Mari Kawan GNFI kenalan dengan salah satu penerima apresiasi Astra Satu Indonesia Awards 2021! Beliau adalah Maman Sulaeman, seorang Pengembang Aplikasi Penilaian Belajar Tanpa Tinyal dan Tanpa Server. Maman merupakan salah seorang guru IT di Jawa Tengah. Lebih tepatnya ia mengajar di SMK Gondang Wonopringgo, Pekalongan, Jawa Tengah
Awalnya Maman mempunyai inovasi dalam membuat aplikasi ini didasarkan pada sulitnya kegiatan belajar dan mengajar saat pandemi menyerang.
Mulai dari sulitnya memberikan penilaian kepada siswa, siswa yang kehabisan kuota internet saat ujian tengah semester atau akhir semester. Hingga, keterbatasan sekolah dalam menyediakan internet.
Akhirnya, dengan tekad kuat, Maman membuat sebuah aplikasi yang bernama Tes Berbasis Komputer Ramah Seluler TCExam untuk Penilaian Kompetensi Minimum (TMFCBT untuk AKM).
Dilansir dari Indonesiana.id, Maman sudah menggembangkan aplikasi ini semenjak 2016. Yang awalnya aplikasi tersebut hanya bisa digunakan berbasis komputer, ia akhirnya mampu memodifikasi aplikasi tersebut dapat digunakan dalam platform manapun.
Aplikasi ini resmi diujicobakan pada saat Ujian Semester tahun 2020. Dengan adanya aplikasi tersebut, para siswa dapat mengerjakan ujian tanpa ada gangguan internet.
Bahkan, Maman membagikan aplikasi tersebut ke sekolah-sekolah lain secara gratis. Ia membagikan hasil project nya ini pada laman facebook-nya.
Tercatat, ia telah membantu banyak sekolah dalam memecahkan masalah kegiatan belajar & mengajar sekolah pada saat pandemi
Dilansir dari astra.co.id, ia telah membantu 16 sekolah dari 9 provinsi yang terletak di Indonesia dengan total siswa 4.671 siswa dan 464 user telegram yang sudah terdaftar.
Maman juga ingin memodifikasi dan meng-upgrade aplikasi buatannya untuk bisa digunakan oleh guru awam. Hal ini dikarenakan banyak guru-guru di luar sana yang masih belum melek teknologi.
Apresiasi Astra Satu Indonesia Awards (SIA) kepada Maman Sulaeman di bidang Teknologi menjadi penegasan bahwa inovasi yang paling berharga adalah yang lahir dari kebutuhan mendesak dan mampu memecahkan masalah dasar masyarakat.
Maman tidak hanya memodifikasi kode program (free and opensource TCExam) tetapi juga memodifikasi masa depan ribuan siswa yang terancam putus sekolah atau gagal ujian karena kendala jaringan.
Kisah Maman Sulaeman, seorang guru IT di Jawa Tengah yang berjuang melawan krisis pendidikan di era digital, adalah inspirasi bagi seluruh pendidik dan kaum muda Indonesia.
Inovasi yang dibawa Maman Sulaeman ini bukan sekadar solusi sementara, melainkan sebuah model keberlanjutan pendidikan yang mengatasi jurang digital di Indonesia.
Ia membuktikan bahwa kreativitas dan keikhlasan untuk berbagi dapat menjadi kekuatan transformatif yang memastikan pendidikan berkualitas dapat diakses oleh semua, terlepas dari keterbatasan sinyal maupun infrastruktur.
Inilah esensi sejati dari kontribusi nyata untuk membangun bangsa.
Seorang Maman Sulaeman menjadi pengingat bagi seluruh pemangku kepentingan bahwa guru di daerah pun mampu menjadi arsitek solusi digital yang menggerakkan roda pendidikan nasional.
Maman Sulaeman adalah simbol nyata dari pemuda yang menggunakan keahliannya di bidang teknologi untuk memberikan dampak sosial yang luas, sejalan dengan visi Astra dalam mendorong kemajuan bangsa.
Selain itu, Ia berharap aplikasi yang ia kembangkan dapat di legalkan untuk digunakan secara nasional untuk penilaian belajar di sekolah, teutama di daerah yang belum terjamah internet, daerah-daerah 3T.
Maman juga berharap aplikasi ini bisa dijadikan referensi Dinas Pendidikan di Indonesia untuk digunakan semua sekolah dalam berbagai jenjang Pendidikan.
#kabarbaiksatuIndonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News