Angka stunting di Indonesia masih menjadi tantangan serius yang membutuhkan perhatian bersama. Berdasarkan data BPS Kabupaten Mamuju Tengah tahun 2023, Kecamatan Budong-Budong mencatat 16 kasus kekurangan gizi yang berpotensi menyebabkan stunting pada anak, dengan rincian 2 kasus di Desa Lumu dan 14 kasus di Desa Tinali.
Kondisi ini mendorong berbagai pihak untuk mengambil langkah pencegahan, termasuk melalui pemberdayaan masyarakat di tingkat desa.
Salah satu upaya konkret datang dari Dina Restu Martiana, mahasiswa KKN-PPM Universitas Gadjah Mada (UGM) yang bertugas di Desa Mahahe, Kecamatan Tobadak.
Melihat pentingnya peran keluarga, khususnya ibu, dalam memastikan pemenuhan gizi anak, Dina menginisiasi program kerja bertajuk “Pengelolaan Keuangan Keluarga sebagai Upaya Pencegahan Stunting”. Program ini menargetkan edukasi langsung ke rumah-rumah yang memiliki anak balita maupun usia sekolah, dengan fokus pada pengelolaan keuangan yang cerdas dan efektif.
Pentingnya Edukasi Keuangan untuk Gizi Anak
Dalam pelaksanaannya, program ini tidak hanya membahas teori pengelolaan keuangan, tetapi juga menghubungkannya dengan kebutuhan gizi anak. Dina menjelaskan bahwa banyak keluarga sebenarnya memiliki potensi finansial yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi, tapi kurangnya perencanaan membuat pengeluaran tidak terarah.
“Seringkali, kebutuhan gizi anak kalah prioritas dibandingkan pengeluaran lain yang kurang penting. Padahal, asupan gizi yang tepat adalah kunci mencegah stunting dan memastikan anak tumbuh sehat,” ujar Dina.
Melalui edukasi ini, para ibu diajak untuk menyusun anggaran keluarga sederhana, mencatat pemasukan dan pengeluaran, serta memprioritaskan belanja pangan bergizi seperti sayur, buah, protein hewani, dan nabati.
Dina juga memberikan contoh menu bergizi yang terjangkau, sehingga para ibu tidak hanya tahu teori, tetapi juga mendapatkan gambaran praktis yang bisa langsung diterapkan.
Pendekatan Door-to-Door untuk Efektivitas Program
Uniknya, program ini dilakukan dengan metode pendekatan door-to-door, di mana Dina mendatangi setiap rumah yang menjadi sasaran program. Pendekatan ini dipilih agar edukasi bisa dilakukan lebih personal dan menyesuaikan dengan kondisi masing-masing keluarga.
Metode ini juga memungkinkan terjadinya diskusi yang lebih mendalam. Banyak ibu yang merasa lebih nyaman untuk bertanya dan berbagi pengalaman ketika edukasi dilakukan secara langsung di rumah mereka. “Dengan cara ini, kami bisa memahami kendala yang dihadapi masing-masing keluarga, baik dari segi pendapatan, kebiasaan belanja, maupun pola makan anak,” tambah Dina.
Dukungan Masyarakat dan Dampak Positif
Program ini mendapat sambutan positif dari para ibu di Desa Mahahe. Mereka mengaku terbantu dengan pengetahuan baru yang diberikan, terutama terkait cara menyisihkan anggaran khusus untuk kebutuhan gizi anak. Beberapa di antaranya bahkan mulai membuat catatan belanja harian dan mengurangi pengeluaran untuk konsumsi yang tidak bermanfaat bagi kesehatan.
“Kami senang sekali ada yang datang memberi ilmu seperti ini. Selama ini kami pikir makan bergizi itu mahal, ternyata ada cara untuk mengatur belanja supaya anak-anak bisa makan lebih sehat,” ungkap salah satu ibu peserta program.
Selain edukasi, Dina juga membagikan lembar kerja sederhana yang berisi format pencatatan keuangan rumah tangga, daftar belanja prioritas, dan panduan memilih bahan makanan bergizi dengan harga terjangkau di pasar lokal.
Harapan Ke Depan
Dina berharap, pengetahuan yang sudah disampaikan tidak hanya berhenti selama masa KKN berlangsung, tetapi dapat menjadi kebiasaan berkelanjutan di masyarakat. “Jika para ibu sudah terbiasa mengatur keuangan untuk gizi anak, dampaknya tidak hanya mencegah stunting, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup keluarga secara keseluruhan,” tuturnya.
Program ini menjadi salah satu bukti bahwa pencegahan stunting tidak hanya bisa dilakukan melalui bantuan pangan, tetapi juga melalui pendidikan literasi keuangan yang menyentuh akar masalah di keluarga. Dengan pemahaman yang baik tentang pengelolaan keuangan, masyarakat dapat mengambil peran aktif dalam menjaga kesehatan generasi penerus.
Kegiatan yang dilakukan Dina di Desa Mahahe ini selaras dengan misi KKN-PPM UGM untuk menghadirkan solusi berbasis edukasi, pemberdayaan, dan keberlanjutan di masyarakat. Melalui sinergi antara mahasiswa, pemerintah desa, dan warga, diharapkan angka stunting di wilayah Mamuju Tengah dapat terus menurun, dan setiap anak mendapatkan kesempatan tumbuh sehat dan cerdas.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News