Pada Jumat, 4 Juli 2025, Tim KKN-PPM UGM Lendah Melangkah 2025 melaksanakan salah satu program kerja utama dalam bidang kesehatan masyarakat di Padukuhan Sumberejo, Kelurahan Jatirejo, Kapanewon Lendah, Kabupaten Kulon Progo.
Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tanggal 9 pada setiap bulan di Posyandu Sumberejo yang mencakup Posyandu Lansia dan Posyandu Balita.
Program ini diharapkan menjadi ajang kontribusi mahasiswa KKN dalam upaya peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya asupan gizi serta kesehatan gigi dan mulut.
Kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi antara tim KKN, kader Posyandu setempat, serta masyarakat yang hadir.
Aktivitas dimulai pukul 08.00 WIB dengan pelaksanaan kegiatan Posyandu Lansia. Lansia yang datang menuju ke meja registrasi lalu menjalani serangkaian pemeriksaan berupa pengukuran berat badan, tinggi badan, dan tekanan darah.
Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk memantau status kesehatan lansia secara berkala serta sebagai deteksi dini potensi penyakit degeneratif.
Setelah pemeriksaan, kegiatan dilanjutkan dengan senam bersama lansia. Sesi senam ini diharapkan dapat meningkatkan kebugaran fisik lansia.
Selain itu, pelaksanaan senam juga menjadi salah satu bentuk rekreasi ringan yang dapat meningkatkan semangat dan kualitas hidup lansia.
Usai senam, anggota tim KKN Lendah Melangkah yang berasal dari Program Studi Kedokteran Gigi memberikan penyuluhan bertema "Penggunaan Gigi Tiruan dan Penyakit Gusi pada Lansia".
Pelaksanaan edukasi dilakukan secara interaktif serta dilengkapi dengan pembagian leaflet sebagai alat bantu edukasi.
Dari pemberian edukasi tersebut, para lansia diharapkan dapat memahami pentingnya perawatan gigi tiruan, cara menjaga kebersihan mulut, serta mengenali gejala awal penyakit gusi.
Penyuluhan gigi palsu dan penyakit gusi lansia ditutup dengan sesi tanya jawab.
Para peserta cukup antusias bertanya, terutama berkaitan dengan keluhan penggunaan gigi palsu yang pernah dialami serta perawatan gigi dan mulut untuk lansia.
Meskipun sebagian besar lansia belum terbiasa dengan pemberian edukasi yang dilakukan secara formal, mereka tetap menunjukkan ketertarikan untuk belajar dan memperhatikan informasi yang diberikan.
Setelah Posyandu Lansia selesai, kegiatan dilanjutkan dengan pelaksanaan Posyandu Balita pada pukul 10.00 WIB. Pada sesi ini, dilakukan pengukuran tinggi atau panjang badan, berat badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas pada balita (bawah lima tahun).
Hasil pengukuran setiap balita dicatat ke dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sebagai dasar untuk melakukan pemantauan tumbuh kembang anak.
Kegiatan ini merupakan hal yang krusial untuk mendeteksi status gizi anak secara rutin. Berdasarkan pengamatan lapangan, sebagian besar balita memiliki status gizi yang cukup baik.
Tim KKN Lendah Melangkah 2025 melakukan pencatatan data untuk kemudian dilakukan analisis dan dilaporkan ke pihak Posyandu setempat.
Selain pemeriksaan antropometri balita, tim KKN Lendah Melangkah 2025 juga mengadakan edukasi bertema "Pentingnya Optimalisasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)", oleh mahasiswa dari Program Studi Gizi.
Media edukasi yang digunakan berupa leaflet dan berfokus pada pentingnya pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan pendamping ASI setelah anak berusia di atas 6 bulan, serta pemantauan pertumbuhan anak selama masa HPK.
Sebagian ibu yang hadir cukup aktif berdiskusi saat sesi tanya jawab, terutama mengenai tantangan pemberian makanan pada anak dan bagaimana memastikan anak mendapat asupan gizi tepat serta cukup.
Setelah sesi edukasi selesai, tim KKN Lendah Melangkah 2025 ikut membantu membagikan PMT (Program Makanan Tambahan) yang telah disediakan dari pihak Padukuhan Sumberejo kepada seluruh balita yang hadir.
Bantuan ini diberikan sebagai bentuk dukungan tambahan dalam pemenuhan kebutuhan gizi balita.
Pelaksanaan kegiatan yang telah dijelaskan sebelumnya merupakan salah satu wujud nyata kontribusi mahasiswa KKN Lendah Melangkah 2025 dalam mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat di wilayah Padukuhan Sumberejo.
Dengan pendekatan langsung dan komunikasi yang disesuaikan dengan latar belakang masyarakat, tim kami berupaya agar informasi yang disampaikan dapat dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat.
Selama pelaksanaan kegiatan, dukungan dari kader Posyandu serta keterlibatan aktif masyarakat menjadi faktor penting dalam kelancaran kegiatan.
Kami menyadari bahwa edukasi kesehatan bukan hanya tentang menyampaikan informasi, tetapi juga membangun kepercayaan dan hubungan yang baik dengan warga.
Sebagai mahasiswa yang sedang menjalankan program KKN, kami belajar bahwa perubahan kecil bisa dimulai dari hal-hal sederhana, seperti mengedukasi cara menyikat gigi yang benar, menjelaskan manfaat makanan bergizi, atau membantu lansia memahami fungsi dan kebersihan gigi palsu yang mereka gunakan.
Program seperti ini diharapkan dapat menjadi dorongan munculnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan secara berkelanjutan.
Ke depannya, kami berharap kolaborasi antara mahasiswa, kader posyandu, dan masyarakat dapat terus terjalin sehingga kesehatan sebagai salah satu pilar kesejahteraan masyarakat benar-benar dapat tercapai.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News