kupu kupu emas dari bacan spesies endemik yang memikat hati wallace - News | Good News From Indonesia 2025

Kupu-Kupu Emas dari Bacan: Spesies Endemik yang Memikat Hati Wallace

Kupu-Kupu Emas dari Bacan: Spesies Endemik yang Memikat Hati Wallace
images info

Alfred Russel Wallace menemukan Ornithoptera croesus, kupu-kupu emas endemik Bacan, Maluku Utara, pada 1859 yang menarik perhatian para kolektor dunia.

Ekspedisi Malay Archipelago atau Kepulauan Melayu menjadi ekspedisi ilmiah terkenal yang dilakukan naturalis Inggris bernama Alfred Russel Wallace, pada tahun 1854 hingga 1862. Salah satu wilayah penting yang ia kunjungi adalah Maluku Utara, yang terdiri dari gugusan pulau seperti Halmahera, Morotai, Bacan, dan Obi.

Daerah ini menyimpan banyak spesies endemik. Pada Oktober 1858, tepatnya di Pulau Bacan, Wallace menjumpai seekor kupu-kupu betina yang langsung membuatnya jatuh hati. Kupu-kupu tersebut dikenal dengan nama kupu-kupu sayap burung emas (Ornithoptera croesus) atau Wallace's Golden Birdwing.

Nama croesus merujuk pada tokoh mitologi Crösus, yakni seorang raja yang terkenal karena kekayaannya. Nama ini mencerminkan pesona kemewahan dari kupu - kupu tersebut.

Sejarah Penemuan Kupu-Kupu

Peta Perjalanan Kepulauan Melayu oleh Alfred Russel Wallace | Foto: (rawpixel.com | rawpixel.com)
info gambar

Ketika menjelajahi Pulau Bacan,Wallace melihat seekor kupu-kupu betina besar berwarna hitam dengan bintik putih dan kuning. Tertarik untuk melengkapi koleksi spesimennya, ia mencoba menangkapnya, tapi usahannya gagal karena kupu-kupu tersebut terbang sangat tinggi. Selain itu, kupu-kupu ini tergolong langka dan liar, membuat Wallace nyaris putus asa.

Namun, pada awal Januari 1859, harapannya kembali muncul saat ia melihat kupu-kupu idamannya beterbangan di sekitar pohon Mussaenda. Kesan Wallace terhadap kupu-kupu ini dapat ditemukan dalam isi buku The Malay Archipelago (1869) ciptaannya.

Karena kupu-kupu ini, Wallace pun memutuskan untuk menetap lebih lama di Pulau Bacan. Di bawah pohon Mussaenda, ia akan duduk di bangku kecil dan menikmati makan siangnya sambil memantau kupu-kupu ini.

Sebelum meninggalkan pulau ini, Wallace membawa masing-masing lebih dari seratus spesimen kupu-kupu jantan dan betina.

Jejak Wallace di Maros: Rumah Penelitian Kupu-kupu yang Terancam Pertambangan

Karakteristik Morfologi

Ornithoptera croesus betina lydias | Foto: (Wikimedia commons | Anaxibia)
info gambar

Kup -kupu jantan memiliki sayap berwarna hitam dengan garis kuning keemasan di bagian tengah, melingkar dan berbaris, serta berwarna kuning pada abdomen. Sedangkan, kupu - kupu betina umumnya memiliki sayap berwarna coklat gelap dan memiliki beberapa bintik putih atau kuning keemasan, serta berwarna putih kecoklatan pada abdomen.

Warna caput, toraks, antena, probosis, kaki dari kupu-kupu jantan dan betina adalah hitam dan coklat gelap. Rentang sayap kupu-kupu jantan mencapai lebih dari 17 cm, sedangkan betina bisa mencapai 17–20 cm.

Perbedaan dari kupu-kupu jantan dan betina dapat dilihat dari ukuran dan warnanya. Sayap jantan lebih kecil dari sayap betina. Untuk warnanya, sayap jantan lebih mencolok karena berwarna jingga beludru, hitam berapi-api, dan hijau khas genus Ornithoptera.

