan akses, ia membuktikan bahwa satu boneka dan satu buku bisa mengubah cara pandang anak terhadap dunia.
Boneka Pustaka Bergerak bukan sekadar program hiburan, melainkan cermin bahwa literasi dapat tumbuh dari empati, kreativitas, dan cinta pada pengetahuan. Dan mungkin, di setiap senyum anak yang mendengarkan dongeng Nana, terselip harapan untuk masa depan Indonesia yang lebih gemar membaca.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News