jaga semesta mata air demi mata air di tanah jawa - News | Good News From Indonesia 2025

Jaga Semesta: Mata Air Demi Mata Air di Tanah Jawa

Jaga Semesta: Mata Air Demi Mata Air di Tanah Jawa
images info

Jaga Semesta: Mata Air Demi Mata Air di Tanah Jawa


Jawa adalah rumah bagi hampir 150 juta penduduk. Pulau terpadat di Indonesia itu sedang menghadapi krisis air yang semakin parah. Data dari inisiatif Jaga Semesta menunjukkan bahwa 35 persen wilayah Jawa diperkirakan mengalami kekeringan pada 2024 dan lebih dari lima juta orang terancam kesulitan air bersih pada 2025.

Masalahnya berasal dari rusaknya sumber mata air akibat deforestasi, alih fungsi lahan dan pencemaran. Kerusakan tersebut menurunkan debit air hingga 70 persen di beberapa area.

Kondisi tersebut memicu lahirnya gerakan Jaga Semesta. Organisasi ini digagas oleh Fainta Negoro dan kini dikelola bersama sejumlah relawan, akademisi dan warga. Upaya mereka mendapat pengakuan dengan meraih Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 kategori lingkungan. Penghargaan ini diberikan kepada Melisa Mina dari Jawa Barat untuk program “Jaga Semesta: Mata air demi mata air”.

Krisis Mata Air di Pulau Jawa

Pulau Jawa menyimpan ratusan mata air yang menjadi urat nadi air bersih bagi desa‑desa. Akan tetapi, urbanisasi dan perubahan penggunaan lahan menekan mata air tersebut. Jaga Semesta mencatat beberapa fenomena memprihatinkan. Di beberapa lokasi, mata air dibeton dan dijadikan kolam renang demi wisata.

Di Pasuruan, debit mata air utama turun drastis dari 6.000 liter per detik menjadi 2.500 liter per detik akibat lebih dari 700 sumur artesis dan konversi lahan hutan menjadi kebun hortikultura. Bahkan mata air di pegunungan ikut menyusut karena lahan hutan diganti tanaman perkebunan.

Banyak warga akhirnya bergantung pada sumur bor dan pasokan air PDAM. Selain menyebabkan cadangan air tanah menipis, ketergantungan ini menimbulkan ketidakadilan akses karena warga berpenghasilan rendah tidak selalu mampu membayar tarif PDAM. Krisis ini mendorong relawan Jaga Semesta menempuh langkah restorasi dan edukasi.

baca juga

Filosofi dan Metode Jaga Semesta

Jaga Semesta bertujuan “melindungi masa depan air Jawa”. Fainta Negoro memulai gerakan ini dengan mengajak para tetua desa, komunitas lokal, akademisi dan ahli hidrologi untuk bekerja sama. Mereka meyakini bahwa konservasi mata air harus dilaksanakan secara gotong royong, bukan hanya oleh pemerintah atau lembaga tertentu.

Metode kerja Jaga Semesta meliputi observasi mata air, identifikasi strategi restorasi, dan edukasi tentang pentingnya pelestarian. Observasi bertujuan memahami kondisi fisik dan sosial setiap mata air: debit, kualitas air, pemanfaatan, serta ancaman seperti penebangan hutan atau pencemaran.

Dari data tersebut, tim merancang langkah restorasi, misalnya menanam pohon endemik untuk meningkatkan daya serap tanah atau membangun rorak untuk menahan air hujan agar meresap ke tanah. Edukasi diberikan kepada masyarakat mengenai cara memelihara mata air, meminimalisasi penggunaan sumur bor dan pentingnya reboisasi.

Konsep gotong royong menjiwai seluruh program. Jaga Semesta menggerakkan masyarakat setempat untuk terlibat dalam penanaman pohon, pengawasan mata air dan pembuatan lumbung air sederhana. Pendekatan partisipatif ini membangkitkan rasa kepemilikan warga terhadap sumber air di wilayahnya sehingga upaya konservasi berkelanjutan.

Capaian yang Inspiratif

Gerakan ini sudah melakukan observasi terhadap lebih dari 500 mata air di Jawa. Dari hasil survei lapangan, Jaga Semesta membangun basis data kondisi mata air yang menjadi rujukan semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan peneliti.

Secara kuantitatif, Jaga Semesta telah memiliki lebih dari 290 relawan yang bekerja secara sukarela. Komunitas ini juga menggalang lebih dari 70.000 pengikut di media sosial sebagai wadah edukasi daring. Para relawan mendokumentasikan kisah 15 penjaga mata air yang jarang terdengar. Dokumentasi ini menjadi inspirasi bagi komunitas lain untuk memulai aksi serupa.

Dalam hal restorasi, organisasi ini telah memulihkan empat mata air dan berhasil meningkatkan debit air hingga 157 juta liter per tahun. Restorasi melibatkan pembersihan mata air, penghijauan, serta revitalisasi struktur penahan air. Keberhasilan tersebut membuktikan bahwa upaya lokal dapat memberikan dampak nyata bagi ketersediaan air, terlebih jika didukung data dan ilmu pengetahuan.

Pada 2024, Astra memberikan Apresiasi SATU Indonesia Awards untuk kategori lingkungan kepada inisiatif “Jaga Semesta: Mata air demi mata air”. Penghargaan ini diberikan kepada Melisa Mina, yang mewakili Jawa Barat sebagai penerima apresiasi.

Ia dikenal sebagai aktivis lingkungan muda yang konsisten mengampanyekan konservasi sumber air melalui media sosial dan kegiatan lapangan. Keterlibatannya memperkuat peran perempuan dalam gerakan lingkungan.

baca juga

Krisis air bersih bukan ancaman masa depan semata. Pulau Jawa sudah merasakan dampaknya. Inisiatif Jaga Semesta menunjukkan bahwa solusi dapat muncul dari gerakan akar rumput. Dengan observasi ilmiah, partisipasi masyarakat, dan kolaborasi lintas sektor, mereka berhasil memulihkan mata air serta memulihkan harapan.

Penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 yang diterima Melisa Mina menjadi dorongan untuk terus memperluas aksi dan mengajak lebih banyak orang menjaga mata air demi mata air.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IW
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.