dunia mikologi kedatangan spesies baru jamur morel morchella rinjaniensis dari gunung rinjani - News | Good News From Indonesia 2025

Dunia Mikologi Kedatangan Spesies Baru Jamur Morel (Morchella rinjaniensis) dari Gunung Rinjani

Dunia Mikologi Kedatangan Spesies Baru Jamur Morel (Morchella rinjaniensis) dari Gunung Rinjani
images info

Gunung Rinjani, salah satu gunung berapi tertinggi di Indonesia, kembali menorehkan sejarah dengan ditemukannya spesies jamur baru yang diberi nama ilmiah Morchella rinjaniensis.

Jamur ini, yang oleh masyarakat setempat dikenal sebagai jamur gunung atau kulat gunung, telah lama dikonsumsi namun baru-baru ini berhasil diidentifikasi sebagai spesies baru melalui penelitian mendalam oleh tim dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Penemuan ini menjadi istimewa karena M. rinjaniensis merupakan spesies jamur morel tropis pertama yang berhasil dideskripsikan secara lengkap, baik dari segi morfologi maupun molekuler.

Sebelumnya, penelitian jamur morel di Indonesia hanya mencapai tingkat genus, sehingga temuan ini menjadi langkah besar dalam dunia mikologi.

Apa Itu Jamur Morel?

Jamur morel (Morchella spp.) adalah salah satu jamur termahal di dunia, dikenal karena bentuknya yang unik dan rasanya yang khas. Di pasar internasional, harga satu kilogram jamur morel beku bisa mencapai £83.95 atau sekitar Rp1,7 juta.

Nilai ekonomi jamur morel tergolong tinggi karena keberadaannya yang cukup langka. Jamur ini juga terbilang sulit untuk dibudidayakan dan hanya tumbuh di habitat tertentu.

Morchella rinjaniensis memiliki ciri khas yang membedakannya dari spesies morel lain. Secara morfologi bentuknya unik berupa ascomata, yakni bagian badan buah yang menghasilkan spora, setinggi 1,9–19 cm, pileus (bagian atas jamur) dan berbentuk kerucut atau oval.

Tinggi jamur ini berkisar 1–13 cm dan lebarnya 0,2–7 cm, dengan permukaan yang berlekuk seperti sarang lebah, serta warna yang berubah seiring usia dari abu-abu tua saat muda menjadi cokelat kekuningan saat dewasa.

Rasanya digambarkan seperti kacang dengan aroma tanah, sementara teksturnya menyerupai daging. Cita rasa unik jamur ini membuatnya banyak disukai oleh kalangan pecinta kuliner fine dining.

Habitat dan Persebaran Jamur Morel Rinjani

Jamur morel dikenal tumbuh di wilayah beriklim sedang, seperti Eropa, Amerika Utara, dan beberapa bagian Asia. Namun, M. rinjaniensis justru ditemukan di kawasan tropis Gunung Rinjani, yang memiliki suhu rata-rata 1–11°C di puncaknya.

Berdasarkan penelitian, jamur morel ini tumbuh di lingkungan yang dingin, lembap, dan sedikit terbuka seperti sepanjang tepi sungai kecil, jalur pendakian, daerah terbuka setelah penebangan pohon pinus, serta di bawah semak belukar lebat, menunjukkan preferensi habitat yang spesifik untuk pertumbuhannya.

Pertumbuhan jamur morel di Rinjani terjadi terutama pada awal musim kemarau sekitar bulan Maret hingga Juli, atau saat suhu lebih dingin tetapi kelembapan masih terjaga.

Baca juga Penemuan Indonesia Wild Shiitake Bukti Jutaan Spesies Jamur di RI Belum Terungkap

Telah Lama Dikonsumsi 

Masyarakat Lombok telah lama mengonsumsi jamur morel sebagai sumber pangan. Mereka biasanya memanennya di pekarangan rumah atau sekitar hutan Rinjani. Namun, dengan statusnya sebagai spesies baru bernilai tinggi, eksploitasi berlebihan dapat mengancam kelestariannya.

Atik Retnowati, peneliti BRIN, menekankan pentingnya penerapan pengelolaan berkelanjutan melalui tiga strategi utama yaitu budidaya in-situ dan ex-situ di zona transisi Gunung Rinjani, penerapan regulasi pemanenan yang ketat untuk mencegah over-harvesting atau pemanenan secara berkelbihan serta program pemberdayaan masyarakat lokal dalam upaya konservasi jamur morel.

Adapun Gunung Rinjani telah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark sejak 2018, sehingga pengelolaannya harus mematuhi protokol konservasi internasional.

Perlu Riset Lebih lanjut

Penemuan M. rinjaniensis membuka peluang baru bagi penelitian jamur morel di kawasan tropis. Selain bernilai ilmiah, jamur ini berpotensi menjadi komoditas unggulan jika dikelola dengan bijak.

Namun, tantangan seperti perubahan iklim, eksploitasi berlebihan, dan ancaman klaim sumber daya genetik oleh pihak asing harus diwaspadai. Kolaborasi antara peneliti, pemerintah, dan masyarakat menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutannya.

Dengan langkah tepat, jamur morel Rinjani tidak hanya akan memperkaya keanekaragaman hayati Indonesia, tetapi juga menjadi kebanggaan nasional yang bernilai ekonomi tinggi.

Baca juga Mirip Film “The Last of Us”, Spesies Jamur Ini Bisa Bikin Laba-Laba Jadi Zombie

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.