5 Fakta Menarik Kupu-Kupu yang Perlu Kamu Ketahui, Bukan Hanya Cantik

Persebaran Subspesies

Tidak hanya di Pulau Bacan, O. croesus memiliki subspesies yang tersebar di pulau-pulau lain di sekitarnya. O. croesus lydius di pulau Halmahera Barat, O. croesus toeante di pulau Morotai, O. croesus sananaensis di pulau Sanana, O. croesus helius di pulau Kasiruta, dan O. croesus walacii di pulau Mandioli. Setiap subspesies ini memiliki kekhasan tersendiri sehingga membutuhkan upaya konservasi.

Habitat dan Ekologi

Spesies O. croesus hidup di hutan hujan tropis dan sangat bergantung pada kehadiran tanaman inangnya untuk bertahan hidup. Mussaenda dan Asoka menjadi tanaman hostplant bagi larva dan foodplant bagi kupu - kupu dewasa.

Tanaman-tanaman ini banyak ditemukan di daerah dataran rendah di sekitar Gunung Sibela, sehingga kupu-kupu ini lebih banyak dijumpai di dataran rendah.

Status Konservasi dan Ancaman

Menurut Daftar Merah Spesies Terancam IUCN (2018), O. croesus termasuk dalam kategori spesies terancam punah. Di tingkat nasional, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999, kupu-kupu ini dikategorikan sebagai satwa yang dilindungi.

Selain itu, berdasarkan CITES, spesies ini tercatat dalam Appendix II dengan kategori terancam punah. Itu berarti, ilegal jika diperdagangkan secara bebas karena rentan terhadap eksploitasi berlebihan.

Mirisnya, nilai estetik dan nilai ekonomi yang tinggi membuat kupu-kupu ini menjadi sasaran para kolektor. Di pasar lokal dan internasional, sepasang kupu-kupu dapat dihargai antara Rp550.000 hingga Rp1.250.000. Faktor lainnya seperti alih fungsi lahan, penebangan hutan, dan fragmentasi habitat mempercepat penurunan populasi dari spesies ini.

Kupu-kupu membutuhkan vegetasi liar sebagai tempat bertelur, berkembang biak, dan mendapatkan makanan. Apabila, didominasi tanaman monokultur maka habitat menjadi tidak ideal bagi siklus hidup mereka.

Sosok Perempuan Pejuang Konservasi Kupu-Kupu di Ujung Timur Indonesia

Upaya Konservasi

Berbagai upaya konservasi telah dilakukan, baik secara in situ maupun ex situ. Konservasi ex situ dilakukan dengan mengembangbiakkan kupu-kupu di sekitar habitat alami. Smentara itu, konservasi in situ dilakukan melalui reboisasi dan pelindungan habitat di Cagar Alam Gunung Sibela. Penelitian berbasis morfologi dan molekuler (menggunakan penanda RAPD) juga telah membantu memahami keragaman genetik kupu-kupu ini.

Sejak tahun 2013, telah dibangun fasilitas penangkaran semi-alami di Pulau Bacan. Dimensi panjang, lebar, dan tinggi dari kandang raksasa adalah 30 meter,18 meter, dan 8 meter dengan bahan dasar dari jaring serta ditanami dengan berbagai tanaman inang serta tanaman berbunga lainnya. Lingkungan ini mampu menarik kupu-kupu untuk melangsungkan siklus hidupnya.

Selain mendukung peningkatan populasi, fasilitas ini juga berperan penting dalam pengumpulan data mengenai riwayat hidup dan aspek lain dari spesies tersebut.

Kupu-kupu menjadi bagian penting dari keanekaragaman hayati di Indonesia. Perannya yang penting sebagai penyerbuk alami sangat mendukung kelangsungan hidup berbagai spesies tumbuhan. Ketiadaan mereka, dapat menimbulkan ketidakseimbangan ekosistem, dan pada akhirnya turut mengancam kehidupan manusia.

Jadi, kehadiran spesies ini bukan hanya sebatas simbol endemik Indonesia Timur, tetapi juga alarm penting untuk melestarikan alam untuk hari ini dan generasi mendatang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

BF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.