Dunia elektronika modern tidak dapat dipisahkan dari berbagai komponen elektronik yang berperan sebagai fondasi dalam setiap rangkaian. Setiap perangkat elektronik yang Kawan gunakan sehari-hari, mulai dari smartphone, televisi, hingga komputer, menggunakan kombinasi komponen elektronik yang bekerja secara harmonis untuk menghasilkan fungsi yang diinginkan.
Memahami berbagai jenis komponen elektronik dan fungsinya sangat penting, baik bagi pemula yang ingin mempelajari elektronika maupun bagi praktisi yang ingin memperdalam pengetahuannya. Nah, bagi Kawan GNFI yang ingin tahu lebih lanjut tentang berbagai macam komponen elektronik, pastikan untuk membaca artikel ini sampai habis!
Klasifikasi Komponen Elektronik: Aktif dan Pasif
Komponen elektronika secara umum terbagi menjadi dua kategori utama: komponen aktif dan komponen pasif. Pembagian ini didasarkan pada kemampuan masing-masing komponen dalam mengolah atau memanipulasi sinyal listrik yang melewatinya.
Komponen Aktif
Jenis ini memerlukan sumber daya eksternal untuk beroperasi dan mampu mengontrol aliran arus listrik, serta dapat memperkuat atau mengubah sinyal listrik. Ia bersifat dinamis dan dapat mengubah karakteristiknya berdasarkan kondisi operasi.
Contoh komponen aktif meliputi transistor, integrated circuit (IC), dioda, dan thyristor (dioda empat lapis).
Komponen Pasif
Jenis ini tidak memerlukan sumber daya eksternal dan tidak dapat memperkuat sinyal listrik. Komponen ini hanya dapat menghambat, menyimpan, atau melewatkan energi listrik tanpa mengubah karakteristik dasarnya. Yang termasuk komponen pasif adalah resistor, kapasitor, dan induktor.

ilustrasi circuit board sebuah alat elektronik | Foto: Unsplash/Umberto
Resistor: Pengatur Arus dalam Rangkaian
Resistor merupakan salah satu komponen elektronik yang paling fundamental dalam setiap rangkaian. Komponen ini berfungsi untuk menghambat atau membatasi aliran arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika.
Resistor memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang diukur dalam satuan ohm (Ω). Berdasarkan hukum Ohm, nilai hambatan resistor berbanding terbalik dengan jumlah arus yang mengalir melaluinya.
Rumus dasar yang berlaku adalah
V = I × R
dengan
- V adalah tegangan,
- I adalah arus, dan
- R adalah resistansi.
Dalam praktiknya, resistor digunakan untuk membagi tegangan, membatasi arus, dan sebagai beban dalam rangkaian elektronik.
Resistor tersedia dalam berbagai jenis, mulai dari resistor tetap (fixed resistor) hingga resistor variabel (variable resistor), seperti potensiometer dan trimmer. