Kita mengetahui Maluku dikenal sebagai penghasil rempah-rempah berlimpah. Selain rempah-rempah, Maluku memiliki keindahan dan kekayaan alam menyegarkan mata. Tidak hanya demikian, kuliner lautnya beragam pula. Sebut saja papeda dan ikan kuah kuning atau ikan asar dan colo-colo. Satu hal lainnya yang patut dibanggakan Maluku adalah kehadiran Moluccas Coastal Care yang dicetuskan oleh Stefani Teria Salhuteru.
Berkat lahirnya organisasi NGO Moluccas Coastal Care, perempuan berambut ikal yang kerap disapa Teria Salhuteru meraih penghargaan SATU Indonesia Award 2022. NGO Moluccas Coastal Care telah menginspirasi banyak dengan misinya melindungi pesisir, pulau-pulau kecil, serta pemberdayaan masyarakat perempuan di Maluku.
Moluccas Coastal Care Lahir Dari Sebuah Keinginan
Lahirnya Moluccas Coastal Care tidak jauh dari keprihatinannya melihat kondisi masyarakat—terutama para perempuan—di pulau-pulau kecil yang pernah dikunjungi Teria Salhuteru bersama teman-temannya. Teria Salhuteru bercerita melalui wawancaranya yang dilakukan program TVRI Maluku, jika akses pendidikan dan kesehatan di pulau-pulau kecil kurang merata dan sulit diakses.
Misinya mendirikan Moluccas Coastal Care (MCC) salah satunya berasal dari panggilan hati, mencintai keindahan alam dan laut di Maluku. Sebagai pemerhati lingkungan, Teria Salhuteru merasa penting membangun kesadaran masyarakat memperhatikan lingkungan dan lautan diiringi dengan pemberdayaan masyarakat yang berada di pulau kecil. Contohnya, pulau-pulau kecil Banda.
Sehingga, MCC tidak hanya fokus dalam meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan di pesisir maupun ekosistem laut, tetapi mendukung para masyarakat melalui program-program pemberdayaan yang bermanfaat, terutama kepada kaum perempuan yang menjadi sosok terpenting di pulau-pulau kecil di Maluku.
Mengutip dari laman resmi MCC, terdapat 6 misi yang sedang diwujudkan oleh Teria Salhuteru bersama kawan-kawannya. Tidak lain misi MCC meliputi menegakkan kesadaran untuk melestarikan lingkungan, pengelolaan sumber daya alam, mendukung ekonomi secara adil, melindungi hak-hak perempuan hingga anak-anak, membangun kemitraan, dan menguatkan kapasitas MCC melalui program yang beragam.
Peran Perempuan di Pesisir dan Pulau Kecil Tak Luput dari Perhatian MCC
Fokus tentang perubahan iklim adalah satu perhatian Teria Salhuteru, khususnya bagaimana peran perempuan tidak lepas terkena dampaknya. Saat cuaca buruk misalnya, seorang ibu akan terlebih dahulu berpikir bagaimana mereka akan mendapatkan bahan makanan atau memasak untuk suami dan anak.
“Ketika Musim Timur datang, para bapak-bapak tidak akan melaut. Perempuan yang harus mencari cara bertahan hidup,” terangnya dalam wawancara TVRI Maluku.
Perempuan berperan penting dari segala aspek aktivitas sebab menjadi penopang keluarga. Sehingga, merangkul para perempuan di pesisir maupun pulau-pulau kecil menjadi salah satu misi MCC dari aspek sosial.
Menariknya, seluruh anggota MCC pun rata-rata adalah perempuan. Teria Salhuteru menjelaskan bila peran perempuan di MCC akan mempermudah mereka lebih dekat dengan masyarakat dan cara berkomunikasi dengan pemerintah.
Adapun fokus pemberdayaan perempuan diiringi dengan misi MCC yang ingin meningkatkan akses pendidikan, aksi perlindungan lingkungan, mendukung masyarakat setempat berkomunitas, dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Program Berkelanjutan MCC Menjaga Alam dan Mendukung Masyarakat
Program-program menginspirasi MCC berhasil mengharumkan nama Teresia Salhuteru dan Maluku dalam penghargaan SATU Indonesian Awards 2022. sampai saat ini, Teresia Salhuteru masih aktif bergerak bersama visi misi MCC. Berbagai macam gebrakan program menyenangkan telah terlaksana puluhan kali untuk menyejahterakan lingkungan dan masyarakat Maluku. Pendekatan mereka mengenalkan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil mencintai alam diramu dalam program pendidikan alam.
“Si Kuda Laut” adalah salah satu programnya. Aksi nyata mengajak para masyarakat bersih-bersih pantai untuk melindungi ekosistem darat dan laut, terutama dari sampah plastik. Ada pula program khusus anak-anak pesisir dan pulau-pulau kecil dalam program “Sekolah Kalesang (Kampung Katong Lestarikan)” dengan pendekatan pendidikan informal yang lebih dekat dengan lingkungan. Begitu Pula dengan program-program lain yang dijalankan memanfaatkan pendekatan alam secara inovatif.
Seperti kabar terkini yang telah dipublikasi MCC melalui kanal resmi tanggal 21 Juni 2025 , MCC melaksanakan program “Zero Waste Warriors” di kawasan Pantai Galala, Kota Ambon, tanggal 18 Juni lalu. Aksi ini diikuti 397 yang terdiri para masyarakat, akademisi, hingga mahasiswa untuk membersihkan pantai dari sampah mencapai 10.000 kg.
Sungguh menginspirasi ya, Kawan GNFI. Semoga langkah Teresia Salhuteru bersama MCC tetap bertahan menjalani visi misi mulianya menjaga ekosistem lingkungan, laut, hingga mendukung hak masyarakat.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News