Bernama ilmiah Greta oto, kupu-kupu sayap kaca merupakan bukti evolusi yang memukau, yang terletak pada sayapnya yang transparan.
Kupu-kupu ini termasuk dalam famili Nymphalidae dan subfamili Danainae, yang membuatnya masih berkerabat dengan kupu-kupu raja. Julukan "sayap kaca" berasal dari terjemahan langsung nama Spanyolnya, "espejitos," yang berarti cermin kecil, menggambarkan sayapnya yang tembus pandang bagai kaca.
Sayap Kaca yang Melindungi dari Pemangsa
Ciri paling mencolok dari Greta oto adalah sayapnya yang transparan. Bagian antara urat sayapnya tidak ditutupi oleh sisik berwarna, sehingga menciptakan efek tembus pandang yang memesona. Hanya bagian tepi sayapnya yang dihiasi dengan garis berwarna cokelat tua atau kemerahan, serta terkadang bercak-bercak putih.
Fenomena transparansi ini merupakan hasil dari adaptasi struktural nano pada sayapnya, yang meminimalkan penyebaran cahaya. Menurut penelitian dalam jurnal NatureCommunications, struktur mikroskopis pada sayap Greta oto mampu mengurangi refleksi cahaya, membuatnya hampir tidak terlihat oleh pemangsa.
Dengan rentang sayap antara 5,5 hingga 6 sentimeter, kupu-kupu ini memiliki tubuh ramping yang didominasi warna cokelat gelap, menciptakan kontras yang mencolok dengan sayapnya yang bening.
Selain keunikan fisik, Gretaoto juga memiliki perilaku yang menarik. Kupu-kupu ini dikenal sebagai penerbang yang kuat dan mampu bermigrasi dalam jarak jauh. Salah satu perilaku yang paling khas adalah polinasi atau penyerbukan pada tanaman tertentu, terutama yang mengandung alkaloid beracun.
Gretaoto jantan sering terlihat mengisap senyawa alkaloid dari bunga-bunga genus Asteraceae dan Boraginaceae. Senyawa ini tidak hanya melindungi mereka dari pemangsa dengan membuatnya tidak enak dimakan, tetapi juga diubah menjadi feromon selama ritual kawin.
Penghuni hutan hujan tropis
Kupu-kupu sayap kaca terutama ditemukan di wilayah Neotropikal, meliputi Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko hingga Panama. Mereka menghuni hutan hujan tropis yang lembap, sering kali pada ketinggian antara 500 hingga 1.400 meter di atas permukaan laut.
Di Indonesia, meskipun bukan habitat aslinya, Gretaoto dapat ditemukan dalam jumlah terbatas di beberapa lokasi, salah satunya adalah Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung di Sulawesi Selatan.
Taman nasional ini, yang dikenal sebagai "Kingdom of Butterflies," memiliki ekosistem yang mendukung kehidupan berbagai spesies kupu-kupu, termasuk yang berasal dari luar Indonesia akibat introduksi atau pelestarian ex-situ.
Namun, penting untuk dicatat bahwa kehadiran Gretaoto di Indonesia lebih terkait dengan upaya konservasi atau kondisi iklim yang sesuai, bukan sebagai bagian dari persebaran alaminya. Keberadaannya di Taman Nasional Bantimurung menjadi daya tarik tambahan bagi para peneliti dan wisatawan yang ingin menyaksikan keindahan kupu-kupu unik ini.
Dilindungi di Taman Nasional Bantimurung
Meskipun Gretaoto tidak tercantum dalam daftar spesies yang dilindungi berdasarkan peraturan Indonesia seperti Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106 Tahun 2018, status perlindungannya secara internasional juga belum masuk dalam daftar merah IUCN (International Union for Conservation of Nature) sebagai spesies yang terancam.
Namun, hal ini tidak mengurangi pentingnya upaya konservasi. Ancaman utama terhadap populasi Gretaoto di habitat aslinya adalah deforestasi dan perubahan iklim, yang mengganggu ekosistem hutan hujan tropis.
Di Indonesia, meskipun tidak dilindungi secara hukum, keberadaannya di kawasan konservasi seperti Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung memberikannya perlindungan tidak langsung melalui pelestarian habitat. Upaya menjaga kawasan tersebut tetap lestari secara tidak langsung juga melindungi Gretaoto dan spesies lainnya dari ancaman kepunahan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News