Kawan GNFI, sampah plastik telah menjadi masalah serius di seluruh dunia. Berdasarkan data dari World Bank, sekitar 2,01 miliar ton sampah padat perkotaan dihasilkan setiap tahun, dan angka tersebut diperkirakan akan meningkat hingga 3,4 miliar ton pada 2050. Hal ini menambah tantangan besar dalam menjaga kebersihan lingkungan dan kelestarian bumi.
Namun, dengan perkembangan teknologi, kini ada berbagai solusi yang memungkinkan masyarakat untuk mengelola sampah plastik secara lebih efisien. Salah satu cara yang semakin populer adalah dengan menggunakan aplikasi untuk mendaur ulang sampah plastik, yang tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga menawarkan imbalan bagi para penggunanya.
Berikut ini adalah beberapa aplikasi yang dapat membantu mengubah sampah plastik menjadi uang!
1. E-Recycle
Aplikasi pertama yang layak dicoba adalah E-Recycle. Aplikasi ini menawarkan layanan pengumpulan sampah plastik di wilayah DKI Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Dengan E-Recycle, sampah plastik yang sudah dipilah akan dijemput langsung oleh mitra yang bekerja sama.
Setelah itu, sampah tersebut akan ditimbang secara digital dan akurat, dengan hasil yang bisa langsung dikonversi menjadi reward. Dilansir dari DLH Tanjung Pinang, reward ini dapat didonasikan kepada LSM yang bekerja sama dengan aplikasi ini, sehingga memberikan manfaat bagi lingkungan dan sesama.
2. Dibuang
AplikasiDibuang memiliki nama yang unik, yang merupakan singkatan dari "Dibuat Jadi Uang." Aplikasi ini menghubungkan pengguna dengan kolektor sampah terdekat, memungkinkan untuk meminta penjemputan sampah atau langsung menyetorkannya di lokasi drop-off.
Salah satu kelebihan Dibuang adalah kemampuannya untuk menyediakan reward dalam bentuk uang yang langsung bisa dicairkan setelah transaksi. Aplikasi ini baru tersedia di Kota Tangerang, tetapi dengan potensi berkembangnya pasar, Dibuang diharapkan bisa hadir di berbagai kota lainnya di Indonesia.
3. Rapel
Bagi yang tinggal di Yogyakarta, aplikasi Rapel dapat menjadi pilihan untuk mengelola sampah plastik. Melalui aplikasi ini, pengguna dapat mencatat sampah yang sudah dipilah, mengatur waktu dan titik penjemputan, serta bernegosiasi langsung dengan pengepul sampah.
Selain itu, pengguna juga dapat mengumpulkan poin yang dapat ditukarkan dengan berbagai hadiah menarik. Aplikasi Rapel berfokus pada sampah non-organik yang telah dipilah dengan baik, dan diharapkan bisa membawa perubahan signifikan terhadap pengelolaan sampah di kota-kota besar, terutama di Yogyakarta.
4. Octopus
Aplikasi Octopus berawal dari ide untuk membantu pemulung atau yang disebut pelestari sampah agar dapat meningkatkan taraf hidup mereka. Aplikasi ini kini sudah berkembang dengan cakupan di beberapa wilayah seperti DKI Jakarta, Tangerang, Jawa Barat, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Menurut Bank DBS, Octopus menawarkan peluang bagi pengguna untuk mendaur ulang sampah dan mendapatkan reward dalam bentuk uang atau voucher menarik. Dengan bantuan aplikasi ini, para pengguna dan pelestari sampah dapat berperan dalam upaya pelestarian lingkungan sambil mendapatkan imbalan.
5. Duitin
Duitin adalah aplikasi yang memfasilitasi pengguna untuk memilah dan mengumpulkan sampah anorganik yang dapat didaur ulang. Sampah yang terkumpul akan dibeli oleh mitra Duitin dengan harga yang sesuai dengan jenis sampahnya, dan hasilnya dapat dicairkan langsung atau digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti pulsa atau token listrik.
Dengan sistem reward yang berbasis pada Duitin Coin, aplikasi ini mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam mengelola sampah dengan cara yang mudah dan menyenangkan.
6. Rekosistem
Rekosistem merupakan aplikasi yang bekerja sama dengan PT MRT Jakarta untuk menyediakan tempat pengumpulan sampah plastik dan anorganik. Pengguna dapat menukarkan sampah yang sudah dipilah dengan poin, yang kemudian bisa ditukar dengan saldo dompet digital.
Aplikasi ini sudah dapat diakses di beberapa wilayah, seperti Jakarta, Tangerang Selatan, Bogor, Blitar, Cirebon, dan Semarang. Rekosistem juga menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
7. Gringgo
Untuk warga Bali, khususnya Denpasar,Gringgobisa menjadi solusi cerdas dalam mengelola sampah. Dengan menggunakan kecerdasan buatan (AI), Gringgo memfasilitasi pengguna untuk meminta penjemputan sampah mereka. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan informasi terkait pengolahan sampah yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Sampah yang sudah dikumpulkan dan dijemput akan diproses dan ditukarkan dengan uang sesuai dengan jenis dan jumlah sampahnya.
8. Plasticpay
Plasticpay adalah aplikasi yang bertujuan untuk mengurangi limbah plastik dengan cara yang mudah dan efisien. Pengguna dapat menukarkan sampah plastik mereka dengan Plasticpay Points, yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti donasi atau belanja online.
Plasticpay juga menawarkan opsi untuk menukarkan poin dengan dompet digital seperti OVO, GoPay, atau transfer bank, memberikan fleksibilitas kepada penggunanya dalam memanfaatkan reward yang diterima.
9. Bank Sampah Unit (BSU)
Selain aplikasi digital, konsep Bank Sampah Unit (BSU) juga semakin populer sebagai metode pengelolaan sampah. Melalui sistem ini, masyarakat dapat menyetorkan sampah yang sudah dipilah ke bank sampah setempat dan mendapatkan "tabungan sampah" yang dapat dikonversikan menjadi uang.
Sistem ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat, tetapi juga berkontribusi pada kebersihan dan pengelolaan sampah di tingkat lokal. Diwartawakan dari DLH Buleleng, di Kabupaten Buleleng, misalnya, terdapat Bank Sampah Induk (BSI) yang mengelola sampah dari berbagai Bank Sampah Unit di desa-desa, dengan hasil yang dihargai sesuai dengan jenis dan kualitas sampah yang disetorkan.
Melalui berbagai aplikasi dan sistem pengelolaan sampah yang ada, jelas terlihat bahwa sampah plastik tidak perlu menjadi beban. Dengan mengubah sampah menjadi uang, bukan hanya kebersihan lingkungan yang terjaga, tetapi juga ada keuntungan ekonomi yang bisa didapatkan oleh setiap individu yang terlibat dalam program ini.
Jadi, daripada membuang sampah begitu saja, lebih baik manfaatkan teknologi dan kolaborasi dengan aplikasi-aplikasi tersebut untuk menjaga kebersihan bumi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News