berkarya dari limbah achmad adias ubah sisa kayu jadi mainan edukatif agar anak lebih kreatif - News | Good News From Indonesia 2025

Berkarya dari Limbah, Achmad Adias Ubah Sisa Kayu Jadi Mainan Edukatif agar Anak Lebih Kreatif

Berkarya dari Limbah, Achmad Adias Ubah Sisa Kayu Jadi Mainan Edukatif agar Anak Lebih Kreatif
images info

Berkarya dari Limbah, Achmad Adias Ubah Sisa Kayu Jadi Mainan Edukatif agar Anak Lebih Kreatif


Apa yang pertama kali Kawan pikirkan kalau mendengar kata limbah? Barang bekas yang tidak berguna dan harus dibuang? Hal tersebut berbeda menurut Achmad Adias Wijaya. Di tangan ajaib laki-laki berusia 35 tahun ini, limbah bisa dijadikan sebuah karya. Melalui Artdias Gallery, sisa kayu yang harusnya dibuang, disulapnya menjadi kerajinan tangan bernilai ekonomi.

“Jaman sekarang ngga ada yang sulit sebenernya, tinggal kemauannya aja.” kata Achmad Adias mengawali kisah inspiratifnya.

Memanfaatkan limbah kayu pinus dan jati dari sisa produksi mebel, laki-laki yang akrab disapa Dias ini menciptakan kerajinan tangan dan mainan yang bukan hanya unik, namun juga membuat anak-anak menjadi lebih kreatif.

Berawal dari YouTube dan Pinterest

Banyaknya pabrik furnitur di Kota Pasuruan, membuat limbah kayu pinus dan jati dari sisa produksi juga sangat melimpah. Hal tersebut yang membuat Dias mulai mengulik bagaimana pembuatan kerajinan-kerajinan berbahan kayu.

Dias mengaku bahwa inspirasi pertamanya berasal dari Pinterest. Ia melihat berbagai macam handcraft yang menarik dan kemudian mencari tutorial cara pembuatannya melalui YouTube.

“Saya ngga punya basic kayu, cuma saya senang desain. Jadi akhirnya contohnya lihat di Pinterest, cara bikinnya lihat di YouTube.” jelas Adias.

Dari situlah lahir UMKM kreatif bernama Artdias Gallery, yang sejak tahun 2018 berhasil mengubah sisa-sisa kayu menjadi berbagai produk kerajinan, mulai dari jam dinding, tatakan, hingga diorama.

baca juga

Perjalanan dari Produksi Rumahan ke Pameran

Pada awal perjalanan Artdias Gallery, Achmad Adias mengerjakan semua proses produksinya sendiri, mulai dari membuat desain, pemotongan kayu, hingga proses perakitan produk. Ia mengerjakan kerajinan-kerajinan tersebut menggunakan peralatan seadanya yang ia miliki seperti jigsaw, bor tangan, dan amplas. Dias menekankan bahwa keterbatasan tidak menjadi halangan untuknya berkarya.

“Untuk mengawali, alat apa yang dipunya, dibuat dengan alat itu. Jadi tidak memaksakan, tapi juga tidak langsung menyerah karena keterbatasan mesin atau alat.” ujarnya.

Berhasil menjual produk-produknya melalui media sosial dan marketplace, Dias berinisiasi untuk menjemput bola agar Artdias Gallery bisa dikenal masyarakat yang lebih luas. Melalui DISPERINDAG (Dinas Perindustrian dan Perdagangan), Dias mengajukan agar usahanya diberi kesempatan mengikuti pameran-pameran karya, baik di Pasuruan maupun di luar kota.

Berkat keterampilan dan ketekunannya, Achmad Adias dibawah binaan DISPERINDAG dan Dinas Koperasi Kota Pasuruan mendapat kesempatan untuk mengikuti berbagai pameran dan pelatihan seperti pelantihan desain, manajemen keuangan, hingga dibiayai uji kompetensi finishing. Hal tersebut memotivasi Dias untuk terus mengembangkan produknya dengan lebih kreatif.

Kurangi Gadget, Tingkatkan Kreativitas Anak

Dias yang telah berhasil mengubah limbah menjadi kerajinan yang bernilai ekonomi, ternyata memiliki keprihatinan lain yaitu pada anak-anak jaman sekarang yang lebih sering mengisi waktu dengan bermain gadget. Karena hal itu, ia ingin mengembangkan produk mainan yang edukatif.

“Tetangga sekitar saya anak-anak kecil itu seringnya main hp, saya bikin mobil-mobilan seperti ini maksud saya (supaya) kembali ke jaman dulu.” ungkapnya. 

Dias akhirnya menciptakan activity toys, yaitu mainan-mainan yang dirancang untuk melibatkan anak dalam aktivitas fisik atau mental yang menyenangkan. Mainan-mainan seperti itu ditujukan untuk merangsang perkembangan kognitif, motorik, dan sosial.

