Pidato Presiden Indonesia di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) selalu menjadi momen penting yang dinanti. Tidak sekadar berbicara di hadapan dunia, tetapi juga menunjukkan bagaimana Indonesia memposisikan dirinya dalam percaturan global. Dari masa Bung Karno hingga Presiden Prabowo Subianto, podium Sidang Umum PBB telah menjadi saksi perjalanan panjang diplomasi Indonesia di panggung internasional.
Lewat pidato, Presiden RI menyuarakan pandangan tentang perdamaian, keadilan, kerja sama global, hingga tantangan kemanusiaan. Kehadiran ini memperlihatkan bahwa suara Indonesia punya bobot, sekaligus menegaskan prinsip politik luar negeri bebas aktif yang dipegang sejak era awal kemerdekaan.
Mari kita telusuri jejak para Presiden Indonesia yang pernah menyampaikan pidato bersejarah di Sidang Umum PBB.
Daftar Presiden Indonesia yang Menyampaikan Pidato di Sidang Umum PBB
Soekarno: 30 September 1960
Kawan GNFI pasti tahu, Bung Karno adalah Presiden pertama Indonesia yang berpidato di Sidang Umum PBB ke-15 di New York, 30 September 1960. Pidato legendaris berjudul “To Build the World Anew” itu menjadi salah satu tonggak sejarah diplomasi Indonesia.
Bung Karno menekankan perlunya dunia yang adil dan damai, bebas dari kolonialisme dan penindasan. Dalam orasinya yang penuh energi, beliau menyerukan agar bangsa-bangsa dunia membangun tatanan baru yang lebih setara. Arsip pidato lengkapnya bahkan masih tersimpan di Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
Pidato ini meninggalkan jejak mendalam karena memperlihatkan keberanian negara muda seperti Indonesia berbicara lantang di hadapan para pemimpin dunia.
Soeharto: 1970 & 1992
Presiden Soeharto beberapa kali tampil di forum PBB. Pada Sidang Umum PBB tahun 1970, ia menekankan pentingnya kerja sama pembangunan global dan penguatan peran negara-negara berkembang.
Dua dekade kemudian, tepatnya 1992, Soeharto kembali hadir di New York dalam Sidang Tingkat Tinggi tentang Lingkungan dan Pembangunan (Earth Summit). Dalam kesempatan itu, ia menegaskan komitmen Indonesia terhadap pembangunan berkelanjutan.
Lewat pidatonya, Soeharto ingin menunjukkan bahwa Indonesia bukan hanya bagian dari percaturan politik global, tetapi juga siap mengambil peran dalam isu lingkungan dan pembangunan dunia.
Megawati Soekarnoputri: 2003
Kawan GNFI, siapa sangka, Presiden Megawati Soekarnoputri juga pernah mengharumkan nama Indonesia di Sidang Umum PBB tahun 2003.
Berbeda dari para pendahulunya, Megawati tampil dengan khas Indonesia: mengenakan kebaya. Penampilannya sempat menjadi sorotan media internasional karena menunjukkan identitas budaya di panggung dunia.
Dalam pidatonya, Megawati menekankan pentingnya dialog antarbangsa untuk menjaga perdamaian dan stabilitas global, khususnya di tengah isu perang melawan terorisme pasca tragedi 11 September 2001.
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY): 2005, 2007, 2008, 2009, 2011
Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, tercatat beberapa kali menyampaikan pidato di Sidang Umum PBB.
Pada 2005, SBY menyoroti pentingnya rekonstruksi pasca bencana tsunami Aceh dan solidaritas dunia terhadap korban. Tahun-tahun berikutnya, ia banyak berbicara tentang demokrasi, perdamaian, serta perubahan iklim.
Pidato SBY sering dipuji karena gaya penyampaiannya yang sistematis dan diplomatis. Sebagai mantan jenderal, ia menekankan kerja sama global yang saling menguntungkan, bukan saling menekan.
Joko Widodo (Jokowi): 2020–2023
Di era digital, pidato Presiden Joko Widodo di Sidang Umum PBB mendapat atensi besar. Pada 2020, Jokowi menyampaikan pidato perdananya secara virtual akibat pandemi COVID-19.
Dalam pidato itu, ia menyoroti pentingnya solidaritas dunia menghadapi pandemi, ajakan untuk memperkuat multilateralisme, serta menolak rivalitas yang merugikan. Jokowi juga menekankan prinsip “no one left behind” dalam pembangunan global.
Tahun-tahun berikutnya, Jokowi terus menyoroti isu perdamaian, transisi energi, hingga kerja sama kesehatan global. Gayanya yang lugas dan sederhana menjadi ciri khas, sekaligus mudah dipahami audiens internasional.
Prabowo Subianto: 2025
Kawan GNFI, babak baru diplomasi Indonesia hadir ketika Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato perdananya di Sidang Umum PBB, 25 September 2025.
Prabowo mendapat giliran sebagai pembicara ketiga, sebuah posisi bergengsi di forum internasional. Dalam pidatonya, ia menekankan peran Indonesia sebagai jembatan perdamaian dunia, komitmen pada pembangunan berkelanjutan, serta penguatan kerja sama Selatan-Selatan.
Pidato Prabowo ini sekaligus menegaskan kesinambungan politik luar negeri Indonesia: bebas aktif, berdaulat, dan mengedepankan perdamaian dunia.
Makna Kehadiran Indonesia di Sidang Umum PBB
Kawan GNFI, apa makna sebenarnya dari pidato Presiden RI di Sidang Umum PBB?
Menunjukkan eksistensi Indonesia di dunia internasional – Sejak Bung Karno, Indonesia ingin menegaskan dirinya bukan sekadar penonton, tetapi pemain penting di panggung global.
Menyuarakan kepentingan negara berkembang – Hampir semua pidato Presiden RI menyinggung solidaritas antarbangsa, keadilan global, dan kerja sama pembangunan.
Mengokohkan prinsip bebas aktif – Indonesia konsisten menolak keberpihakan pada blok tertentu, melainkan mengedepankan dialog dan perdamaian.
Mencerminkan isu zaman – Dari kolonialisme, lingkungan, demokrasi, hingga pandemi, setiap pidato Presiden RI di PBB selalu terkait konteks global pada masanya.
Tidak kalah penting, pidato ini juga menjadi ruang untuk memperlihatkan identitas bangsa, baik lewat pilihan isu maupun penampilan Presiden di podium dunia.
Pidato Presiden Indonesia di Sidang Umum PBB bukan sekadar seremoni. Ia adalah cermin dari dinamika politik luar negeri, identitas bangsa, dan cara Indonesia memaknai perannya di dunia internasional.
Dari Bung Karno yang lantang menyerukan “To Build the World Anew” hingga Prabowo Subianto yang mengajak membangun jembatan perdamaian, semuanya menunjukkan konsistensi Indonesia sebagai bangsa yang ingin berdiri sejajar dengan dunia.
Kawan GNFI, pidato-pidato ini bukan hanya catatan sejarah, melainkan juga pengingat bahwa suara Indonesia tetap relevan di tengah tantangan global.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News