Pagi yang cerah untuk mengambil nira kelapa di Desa Semedo. Para penderes nira kelapa biasa memulai ritual paginya di kediaman. Sederhananya, mereka akan menyiapkan laru dan timba di belakang rumah. Airnya memang terlihat keruh sebab mengandung tatal nangka, kapur sirih, serta cangkang manggis.
Kaki dan tangan kokoh yang terlatih puluhan tahun mulai memanjat pohon kelapa untuk melakukan penyadapan. Sampai di puncak, para penderes nira dapat melihat langit biru dan pohon-pohon subur menjulang tinggi di tanah Desa Semedo tercinta. Bila melihat lantai hutan, mereka bisa menyapa dan mengetahui siapa gerangan yang mendatangi mereka. Pagi itu sosok terpenting yang memajukan nama Desa Semedo pun menyambangi mereka.
Dengan senyum sumringah, mereka yang sudah selesai menyadap nira kelapa perlahan turun ke tanah. Tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk sekadar menyapa dan bercengkrama bersama pria berkemeja hitam lengan pendek berlogo Astra bernama Akhmad Sobirin, Sosok dibalik produk gula kristal terkemuka “Semedo Manise” yang meraih penghargaan SATU Indonesia Award 2016 silam.
Perjalanan Panjang “Semedo Manise”
Adalah Akhmad Sobirin, wirausahawan yang besar di Desa Semedo, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah saat itu merasakan kesedihan akibat diledek teman-temannya. Awal tahun 2000-an, Desa Semedo masih dianggap daerah tertinggal. Mayoritas penduduknya bekerja menjadi petani tunggal atau buruh tani, termasuk penderes nira kelapa.
Sempat ia mengaku dalam wawancaranya bersama PelakuBisnis mengalami perundungan verbal, seperti “anak desa”, “anak gunung”, atau “anak penderes” saat umurnya masih belia. Begitu tumbuh dewasa, pria yang kerap disapa Sobirin itu merantau untuk menimba ilmu di Universitas Gadjah Mada.
Sampai suatu hari pada tahun 2010, Sobirin muda mendengar kabar tentang gula semut yang sedang trending. Sobirin yang memiliki keinginan memajukan Desa Semedo memutuskan untuk pulang dari perantauan.
Sobirin mencoba mengajak anak-anak muda bergabung dan mengubah mindset petani gula kelapa demi memperkenalkan gula semut ke seluruh kalangan. Sebab berdasarkan pengakuan Sobirin dalam wawancaranya bersama PelakuBisnis, gula semut diminati pasar luar negeri.
Sebagaimana olahan produk gula di Desa Semedo selama puluhan tahun hanya gula merah batang, tahun 2012 Sobirin mendirikan “Semedo Manise” dengan merangkul puluhan petani gula. Sobirin membuka lapangan pekerjaan dan membina dari proses awal hingga produk berhasil dikemas. Sobirin mendirikan “Semedo Manise” dengan modal nekat.
“Saya memutuskan untuk pulang ke desa dengan sejuta harapan membangun desa, tapi dengan konsep yang sebenarnya belum matang. Jadi, modal nekat saja. Kalau saya gak mulai dari sekarang, saat itu saya berusia 26 tahun, saya harus pulang dan berkontribusi untuk desa. Kemudian, mencoba mengenalkan dari pintu ke pintu, dapur ke dapur, cara membuat gula semut,” terang Sobirin saat diwawancara KBR Media tahun 2017 lalu.
Agar pemberdayaan gula semut “Semedo Manise” berjalan maksimal, Sobirin mendirikan Kelompok Tani Manggar Jaya dan mendapatkan fasilitas dari Bapedda untuk berangkat ke Semarang guna membuat situs komunitas UMKM Jawa Tengah. Melalui langkah kecil membuat situs, Sobirin berhasil menarik pelanggan “Semedo Manise”.
“Semedo Manise” Membawa Akhmad Sobirin Meraih Penghargaan SATU Indonesian Awards 2016
Berkat usahanya mengharumkan Desa Semedo, Sobirin berhasil menyabet penghargaan SATU Indonesia Awards 2016 sebagai nominator terbaik bidang kewirausahaan. Sudah lebih dari 1000 petani menjadi mitra “Semedo Manise” untuk dibina dan memberdayakan potensi gula kelapa.
Selama perjalanannya mendirikan “Semedo Manise” dan Poktan Manggar Jaya, ia memberikan banyak fasilitas bermanfaat kepada para petani. Misalnya saja memberi BPJS Kesehatan bagi para penderes nira kelapa sebab Sobirin memahami risiko kecelakaan penderes nira kelapa cukup tinggi.
Sejak tahun 2018, sebanyak 10 desa diajak berpartisipasi di bawah arahan Sobirin dalam program DSA Banyumas untuk mengolah produk gula semut “Semedo Manise”. Misinya mengharumkan nama dan menyejahterakan petani gula kelapa berhasil membawa “Semedo Manise” menjajaki pasar Eropa termasuk Yunani.
Berdasarkan publikasi dalam akun resmi Paguyuban DSA dan KBA Astra di Instagram (@paguyubandsakba) pada tanggal 31 Januari 2025 lalu, “Samedo Manise” berhasil mengirim 2 truk kontainer berlabuh di Yunani. Kini, “Semedo Manise” menjadi produk gula semut kelapa ternama di pasar lokal dan gobal.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News