sanur sez tandai langkah indonesia masuk peta wisata medis regional - News | Good News From Indonesia 2025

Sanur SEZ Tandai Langkah Indonesia Masuk Peta Wisata Medis Regional

Sanur SEZ Tandai Langkah Indonesia Masuk Peta Wisata Medis Regional
images info

Sanur SEZ Tandai Langkah Indonesia Masuk Peta Wisata Medis Regional


Sanur di Bali memasuki babak baru dalam sejarahnya. Kawasan yang sejak lama dikenal dengan Hotel Bali Beach, diluncurkan Presiden Soekarno pada 1962 dan dibuka pada 1966, kini telah bertransformasi menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur.

Sanur bukan lagi sekadar destinasi wisata; kawasan ini telah menjadi KEK pertama di Indonesia yang didedikasikan khusus untuk kesehatan dan wisata medis.

Credit: Seasia/GNFI
info gambar

Credit: Seasia/GNFI


Sejak berdiri, hotel legendaris yang kini dikenal sebagai The Sanur ini telah mengalami beberapa kali perubahan nama: mulai dari InterContinental Bali Beach Hotel (BBIH), Bali Beach Hotel, The Grand Bali Beach, hingga Grand Inna Bali Beach Hotel.

Kini, kawasan bersejarah ini tidak hanya menawarkan akomodasi dengan pemandangan Samudra Hindia yang menakjubkan, tetapi juga menjadi pusat dari visi besar Indonesia untuk mengembangkan wisata medis.

Menjawab Tantangan Wisata Medis

Wisata medis di kawasan ASEAN selama ini didominasi oleh Singapura dan Malaysia. Dalam peluncuran resmi KEK Sanur pada 25 Juni 2025, Menteri BUMN Erick Thohir menekankan bahwa setiap tahun dua juta warga Indonesia mencari perawatan medis di luar negeri, dengan total pengeluaran mencapai Rp150 triliun (≈ USD 9,68 miliar). Sekitar 74% pasar ini dikuasai oleh dua negara tetangga tersebut.

KEK Sanur dirancang untuk membalikkan tren tersebut. Dengan fasilitas kelas dunia, berbagai insentif menarik seperti pembebasan pajak hingga 20 tahun, bebas bea masuk, serta pelonggaran aturan ketenagakerjaan dan keimigrasian, kawasan ini bertujuan menarik tenaga medis terbaik dari seluruh dunia sekaligus menghadirkan teknologi medis mutakhir ke Indonesia.

Tujuan akhirnya adalah menggeser pola wisata medis Indonesia dari keluar negeri menjadi masuk negeri, menjadikan Indonesia bukan lagi sekadar sumber pasien, tetapi juga destinasi yang mampu menarik pasien internasional.

Bali International Hospital: Ikon KEK Sanur

Credit: Seasia/GNFI
info gambar

Credit: Seasia/GNFI


Pusat dari pengembangan ini adalah Bali International Hospital (BIH), fasilitas modern dengan 12 Centers of Excellence, mencakup onkologi, kardiologi, hingga kedokteran estetik.

Setiap ruang perawatan dirancang oleh arsitek ternama dengan sentuhan budaya Bali serta dilengkapi teknologi canggih, termasuk sistem berbasis AI untuk pemantauan kesehatan 24 jam.

Kekuatan BIH juga terletak pada jaringan kemitraannya yang luas. Rumah sakit ini bekerja sama dengan 12 penyedia asuransi kesehatan internasional dan 30 rumah sakit global dalam sistem rujukan.

Selain itu, BIH menjalin kemitraan strategis dengan Icon Cancer Centre, Sapporo Cardiovascular Clinic, dan Innoquest. Hingga pertengahan Juni 2025, BIH telah menangani 1.425 pasien, di mana 60% di antaranya berasal dari luar negeri—sebuah capaian awal yang menandai pengakuan internasional terhadap Sanur sebagai destinasi utama wisata medis.

Konsep Wellness Village

Salah satu daya tarik unik KEK Sanur adalah konsep Wellness Village yang memadukan kedokteran modern dengan kearifan lokal. Pengunjung dapat merasakan praktik penyembuhan tradisional Usada Bali di pagi hari, lalu menjalani konsultasi nutrigenomik dengan pendekatan ilmiah mutakhir di sore hari.

Menurut Direktur Utama InJourney, Maya Watono, konsep ini merupakan strategi Indonesia untuk membedakan diri di pasar wisata medis global.

“Kami mencoba membangun sesuatu yang sangat Bali, sangat Indonesia—sebuah harmoni antara sains dan tradisi,” ujarnya dalam wawancara di Bali Beach Hotel pada 24 September.

Maya menambahkan bahwa KEK Sanur dikembangkan dengan menggabungkan kemajuan teknologi medis dan akar budaya lokal, menciptakan keselarasan antara ilmu pengetahuan dan tradisi. InJourney terus mengedepankan budaya Bali sebagai identitas unik yang ditampilkan di seluruh kawasan, sehingga nilai budaya menjadi bagian integral dari pengalaman wisata kesehatan dan kebugaran.

Dukungan Pemerintah dan Rencana Induk

KEK Sanur mendapat perhatian langsung dari pemerintah pusat. Presiden RI meresmikan tahap pertama pengembangan, menegaskan statusnya sebagai proyek prioritas nasional.

Dalam wawancara yang sama, Maya menekankan skala besar proyek ini:

“Ini adalah inisiatif pertama di bidang kesehatan. Jadi ini proyek yang sangat besar bagi Indonesia dan merupakan terobosan dalam banyak kebijakan.”

Ia mengakui adanya tantangan birokrasi, khususnya terkait aturan tenaga medis asing dan impor teknologi kesehatan. Namun, berkat kolaborasi lintas kementerian, dukungan pemerintah daerah, serta partisipasi masyarakat Bali, hambatan tersebut berhasil diatasi.

Maya juga menegaskan bahwa pengelolaan KEK ini mengikuti rencana induk dan studi kelayakan yang komprehensif untuk memastikan pembangunan jangka panjang tetap terarah:

“Siapa pun yang mengelolanya harus mengikuti rencana induk yang sudah kami tetapkan untuk keberlangsungan jangka panjang KEK ini.”

Investasi dan Dampak Ekonomi

KEK Sanur mencakup area seluas 41,26 hektare di Kota Denpasar, dengan total rencana investasi sebesar Rp10,2 triliun (≈ USD 658 juta). Proyek ini diproyeksikan menciptakan 18.375 lapangan kerja langsung dan 25.272 lapangan kerja tidak langsung. Hingga kuartal pertama 2025, realisasi investasi telah mencapai Rp4,42 triliun (≈ USD 285 juta) dan menyerap 3.822 tenaga kerja baru.

Secara nasional, seluruh KEK di Indonesia telah mencatat investasi kumulatif Rp276 triliun (≈ USD 17,8 miliar), dengan KEK Sanur menjadi salah satu kontributor penting. Dalam jangka panjang, kawasan ini diproyeksikan menjadi motor pertumbuhan ekonomi bernilai tambah, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Diandra Paramitha lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Diandra Paramitha.

DP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.