dedikasi erizal barnawi memperkenalkan kesenian tradisional lampung - News | Good News From Indonesia 2025

Dedikasi Erizal Barnawi Memperkenalkan Kesenian Tradisional Lampung

Dedikasi Erizal Barnawi Memperkenalkan Kesenian Tradisional Lampung
images info

Dedikasi Erizal Barnawi Memperkenalkan Kesenian Tradisional Lampung


Melestarikan budaya tradisional menjadi salah satu hal yang harus dilakukan di masa berkembangnya teknologi. Salah satu budaya yang bisa diperkenalkan kepada generasi muda adalah musik tradisional. Hal inilah yang dilakukan oleh Erizal Barnawi, seorang dosen Seni Musik di Universitas Lampung (Unila).

Sudah dari kecil Erizal kenal alat musik tradisional Lampung. Berawal dari sang ayah yang membelikan sebuah gitar tunggal khas Lampung saat beliau masih duduk di bangku sekolah dasar. Gitar itu yang membuatnya mendalami musik tradisional dari kelas VII SMP hingga SMA.

Selama mempelajarinya, beliau belajar tidak dengan satu guru. Lingkungan dan kawan yang membentuk Erizal belajar dari banyak guru.

baca juga

Perkenalkan Seni Tradisional Lampung ke Kampung-Kampung

Kecintaannya pada alat musik semakin tumbuh sampai beliau masuk ke perguruan tinggi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, jurusan Etnomusikologi. Di sana Erizal belajar musik secara teori khususnya mengenai musik tradisional. 

Setelah lulus kuliah, beliau mulai fokus melatih dan mengajarkan musik tradisional hingga masuk ke kampung-kampung. Proses ini memiliki tujuan untuk mengenalkan alat musik khas Lampung kepada warga Lampung itu sendiri, terutama kepada para generasi muda.

Pengetahuannya saat kuliah dibawa Erizal untuk mengajar musik tradisional di kampung halamannya. Metode pembelajaran seperti penotasian dan model belajar beliau adopsi dari pengalamannya di ISI Yogyakarta.

Selama pelatihan, tidak hanya orang-orang asli Lampung saja yang ikut serta. Sedikit informasi, orang asli hanya ada sekitar 30% dari keseluruhan penduduk Lampung. Maka dari itu, pelatihan kesenian tradisional ini juga dihadiri oleh mereka yang mempunyai ketertarikan yang lebih pada budaya Lampung.

Pada pengabdian ini, Erizal mengajarkan alat musik yang terbuat dari perunggu, seperti talo balak, kulintang, klenongan, dan gamolan balak. Alat musik ini berupa ansambel dari berbagai instrumen perkusi, seperti kulittang, bende, gelitak, gamolan pekhing/cetik, gong talo balak & talo lunik, kompang, dan kendang. Biasanya dimainkan pada saat acara adat Lampung, yaitu bedawi.

Perjalanannya dalam memperkenalkan budaya Lampung tentunya tidak mudah. Selama pembelajaran dibutuhkan adanya komitmen, kurangnya peralatan, dan kesamaan rasa dalam bermusik. Apalagi ini musik tradisional, yang tidak semua orang dapat dengan mudah memahaminya.

Gaungkan Budaya Tradisional Lampung

Tahun 2019, Erizal menerbitkan sebuah buku berjudul Alat MusikPerunggu Lampung, yang di dalamnya merupakan informasi lengkap mengenai alat musik khas Lampung ini. Terbitnya buku ini sebagai bukti pengenalan alat musik tradisional Lampung secara nasional oleh Erizal.

Berbagai perlombaan di negara lain beliau ikuti dengan menampilkan kesenian khas Lampung, seperti gambus, gamolan, dan gitar tunggal. Selain itu, beliau pernah juga menampilkan kesenian khas daerah lain, seperti Aceh, Jawa, Bali, dan Sunda.

Pengenalan kesenian tradisional juga dimudahkan dengan adanya Undang-undang Pemajuan Budaya yang mengharuskan pemerintah Lampung untuk memperkenalkan dan memajukan seni kebudayaan daerah.

Lomba-lomba dan pementasan seni tradisional dilakukan sebagai upaya pemenuhan UU tersebut. Kebijakan pemerintah ini tidak dapat dipungkiri juga sangat berperan untuk mengembangkan seni tradisional Lampung.

Atas kegigihan dalam melestarikan musik tradisional, Erizal berhasil mendapat apresiasi SATU Indonesia Award 2022 di tingkat provinsi. Pengabdiannya kepada alat musik tradisional Lampung ke kampung-kampung menjadi hal yang patut diteladani. 

Dikutip dari wawancara di Radio Idola Semarang, melihat rekam jejak Erizal, seorang saudara pun sengaja mendaftarkannya untuk ikut penghargaan ini. Selain itu, dengan usia yang tergolong muda, masih sekitar 30 tahun, dedikasi ini dapat dikatakan luar biasa.

baca juga

Dedikasi Erizal mendalami dan memperkenalkan kesenian khas daerah sendiri patut diapresiasi. Cara ini yang membuat budaya tradisional bisa bertahan di era modern. Kalau bukan kita sendiri, siapa lagi?

 

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.