Di lereng pegunungan Nawangan yang sejuk, tak jauh dari rumah persinggahan Jenderal Soedirman, sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) datang membawa cahaya baru. Bukan cahaya dari lentera, melainkan dari buku, seni, dan harapan.
Mereka adalah Tim KKN-PPM UGM Seru Jeparu Periode II Tahun 2025 yang selama 50 hari melaksanakan program pemberdayaan masyarakat di Desa Pakis Baru dan Jetis Lor, Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan.

Perpustakaan Desa Pakis Baru | Foto: Dokumentasi Pribadi/Tim KKN-PPM UGM Seru Jeparu Periode II Tahun 2025
Salah satu klaster, yaitu Sosial Humaniora (Soshum), dengan dukungan penuh dari seluruh teman-teman lintas klaster—Saintek, Agro, dan Medika—menggagas empat program yang berfokus pada pendidikan di luar sekolah dan penguatan literasi masyarakat desa.
Keempat program ini tidak hanya menciptakan ruang belajar baru, tetapi juga menyalakan kembali semangat masyarakat untuk membaca, menulis, dan mencintai alamnya.
1. “Satu Buku, Seribu Cahaya”: Menyalakan Harapan Lewat Koleksi Baru

penyerahan donasi buku kepada pengurus perpustakaan | Foto: Dokumentasi Pribadi/Tim KKN-PPM UGM Seru Jeparu Periode II Tahun 2025
Program “Memperkaya Koleksi Buku Pakis Baru: Satu Buku, Seribu Cahaya” menjadi langkah awal dalam menghidupkan kembali perpustakaan desa. Melalui kerja sama dengan penerbit, lembaga literasi, dan donasi publik, tim berhasil menghimpun lebih dari 300 buku baru untuk Perpustakaan Desa Pakis Baru dan Perpustakaan SD Jetis Lor.
Koleksi baru tersebut meliputi buku anak, novel, hingga ensiklopedia mini yang diharapkan mampu menumbuhkan semangat membaca anak-anak di desa yang jauh dari akses toko buku.
Program ini mendukung SDGs Tujuan 4: Pendidikan Berkualitas, dengan harapan menciptakan generasi desa yang melek literasi dan siap berdaya.
2. “RAK BERSERI”: Membuat Perpustakaan Kembali Bersinar

kondisi perpustakaan sebelum revitalisasi | Foto: Dokumentasi Pribadi/Tim KKN-PPM UGM Seru Jeparu Periode II Tahun 2025
Setelah buku terkumpul, langkah berikutnya adalah membuat ruang bacanya hidup kembali. Program RAK BERSERI (Revitalisasi Akses Koleksi Buku di Perpustakaan Desa Pakis Baru) lahir dari ide sederhana: menjadikan perpustakaan sebagai ruang publik yang ramah anak, nyaman, dan inklusif.
Bersama teman-teman lintas klaster, mahasiswa Soshum mengecat ulang dinding dengan mural bertema literasi, menata rak buku agar mudah dijangkau, dan menghadirkan tempat baca interaktif yang kini menjadi tempat favorit anak-anak.

kondisi perpustakaan setelah revitalisasi | Foto: Dokumentasi Pribadi/Tim KKN-PPM UGM Seru Jeparu Periode II Tahun 2025
“Perpustakaan bukan lagi tempat diam, tapi tempat hidup,” kata salah satu pengurus perpustakaan desa Pakis Baru.
Langkah ini mendukung SDGs Tujuan 11: Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, menciptakan ruang publik yang aman dan edukatif di jantung desa.
3. “Surat untuk Esok”: Menulis Harapan, Menanam Mimpi

kegiatan journaling di perpustakaan desa | Foto: Dokumentasi Pribadi/Tim KKN-PPM UGM Seru Jeparu Periode II Tahun 2025
Tak berhenti di membaca, tim KKN juga mengajak anak-anak dan remaja untuk menulis. Melalui program “Surat untuk Esok”, mereka diajak membuat surat untuk diri mereka di masa depan—berisi mimpi, cita-cita, atau hal-hal kecil yang ingin mereka ubah di desanya.
Ada yang menulis ingin menjadi guru agar bisa mengajar di kampung halamannya, ada yang ingin menanam lebih banyak pohon, dan ada yang hanya menulis sederhana, “Semoga perpustakaannya tetap ramai.”
Program ini bukan sekadar latihan menulis, tetapi juga terapi reflektif yang membantu anak-anak mengekspresikan diri dan mengasah kepekaan.
Kegiatan ini sejalan dengan SDGs Tujuan 3 (Kehidupan Sehat & Sejahtera) dan Tujuan 4 (Pendidikan Berkualitas)—memperkuat kesehatan mental dan pembelajaran nonformal yang bermakna.
4. “Jejak Daun di Kanvas”: Belajar Ekologi lewat Seni

kegiatan ecoprint di perpustakaan desa | Foto: Dokumentasi Pribadi/Tim KKN-PPM UGM Seru Jeparu Periode II Tahun 2025
Program terakhir menggabungkan seni, alam, dan pendidikan lingkungan. Melalui “Jejak Daun di Kanvas”, anak-anak diajak mengenal ecoprint, yakni teknik cetak alami menggunakan daun dan bunga di sekitar desa.
Dengan bimbingan mahasiswa klaster Agro dan Soshum, anak-anak belajar mengenali jenis daun, memahami pentingnya menjaga pohon, lalu mencetak pola daun di atas kain. Setiap karya menjadi simbol hubungan manusia dengan alam, sederhana, tapi penuh makna.
Kegiatan ini mendukung SDGs Tujuan 12 (Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab) serta Tujuan 15 (Menjaga Ekosistem Darat), dengan menanamkan nilai cinta lingkungan sejak usia dini.
Literasi, Alam, dan Masa Depan: Jejak Kecil, Dampak Panjang
Empat program ini menjadi bukti bahwa kolaborasi lintas disiplin ilmu dapat menciptakan dampak nyata bagi masyarakat. Klaster Soshum menjadi penggerak ide dan pelaksana utama, sementara klaster lain turut membantu dari sisi desain, edukasi lingkungan, hingga kesehatan masyarakat.
Kini, perpustakaan desa tak lagi sunyi. Ia menjadi pusat kegiatan warga, tempat anak-anak membaca, menulis, bahkan menempelkan hasil karya journaling dan ecoprint mereka.
“Kami percaya, setiap buku yang dibaca, setiap surat yang ditulis, dan setiap daun yang dicetak adalah jejak kecil menuju masa depan yang lebih terang,” tulis Tim KKN Seru Jeparu dalam catatan refleksinya.
Penutup: Dari Desa Kecil, Lahir Cahaya yang Lebih Besar
Dari Nawangan yang sejuk dan jauh dari hiruk-pikuk kota, cahaya kecil itu kini mulai menyala. Dari buku-buku sederhana, mural warna-warni, surat penuh harapan, hingga jejak daun di kanvas, semuanya menjadi bukti bahwa perubahan besar sering dimulai dari langkah kecil dan kolaborasi yang tulus.
Program literasi oleh klaster Soshum Tim KKN-PPM UGM Seru Jeparu, dengan dukungan teman-teman dari klaster lain, bukan sekadar proyek pengabdian, tetapi gerakan sosial yang hidup dan berakar di masyarakat.
Sebuah pengingat bahwa masa depan Indonesia tidak hanya dibangun di ruang kuliah, tapi juga di ruang baca kecil di desa, tempat anak-anak belajar bermimpi dan menulis harapan mereka sendiri. Karena di setiap buku yang terbuka, selalu ada seribu cahaya yang siap menyinari masa depan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News