Setiap organisasi sudah pasti punya budaya dan nilainya masing-masing yang dipegang. Begitu pula dengan reputasi yang senantiasa dibangun. Namun ada satu hal yang perlu diperhatikan: Semua itu sudah seharusnya benar-benar hidup di dalam organisasi dan alam pikiran anggotanya bukan sekadar jargon di luar.
Kunci untuk menghidupkan budaya dan nilai hingga pada akhirnya itu bisa membentuk reputasi adalah komunikasi internal. Bukan lagi cuma soal mengirim pesan, komunikasi internal yang ideal harus memberi ruang untuk mendengar, merangkul, dan menyatukan aspirasi. Di sini, reputasi publik kemudian bertumbuh dari dalam ke luar.
Hal tersebut menjadi bahasan utama dalam GoodTalk Off-Air bertajuk “Internal Communications: Membangun Budaya, Reputasi, & Integritas”. Bersama para narasumber yang merupakan pakar di bidang kehumasan, acara yang diselenggarakan Good News From Indonesia (GNFI) dan Perhumas di i-Hub Office & Coworking, Park Tower, Jakarta Pusat, pada Selasa (30/9/2025) itu menghadirkan diskusi untuk mencari best practice komunikasi internal demi menyatukan orientasi kerja seluruh anggota organisasi agar selaras dengan tujuan bersama.
Narasumber pertama, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi, Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Republik Indonesia & Bidang Pelatihan Kehumasan Perhumas, Deni Surjantoro, berbagi cerita tentang strategi komunikasi humas pemerintah dalam membangun integritas di era keterbukaan informasi. Dalam paparannya, Deni menekankan bahwa komunikasi eksternal yang baik lahir dari komunikasi internal yang baik pula. Maka dari itu, organisasi pemerintah wajib memiliki komunikasi internal yang ideal demi terwujudnya koordinasi, menciptakan pemahaman, serta membangun integritas di antara pegawai.
Hanya saja, dalam mewujudkan komunikasi internal yang optimal itu, khususnya Kemenkeu juga menghadapi tantangan, utamanya dari jumlah pegawai yang terbilang banyak. Dijelaskan Deni, Kemenkeu saat ini memiliki lebih dari 77 ribu pegawai yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia.
Di tengah tantangan itulah, Deni bersama timnya di Kemenkeu menjalankan beragam strategi. Pegawai ditumbuhkan integritasnya dan dilibatkan secara aktif sebagai duta informasi, lalu teknologi digital pun dimanfaatkan secara optimal, menggantikan medium konvensional seperti surat seperti pada masa lampau.
“Teknologi ini yg mempercepat distribusi informasi sekaligus memperluas jangkauan” kata Deni.
Deni juga menegaskan perlunya memastikan informasi dan materi komunikasi yang tersedia harus transparan dan valid. Tak hanya itu, isi pesannya pun harus konsisten. Dengan semua strategi tersebut, Kemenkeu merasakan sejumlah dampak positif yang dihasilkan.
“Ini semua mempunyai dampak positif. Pertama, kita dapat meminimalisir disinformasi, fitnah, dan kebencian. Kedua adalah lebih memperkuat citra pemerintah di mata publik, dan yang ketiga adalah ujungnya-ujungnya meningkatkan trust publik,” tambahnya,
Dengan komunikasi internal yang berjalan baik, ada hal penting yang diharapkan tertanam pada setiap pegawai Kemenkeu, yakni perilaku yang juga baik. Sebab, perilaku itu sendiri menjadi cerminan dari integritas pegawai.
“Integritas tidak hanya dibangun dari apa yang dikatakan ke publik, tetapi yang utama adalah tindakan nyata dan perilaku kita di depan publik,” pungkasnya.
Sementara Deni membagikan cerita mengenai praktik komunikasi publik di lingkungan instansi pemerintahan, narasumber kedua yakni Vice President Manajemen & Pengembangan SDM PT Pupuk Kalimantan Timur, Andika Perdana Putera, berbagi pengalamannya dalam menerapkan praktik komunikasi internal dalam mengelola sumber daya manusia di perusahaan manufaktur.
Di PT Pupuk Kalimantan Timur yang mengusung misi menjadi perusahaan berskala global yang berdaya saing tinggi dalam industri agrosolusi, kimia, dan petrokimia yang terintegrasi, Andika dan timnya punya tugas untuk mengasah integritas karyawan yang selaras dengan tagline perusahaan, "Future is Ours". Berbagai langkah pun ditempuh, mulai dari townhall meeting, monthly monitoring, hingga pembentukan komunitas hobi karyawan dan knowledge sharing antarkaryawan.
Dari pengalaman Andika dan PT Pupuk Kalimantan Timur, Komunikasi internal yang baik bakal menumbuhkan kebanggaan dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan. Pada akhirnya, ini berujung pada ikut meningkatnya produktivitas perusahaan secara keseluruhan.
Andika mengklaim bahwa salah satu bukti peningkatan produktivitas itu adalah mampu dijaganya kapasitas produksi pabrik dengan konsistensi komunikasi internal untuk meningkatkan daya saing perusahaan. “Kita mampu melakukan itu. Tidak semua perusahaan mampu menjaga produktivitas sebaik itu.” ujar Andika.
Salah satu kunci di balik keberhasilan PT Pupuk Kalimantan Timur adalah komunikasi yang dilakukan secara dua arah. Dengan cara itulah, hubungan antara manajemen dan karyawan pun terpupuk.
“Komunikasi internal membantu menghubungkan manajemen dan karyawan. Dengan keterbukaan, aspirasi dapat tersampaikan, integritas tumbuh, reputasi terjaga, dan budaya perusahaan semakin kuat.” demikian pesan Andika pada akhir pemaparannya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News