Salah satu yang diproduksinya adalah mainan truk gandeng yang bisa dibongkar pasang. Mainan tersebut memiliki potongan body truk, lem, hingga cat dalam suatu paket, sehingga anak-anak terlibat dalam merakit mainannya sendiri. Ada juga gantungan kunci dengan harga mulai Rp 5.000 yang bisa diwarnai sesuai keinginan untuk membangun kreativitas anak.

Saat masa pandemi COVID pun, Dias dengan ide kreatif yang ia miliki juga ikut mensosialisasikan aturan-aturan untuk berjaga jarak melalui mainan karyanya. Ia menjualnya dengan aksesoris-aksesoris yang bisa dipilih sesuai keinginan pembeli.

“Dengan hashtag-hastag lucu (supaya) bisa menyuarakan dengan cara yang unik.” tambahnya. 

Berkarya dari Limbah, Achmad Adias Ubah Sisa Kayu Menjadi Mainan Edukatif agar Anak Lebih Kreatif
info gambar

mainan dari limbah buatan Achmad Adias | Foto: Instagram/@artdias_gallery


Melalui Banyak Tantangan hingga Mendapat Apresiasi SATU Indonesia Awards

Menjalankan usaha dari limbah tentu tidak mudah. Salah satu tantangannya adalah segmen pasar yang berbeda, menjadikan produk Artdias Gallery berpotensi kurang diminati di kota asalnya, Pasuruan.

Menurut Dias, produk recycle lebih diminati masyarakat kota. Hal tersebut yang membuatnya konsisten mengikuti pameran-pameran karya, agar bisa menemukan pembeli yang menghargai proses dan idenya dalam memanfaatkan limbah.

“Saya membranding [usaha] dengan limbah itu kan juga agak lama. Tapi ketika itu dilakukan, jadi ngga cepat hilang, akhirnya orang mengenal dias [memproduksi barang] dari limbah.”

Melalui inovasi kecil, Achmad Adias bisa berkontribusi untuk hal yang lebih besar. Niat tulusnya mengurangi limbah untuk dijadikan mainan edukatif agar anak lebih kreatif, membawanya menjadi salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards dari Astra.

“Momen menyenangkan ketika barang kita dihargai.” ujar Dias pada kesempatan wawancara tersebut.

Melanjutkan perjalanannya yang menginspirasi, Dias memperbanyak kegiatan-kegiatan sosial, salah satunya melalui workshop. Berkolaborasi dengan sekolah-sekolah untuk mengadakan workshop yang menunjukkan pemanfaatan limbah menjadi sebuah usaha, Dias bahkan mengajak siswa siswi mempraktekkan langsung proses produksi kerajinan tangan dan mainan dari kayu.

Dias juga sering mengadakan workshop gratis untuk anak-anak di sekitar rumahnya, yang ia bagikan lewat akun instagram @artdias_gallery. Dias mengaku ingin meluangkan waktu dan mengajak anak-anak tersebut berkegiatan agar tidak senantiasa bermain gadget. 

Pada beberapa kesempatan, Dias mengadakan workshop yang dibuka untuk umum. Ia menciptakan kegiatan “Melukis Mainan dari Kayu”, dimana anak bisa merakit sendiri komponen mainannya, lalu mewarnai dengan paket lukis yang sudah tersedia. Melalui kegiatan tersebut, Dias menyadari bahwa banyak orang tua yang juga antusias menemani putra putri mereka, sehingga bisa meningkatkan proses bonding antar keduanya.

"Saya berpikir, wah ini bagus. Ada proses bonding antara orang tua dengan anak. Orang tua itu merangkainya, kemudian si kecilnya itu mewarnai. Jadi memberikan pengalaman juga untuk keduanya,” kata Dias dilansir dari laman Portal JTV.

Mengakhiri wawancara hari itu, Dias tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang membina dan memberinya kesempatan untuk mengikuti banyak pelatihan dan pameran. Ia juga berterima kasih pada teman-teman dari forum mabel kerajinan dan seni Kota Pasuruan, yang memperkenalkannya pada dunia kayu.

“Kita jangan bersaing, kalau bisa kolaborasi dan bertukar ide.” ucapnya mengakhiri wawancara tersebut.

Di tangan kreatif Achmad Adias, sisa-sisa kayu menemukan kehidupan baru. Dias ingin menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejaknya dalam memanfaatkan limbah yang ada. Karya dan tekadnya yang mendapat apresiasi SATU Indonesia Awards dari Astra, menegaskan bahwa inovasi bisa lahir dari kepedulian, dan inspirasi bahkan bisa datang dari hal yang hendak dibuang.

#kabarbaiksatuindonesia

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.