Seperti yang kita tahu, plastik adalah salah satu material yang tidak bisa diurai oleh alam dengan waktu yang singkat. Limbah ini juga akan jadi berbahaya jika dibakar, atau berserakan di alam. Baik itu untuk manusia, hewan, hingga tumbuhan. Bukan hanya tentang polusi dan limbah yang mencemari saat ini saja, tetapi juga akan berdampak ke masa yang akan datang.
Untuk itu, meskipun realitanya limbah plastik masih berserakan dimana-mana dan banyak menumpuk di TPA, tetapi dengan perkembangan teknologi dan kemudahan mengakses informasi, kini permasalahan limbah plastik tidak hanya pekerjaan rumah bagi pemerintah. Satu persatu anak muda berkumpul di suatu kelompok, komunitas, atau yayasan mulai menyuarakan untuk mendaur ulang plastik.
Ragam cara mengolah plastik, meski tak semua berhasil tetapi kini setiap gerakan punya peranan untuk menjadi agen perubahan. Seolah saling mengajak dan menginspirasi. Seperti yang dilakukan Plasticpay.Jika sebelumnya Kawan sudah membaca tentang bagaimana mereka mengumpulkan limbah plastik melalui inovasi Reverse Vending Machine dan Dropbox, ini adalah cerita bagaimana mereka mengajak masyarakat agar mau terlibat mengumpulkan plastik. Tak hanya karena uang, tetapi juga demi lingkungan, demi keberlanjutan.
Plasticpay, Berbagi Insight Lewat Obrolan Santai
Diperkenalkan oleh Arif Rahman Abidin dan Suhendra Setiadi pada tahun 2019, tidak hanya melalui website, mereka juga aktif di media sosial Instagram. Tak hanya membagikan kabar tentang inovasi nya, tetapi juga mereka menjadikan ruang tersebut untuk berbagi insight tentang urgensi limbah plastik, hingga beberapa cerita mereka ketika mengolah limbah plastik.
Setahun berselang, di tahun 2020 mereka melebarkan sayap ke kanal YouTube. Di platform itu, Plasticpay aktif menyebarkan insight yang disampaikan melalui konten berupa podcast. Seri pertamanya sendiri rilis di tahun yang sama dengan inovasi Reverse Vending Machine, tepatnya pada Juli 2021 dengan tajuk “Ngobrol Santuy Tentang Gaya Hidup Ramah Lingkungan”.
Walau sempat tidak berjalan setelah 3 episode di tahun tersebut, kini mereka hadir kembali dengan branding baru yakni Plast Cast. Jika sebelumnya mereka berbincang dengan tokoh yang cukup ternama, di seri barunya ini mereka berbincang dengan individu yang punya cerita inspiratif.
Kolaborasi Mengolah Plastik Jadi Kain
Jika berbicara tentang cerita pengolahan plastik, setelah terkumpul nantinya plastik ini akan dihancurkan, kemudian dijadikan benang untuk diolah menjadi kain. Segala tahapan ini merupakan kolaborasi Plasticpay dan Inocycle yang dilakukan di pabrik. Dari kain ini kemudian mereka ubah menjadi produk tas botol, pouch mini, tas laptop dan topi yang dipasarkan lewat laman resminya.

Produk hasil daur ulang | YouTube: Plasticpay
Menariknya juga, di setiap produk mereka menyertakan informasi terkait berapa botol plastik yang diperlukan untuk membuat produk tersebut. Seperti contohnya 1 botol plastik untuk pouch dan7 botol plastik untuk tas laptop.
Puncaknya, di tahun 2023 atas segala inovasi dan programnya Plasticpay mendapat apresiasi SATU Indonesia Awards yang dianugerahi oleh PT Astra. Karena tak hanya berinovasi dan menyebarkan insight, lewat Reverse Vending Machine dan produk-produk yang dihasilkan oleh plastik mereka tidak hanya berperan untuk lingkungan, tetapi dengan upaya pengolahan limbah ini mereka bisa membuka peluang memberdayakan masyarakat.
Seperti yang dilakukan mereka saat ini, tak hanya mengolah di pabrik, tetapi kini mereka bekerjasama dengan penerima Desa Berseri Astra dan Kampung Berseri Astra. Lebih melibatkan UMKM.
#KabarBaikSATUIndonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News