pujian fadli zon untuk art jakarta bukan lagi diversity seni indonesia punya megadiversity - News | Good News From Indonesia 2025

Pujian Fadli Zon untuk Art Jakarta: Bukan Lagi Diversity, Seni Indonesia Punya 'Megadiversity'

Pujian Fadli Zon untuk Art Jakarta: Bukan Lagi Diversity, Seni Indonesia Punya 'Megadiversity'
images info

Pujian Fadli Zon untuk Art Jakarta: Bukan Lagi Diversity, Seni Indonesia Punya 'Megadiversity'


Pesta seni rupa terbesar tahunan di Tanah Air, Art Jakarta 2025, resmi dibuka pada Jumat sore (3/10) di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat. Perhelatan bergengsi yang menjadi magnet bagi pelaku seni domestik dan internasional ini diramaikan oleh 75 galeri seni dari 16 negara, menandai semakin besarnya relevansi industri budaya dan ekonomi kreatif Indonesia di mata dunia.

Dalam sambutannya yang mengukuhkan peran vital seni rupa, Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menegaskan bahwa kehadiran Art Jakarta kian relevan dengan perkembangan industri tersebut. Fadli Zon melihatnya seni sebagai indikator bahwa ke depan ekonomi kreatif semakin relevan.

Seni rupa yang disajikan di ajang ini, menurut beliau, adalah platform krusial yang mampu merefleksikan ekspresi-ekspresi budaya Indonesia yang tak terhingga. Menbud Fadli Zon bahkan menyebut kekayaan warisan Indonesia sebagai kekayaan budaya megadiversity, bukan sekadar keragaman.

Lebih lanjut, beliau menekankan pentingnya ekosistem seni yang kondusif, menjanjikan langkah-langkah strategis untuk membawa seniman lokal menuju ranah global.

Mendorong Visibilitas Global dan Jejak Sejarah

Menbud Fadli Zon menyoroti pentingnya platform seni rupa kontemporer untuk memajukan industri kultural dan kreatif, mengingatkan kembali pada masa-masa maestro seperti Walter Spies dan Pita Maha.

“Platform seni rupa seperti ini sangat penting," ujarnya, menyamakan kedudukannya dengan museum-museum di negara maju.

Antusiasme pemerintah untuk memajukan seni rupa Indonesia tidak berhenti di ranah domestik. Menbud Fadli Zon menyampaikan kabar baik mengenai rencana partisipasi Indonesia dalam pameran seni internasional bergengsi, seperti Venice Biennale.

"Kami juga akan membuka platform, seniman-seniman yang (nantinya) akan ikut ke Venice Biennale," ungkapnya. Inisiatif ini adalah upaya konkret untuk memastikan bahwa Indonesia "bisa lebih visible lagi di dunia" dengan mengirimkan para perupa terbaiknya untuk berpartisipasi dalam biennale atau kesempatan pameran seni internasional lainnya. Langkah ini sekaligus memperkuat keyakinan bahwa Art Jakarta adalah gerbang penting untuk mencapai panggung seni global.

Art Jakarta 2025: Semarak Internasional dan Fokus Bakat Muda

Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, perayaan Art Jakarta 2025 kali ini terasa lebih meriah dan inklusif. Fair Director Art Jakarta, Tom Tandio, mengungkapkan bahwa tingginya keterlibatan banyak negara tahun ini menambah semarak fantastis.

Salah satu sorotan utama adalah area Korea Focus, yang secara khusus menyoroti suara artistik dari Negeri Ginseng dengan menampilkan 12 galeri Korea Selatan. "Ini pertama kalinya kami memberikan spot bagi mereka," kata Tom Tandio, menandai kemitraan lintas negara yang semakin erat.

Namun, yang tak kalah penting adalah peran program strategis nasional MTN (Manajemen Talenta Nasional) Seni Rupa sebagai Cultural Partner. Program yang dikelola Kementerian Kebudayaan ini berfokus pada upaya menjaring, mengembangkan, dan mempromosikan talenta seni budaya Indonesia secara terstruktur dan berkelanjutan.

Di Art Jakarta 2025, MTN Seni Rupa hadir melalui skema MTN Market, sebuah forum profesional yang mempertemukan talenta dengan jejaring industri. Pameran utama dalam skema ini adalah “Arus Baru” (Rising Current), yang dikurasi oleh Agung Hujatnika.

Pameran ini menampilkan karya-karya enam seniman muda Indonesia berbasis riset dan eksperimen, membuka jalan bagi para perupa untuk terhubung dengan peluang kolaborasi dan distribusi karya di tingkat nasional maupun global.

Kemitraan strategis ini merupakan penegasan langkah Indonesia dalam memperkuat ekosistem seni rupa nasional agar berdaya saing di panggung global. Selain itu, turut meramaikan Natta-Cita Art Space (NCAS) dari ISI Bali yang membawa nafas seni rupa kontemporer Bali.

Art Jakarta 2025 yang digelar hingga 5 Oktober ini diharapkan dapat menjadi oase bagi para penikmat seni dan mempertegas posisi Indonesia sebagai pusat perhatian dalam peta seni rupa kontemporer dunia.

Data Penting Art Jakarta 2025

• Tanggal: 3–5 Oktober

• Lokasi: JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat

• Partisipasi: 75 galeri dari 16 negara

• Sorotan Utama: Korea Focus (12 galeri Korea Selatan), MTN (Manajemen Talenta Nasional) Seni Rupa

• Pameran Khusus: “Arus Baru” (Rising Current) kurasi Agung Hujatnika

Dengan dukungan penuh pemerintah dan antusiasme dari galeri-galeri mancanegara, Art Jakarta tidak hanya berfungsi sebagai bursa seni, tetapi juga sebagai platform budaya yang mengukuhkan posisi Indonesia sebagai negara dengan kekayaan budaya megadiversity yang siap bersaing di kancah global.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.