kampung tua bakau serip dari lahan eks sampah jadi kba berkelanjutan berbasis ekowisata mangrove - News | Good News From Indonesia 2025

Kampung Tua Bakau Serip, Dari Lahan Eks-Sampah Jadi KBA Berkelanjutan Berbasis Ekowisata Mangrove

Kampung Tua Bakau Serip, Dari Lahan Eks-Sampah Jadi KBA Berkelanjutan Berbasis Ekowisata Mangrove
images info

Kampung Tua Bakau Serip, Dari Lahan Eks-Sampah Jadi KBA Berkelanjutan Berbasis Ekowisata Mangrove


Hal yang terbuang tak selamanya menjadi sisa, tapi disana juga ada solusi yang bisa dimanfaatkan. Awalnya memang tak mungkin, dengan yakin maka sisa bisa jadi saksi akan perjuangan dalam membentuk hal baru menjadi lebih indah.

13,9 kilometer jaraknya dari Bandara Hang Nadim, dengan lahan seluas 7 hektar tempat ini jadi lahan hijau, aman, dan layaknya benteng alam dari ombak yang menembusnya.

Tempat ini pula seakan menjadi tempat yang berawal dari ‘kuburan sisa kehidupan’ jadi ‘pusat kelahiran’ khususnya bagi ribuan bibit bakau.

Berlokasi di Jl.Hang Lekiu, Km.4 RT/RW 02/10, Kelurahan Sambau, Nongsa, Batam. Kini, kawasan ini menjadi jantung ekosistem mangrove yang menarik. Pengunjung dapat menikmati keindahan alam sambil menyusuri jembatan kayu dan melihat keanekaragaman flora dan fauna di sekitarnya.

Hutan bakau yang berdiri tegak disini juga menjadi saksi bisu akan keajaiban yang tercipta dari tumpukan sampah yang akhirnya menjadi permata hijau, berkat perjuangan Gerry D. Semet.

Gerry D. Semet, sebagai Ketua Pokdarwis, memimpin perjuangan untuk menjaga dan memperbaiki lingkungan sekitar mangrove sebagai bagian dari upayanya dalam menjaga warisan pesisir.

Perjuangannya membawa perubahan besar dengan mengubah Kampung Tua Bakau Serip menjadi Desa Wisata yang mandiri dan berkelanjutan, hingga terakreditasi sebagai Kampung Berseri Astra.

Selain itu, tempat ini juga dianggap sebagai kampung adat Melayu, dengan pemandangan pohon kelapa yang meneduhkan. Mangrove menjadi daya tarik utama, dan menjadi fokus utama perjuangan Gerry D. Semet dalam membangun dan melestarikan kawasan ini.

baca juga

Dari Lahan Terbengkalai Jadi Ekowisata Berkelanjutan

Ekowisata Kampung Tua Bakau Serip | Foto: website resmi bakauserip.my.id
info gambar

Ekowisata Kampung Tua Bakau Serip | Foto: Website Resmi bakauserip.my.id


Kampung Tua Bakau Serip menjadi sebuah desa yang tidak menyerah pada nasibnya sebagai tempat sampah, melainkan memilih untuk bangkit kembali menjadi destinasi wisata yang menjanjikan.

Gerry D. Semet menjadi tokoh yang memimpin perubahan lahan yang terbengkalai menjadi lahan yang bernilai, menunjukkan bahwa awalnya tempat ini adalah Tempat Pengelolaan Sampah (TPA) yang dibuat kembali menjadi lahan produktif guna upaya yang berkelanjutan.

“Awalnya lokasi ini adalah tempat pembuangan sampah dan pada masa itu tidak ada tempat pembuangan sampah yang layak. Akhirnya warga membuang sampah rumah tangganya ke daerah mangrove ini,” ungkap Gerry D. Semet dalam wawancara di kanal YouTube Mangrove Pandangtakjemu, Selasa (26/3/2024).

Sejak dulu, lahan mangrove ini sudah ada, tetapi terlantar dan terbengkalai hingga banyak warga membuang sampah selama bertahun-tahun di sana. Selain itu, ada masalah lain, yakni hutan mangrove yang seharusnya dilindungi seringkali digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk membangun rumah dan pelataran dengan menebang bakau yang sudah hidup beratus tahun.

Permasalahan inilah yang membuat Gerry D. Semet tidak berhenti dan terus berpikir untuk bagaimana menjaga keutuhan hutan pesisir dari tindakan-tindakan yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Kepedulian Gerry D. Semet terhadap lingkungan, khususnya lahan hutan pesisir, tidak terjadi begitu saja. Ia juga sering mendapat stigma buruk oleh warga sekitar sebagai orang yang tidak masuk akal karena selalu membersihkan sampah di kawasan mangrove. Bagi masyarakat, sulit mempercayai bahwa tempat itu bisa benar-benar bersih setelah tindakan Gerry D. Semet.

