Berbicara tentang serat, mungkin yang terlintas pada benak Kawan adalah sayur dan buah. Padahal, ada satu bahan pangan lain yang kaya akan serat, tetapi sering terlupakan yaitu jamur.
Jamur biasa dikonsumsi sebagai lauk atau bahan pangan pengganti daging. Namun, selain protein rendah lemak dan rasa umami, jamur ternyata mengandung serat khusus yaitu, beta-glukan yang memiliki peran penting bagi kesehatan tubuh kita.
Serat dari jamur terdiri dari polisakarida yang tidak dapat dicerna seperti beta-glukan dan kitin yang merupakan bagian dari dinding sel jamur. Beta-glukan pada jamur memiliki struktur yang berbeda dari serat yang terdapat pada biji-bijian. Banyak penelitian yang menyoroti peran bioaktif dari beta-glukan pada jamur.
Serat ini membantu pencernaan dalam tubuh kita bekerja lebih baik, menjaga kesehatan usus, dan bahkan mendukung daya tahan tubuh. Jadi, serat dari jamur bukan sekadar “pengisi perut”, tapi juga punya peran biologis yang lebih besar.
Jamur bukan hanya pelengkap rasa dalam masakan, Menurut Elfirta dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam artikelnya “Variabilitas Β‑Glukan dari Tubuh Buah Jamur Pangan sebagai Pangan Fungsional Penunjang Kesehatan”, jamur pangan mengandung beta‑glukan yang tidak dapat dicerna manusia, tetapi dapat difermentasi oleh mikroflora kolon dan memiliki aktivitas imunomodulator, antibakteri, antioksidan, antibakteri, serta prebiotik.
Selain itu, jamur menyediakan kepadatan nutrisi yang cukup tinggi dengan kalori yang relatif rendah dan menjadi alternatif cerdas untuk meningkatkan asupan serat bagi Kawan yang kurang suka dengan sayur atau buah.
Komposisi serat pada jamur bervariasi setiap jenisnya, tetapi jamur umumnya mengandung proporsi serat tidak larut yang cukup tinggi.
Dalam penelitian Puspa et al. (2023) pada Jurnal Sains dan Teknologi Pangan, ekstrak jamur tiram putih terbukti mengandung serat pangan dan beta-glukan sebanyak 36,76% yang dapat menjadi substrat bagi pertumbuhan bakteri probiotik.
Semua kalangan dapat memanfaatkan jamur mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Bahkan, vegetarian dan vegan menjadikan jamur sebagai salah satu sumber serat sekaligus pengganti rasa gurih pada masakan.
Jamur mudah sekali untuk Kawan GNFI temui, mulai dari pasar tradisional hingga supermarket. Kawan dapat menemukan berbagai jenis jamur seperti jamur tiram, jamur kancing, jamur kuping hingga jamur enoki.
Setiap jenis jamur punya cita rasa dan tekstur yang berbeda, tetapi semuanya tetap mengandung serat yang baik untuk tubuh. Misalnya, jamur tiram yang sering kita masak di rumah punya serat cukup tinggi dan mudah diolah jadi berbagai masakan.
Jamur cocok dipilih kapan pun jika kita ingin variasi pada serat yang dikonsumsi. Kawan GNFI dapat mengombinasikan jamur bersama sayur atau buah dalam satu hidangan.
Widyastuti (2013) menjelaskan bahwa jamur cocok dijadikan pelengkap masakan seperti tumisan atau sup, karena memberikan variasi serat baik yang larut maupun tidak larut serta menambah asupan mikronutrien yang dibutuhkan tubuh.
Namun, penting untuk memperhatikan cara pengolahan. Proses pemanasan, pengeringan, atau ekstraksi dapat mengubah struktur polisakarida seperti beta-glukan yang terkandung dalam jamur.
Menurut penelitian oleh Kasworini et al. (2019), proses pemanasan tertentu bisa menurunkan kadar beta-glukan yang aktif secara biologis. Meskipun begitu, metode sederhana seperti menumis atau memanggang tetap bisa mempertahankan sebagian besar kandungan bermanfaat tersebut.
Dari segi jumlah konsumsi jamur, Bahar et al. (2020), menyarankan konsumsi rutin jamur sebagai bagian dari diet seimbang karena kandungan senyawa bioaktifnya yang mendukung daya tahan tubuh.
Penambahan sekitar 50–100 gram jamur segar beberapa kali dalam seminggu sudah cukup untuk memberikan kontribusi serat pangan dan komponen fungsional seperti beta-glukan. Tentunya, jumlah ini bisa disesuaikan dengan jenis jamur dan cara pengolahannya.
Selama ini kita mungkin hanya mengandalkan sayur dan buah untuk memenuhi kebutuhan serat. Padahal jamur bukan sekadar pelengkap rasa, jamur dapat menjadi alternatif sumber serat yang sehat, enak, dan mudah diolah.
Kandungan serat dan komponen bioaktif dalam jamur membantu menjaga kesehatan pencernaan, metabolisme, hingga daya tahan tubuh.
Jadi, mulai sekarang, Kawan GNFI jangan ragu untuk menambahkan jamur ke dalam menu harian kalian, tentu dengan memilih jenis dan cara pengolahan yang tepat!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News