menanam harapan di tanah cidadap perjalanan hijau kampung berseri astra - News | Good News From Indonesia 2025

Menanam Harapan di Tanah Cidadap: Perjalanan Hijau Kampung Berseri Astra

Menanam Harapan di Tanah Cidadap: Perjalanan Hijau Kampung Berseri Astra
images info

Menanam Harapan di Tanah Cidadap: Perjalanan Hijau Kampung Berseri Astra


Tidak semua perubahan dimulai dari hal besar. Kadang, ia berawal dari sesuatu yang sering kita abaikan seperti selembar plastik bekas, sisa makanan di meja, atau kebiasaan sederhana menjaga kebersihan di sekitar rumah. Dari hal-hal kecil itulah, harapan dapat tumbuh dan bumi kembali bernapas.

Udara pagi di Kampung Cidadap, Bandung Barat, terasa segar meski kabut masih menggantung di antara perbukitan. Tetapi semangat warganya selalu lebih hangat dari matahari yang baru terbit. Suara kicauan burung, bercampur dengan tawa anak-anak yang berangkat sekolah. Di depan sekretariat kecil berwarna hijau, beberapa ibu menenteng karung plastik berisi sampah rumah tangga. Bukan untuk dibuang tapi untuk ditabung.

Suasana ini seolah menjadi rutinitas yang penuh makna. Sambil berbincang ringan, mereka menimbang sampah, mencatat hasilnya, dan tersenyum ketika melihat nominal kecil yang perlahan bertambah di buku tabungan hijau mereka.

Namun, kehidupan di Cidadap tidak selalu seindah ini. Dulu, kawasan Karst Citatah identik dengan pertambangan batu kapur dan lahan yang tandus. Sampah menumpuk di pinggir jalan, ruang terbuka hijau minim, dan sebagian warga menggantungkan hidup dari aktivitas tambang.

baca juga

Situasi itulah yang mendorong warga untuk memulai langkah kecil menuju perubahan. Dimulai ketika sekelompok anak muda mendirikan Forum Pemuda Peduli Karst Citatah (FP2KC). Mereka menolak untuk menyerah pada keadaan. Bersama Astra melalui program Kampung Berseri Astra, mereka belajar mengubah cara pandang bahwa menjaga lingkungan bukan sekadar membersihkan sampah, tapi membangun masa depan yang lebih baik.

Melalui dukungan Astra, warga Cidadap mendapatkan pelatihan pengelolaan sampah terpadu. Dari sinilah berbagai inisiatif mulai bermunculan mulai dari Bank Sampah, budidaya maggot untuk mengolah sisa makanan, hingga pendirian Taman Edukasi Terpadu (TEATER) yang menjadi pusat kegiatan warga. TEATER bukan hanya tempat belajar tentang lingkungan, tapi juga ruang bermain anak-anak, tempat latihan angklung, dan lokasi pelatihan kerajinan dari limbah plastik.

Kini, wajah Cidadap berubah. Rumah-rumah terlihat bersih, jalanan hijau oleh tanaman toga, dan anak-anak tumbuh dengan kebiasaan memilah sampah sejak dini. Budidaya maggot membantu menekan limbah organik, sementara hasil tabungan bank sampah digunakan warga untuk kebutuhan rumah tangga atau biaya sekolah anak. Bagi mereka, sampah bukan lagi masalah, melainkan peluang untuk belajar, berbagi, dan menumbuhkan rasa peduli.

Perjalanan Cidadap tidak berhenti di situ. Warga terus berinovasi dengan membuka ruang belajar bagi siapa pun yang ingin mengenal lebih dekat kehidupan hijau. Melalui kegiatan edukasi di Taman Edukasi Terpadu (TEATER), pengunjung dapat melihat langsung cara membuat kompos, mengenal budidaya maggot, hingga menyaksikan kreativitas warga dalam mendaur ulang plastik menjadi kerajinan tangan. Semua berawal dari semangat yang sama tidak menyerah pada tumpukan sampah, melainkan menjadikannya awal dari perubahan.

Langkah kecil warga Cidadap sejalan dengan cita-cita Astra untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berkelanjutan. Melalui program Kampung Berseri Astra yang mengusung empat pilar pendidikan, kewirausahaan, kesehatan, dan lingkungan. Dan Cidadap membuktikan bahwa kepedulian tidak selalu butuh panggung besar melainkan dari hal sederhana yang bisa dilakukan setiap harinya.

Sampah mungkin tak akan pernah hilang dari kehidupan kita. Namun, Cidadap mengajarkan bahwa yang terpenting bukan menyingkirkannya, melainkan mengawali langkah kecil dalam membangun cerita hijau. Karena dari kepedulian kecil, perubahan besar bisa lahir. Dan di kampung kecil di Bandung Barat ini, perubahan itu sudah terjadi di tangan-tangan warga yang percaya bahwa cinta pada bumi bisa dimulai dari selembar plastik bekas atau bahkan sisa makanan dari rumah.

#kabarbaiksatuindonesia

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MK
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.