Namun, Gerry D. Semet tetap berjuang membersihkan dan merawat hutan pesisir itu karena menurutnya, lokasi ini sudah ada sejak lama dan menjadi saksi bisu nenek moyang yang menjaga keutuhan hutan pesisir. Ia juga menyadari bahwa hutan bakau perlu dijaga dari generasi ke generasi, terlebih kondisinya masih dalam kondisi baik.

Meski banyak keraguan dari warga sekitar terhadap programnya, keinginan kuat Gerry D. Semet untuk menjadikan lahan dan desa menjadi tempat yang produktif menginspirasi dan membuka jalan baru untuk terus berkembang.

Gerry D. Semet penggerak Kampung Bakau Serip | Foto: instagram/mangrovepandangtakjemu
info gambar

Gerry D. Semet penggerak Kampung Bakau Serip | Foto: Instagram/mangrovepandangtakjemu


Usaha Gerry D. Semet perlahan mulai berhasil hingga masyarakat setempat sadar bahkan menjadi ikut serta dalam programnya untuk membangun kawasan ekowisata mangrove yang bernilai tinggi bagi kehidupan kampung tersebut.

“Awalnya masyarakat belum langsung terlibat, tapi kita mengajak dan mengedukasi agar mereka terlibat, terutama dalam pembuatan souvenir dengan bahan non-organik dan organik di ekowisata Mangrove Pandang Tak jemu di desa Kampung Tua Bakau Serip ini,” ujar Gerry D. Semet.

Kampung Tua Bakau Serip terpilih menjadi Kampung Berseri Astra (KBA)

Program Astra di Kampung Bakau Serip | Foto: instagram/mangrovepandangtakjemu
info gambar

Program Astra di Kampung Bakau Serip | Foto: Instagram/mangrovepandangtakjemu


Gerry D Semet menunjukkan kerja keras dan ketekunan dalam mengelola kawasan hutan mangrove ini, yang berdampak positif dan tidak sia-sia. Kawasan ekowisata mangrove ini bukan hanya terdiri dari orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam lainnya.

Kawasan ekowisata mangrove Kampung Tua Bakau Serip ini kemudian terpilih sebagai desa binaan Kampung Berseri Astra pada 2025 dari PT. Astra International., Tbk sebagai kampung berseri dengan usahanya menjaga warisan pesisir untuk program berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat sekitarnya.

Selain itu, kampung ini bukan sekadar angka, melainkan menjadi sebuah komunitas yang terus berkembang. Sejak menjadi desa binaan Astra, berbagai program telah dijalankan secara menyeluruh dan menghasilkan dampak positif bagi warga hingga kampung ini semakin berkembang. Kampung Tua Bakau Serip juga merupakan contoh nyata pengembangan ekowisata berbasis mangrove yang berkelanjutan.

Edukasi Mangrove | Foto: instagram/mangrovepandangtakjemu
info gambar

Edukasi Mangrove | Foto: Instagram/mangrovepandangtakjemu


Program Astra pun kian menginspirasi dengan ilmu baru yang diperoleh dan membantu dalam meningkatkan kampung hingga menjaga keberlanjutan alam. Fasilitas seperti panggung utama untuk wisatawan, camping ground, serta kegiatan edukasi kini telah tersedia.

Program Astra juga menumbuhkan program lain seperti kesehatan, pendidikan, wirausaha, dan lingkungan. Program ini sangat berdampak pada ekonomi warga Kampung Tua Bakau Serip dalam menambah penghasilan serta memberikan kesempatan lain seperti pendidikan dan lingkungan yang sangat mendukung program berkelanjutan di kawasan ini.

Selain itu, Kampung Tua Bakau Serip juga mendapatkan penghargaan sebagai peringkat ketiga dalam kategori souvenir dan masuk dalam daftar 50 Desa Wisata terbaik versi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam malam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) pada 2022.

Penghargaan ini menjadi motivasi besar bagi warga dan Gerry D. Semet untuk terus menjaga kelestarian lingkungan dan mengembangkan ekowisata pesisir, khususnya mangrove, dalam pengembangan ekowisata berkelanjutan.

Kampung Tua Bakau Serip menjadi representasi dari upaya pelestarian hingga penjagaan warisan budaya yang awalnya terbengkalai kini menjadi hutan mangrove yang berkelanjutan.

Jangan biarkan kerja keras ini sia-sia, jadilah bagian dari solusi dan ambil peran dalam menjaga mangrove sebagai upaya konservasi lokal, khususnya untuk Kampung Tua Bakau Serip.

#kabarbaiksatuindonesia

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RS
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.