Pada Pagi Hari, kabut tipis masih menyelimuti perbukitan Desa Sirap, Kabupaten Semarang. Di tengah aroma kopi yang baru disangrai, Pak Imam tersenyum bangga melihat barisan karung berisi biji kopi hasil panen warganya. “Dulu, kopi hanya untuk konsumsi sendiri. Sekarang, sudah bisa dikirim ke Jakarta,”Katanya sambil menatap pohon yang rindang.
Perubahan itu bukan datang tiba-tiba. Ia lahir dari semangat, kerja keras, dan sinergi — antara masyarakat desa dan Desa Sejahtera Astra (DSA), program pemberdayaan masyarakat yang menjadi bagian dari komitmen besar Astra untuk membangun Indonesia dari akar rumput.
Kawan GNFI, perubahan itu dimulai dari desa. Desa sering dianggap hanya sebagai penonton kemajuan. Padahal, di setiap jengkal tanahnya tersimpan potensi besar yang menunggu untuk dihidupkan. Melalui Desa Sejahtera Astra, sudah lebih dari 100 desa di seluruh Indonesia bertransformasi menjadi pusat ekonomi lokal yang tangguh dan mandiri.
Mulai dari Desa Wisata Budo di Sulawesi Utara yang kini dikenal dengan ekowisata baharinya, hingga Desa Batik Gemawang di Semarang yang berhasil membuka peluang kerja baru bagi perempuan setempat — semuanya tumbuh lewat pendampingan yang berkelanjutan.
Astra tidak datang membawa janji manis. Mereka datang membawa pendampingan, pelatihan, dan kepercayaan. Warga diajak untuk mengenali potensi, belajar mengelola produk, memasarkan hasil, hingga menjaga keberlanjutan usahanya.
Kini, dari Sabang hingga Merauke, cerita-cerita perubahan itu terus bertumbuh — tentang desa yang berdaya, tentang masyarakat yang kembali percaya diri, dan tentang harapan yang menyala dari tempat paling sederhana.
Semangat serupa juga hidup lewat SATU Indonesia Awards, penghargaan bagi generasi muda yang berdedikasi di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.
Mereka bukan tokoh besar, bukan pejabat, tapi orang-orang biasa dengan tekad luar biasa. Ada Ika, yang membuka taman baca di pesisir Sulawesi untuk anak-anak nelayan. Ada Adit, yang mengubah sampah plastik menjadi kerajinan bernilai ekonomi di Jawa Barat. Dan ada ratusan lainnya, dari berbagai daerah, yang memilih bergerak saat yang lain diam.
SATU Indonesia Awards memberi mereka panggung — bukan untuk popularitas, tapi untuk memperluas dampak kebaikan. Dan ketika para penerima penghargaan ini bersinergi dengan desa-desa binaan Astra, maka lahirlah gerakan perubahan yang nyata: inovasi bertemu empati.
Kawan GNFI, perubahan sejati sering kali dimulai jauh dari pusat perhatian. Bukan di gedung tinggi atau ruang rapat mewah, tapi di ladang, di pesisir, di jalanan kecil desa yang berdebu.
Program Desa Sejahtera Astra dan SATU Indonesia Awards mengajarkan kita bahwa pembangunan bukan soal siapa yang paling kuat, tapi siapa yang paling peduli. Bahwa kesejahteraan bukan hanya hasil, tapi proses panjang yang diisi kerja sama, kesabaran, dan cinta terhadap tanah sendiri.
Kini, kita melihat semakin banyak anak muda yang memilih kembali ke desa. Bukan karena menyerah pada kota, tapi karena sadar: membangun negeri bisa dimulai dari halaman rumah sendiri.
Kawan GNFI, dari kisah-kisah para penerima apresiasi dan masyarakat desa binaan Astra, kita belajar satu hal penting: sejahtera bukan berarti kaya, tapi berdaya. Berdaya untuk menciptakan, berdaya untuk berbagi, berdaya untuk bertahan dalam situasi apa pun. Dan ketika satu desa maju, satu komunitas bangkit, satu generasi berani bermimpi — di sanalah Indonesia benar-benar tumbuh. #Kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
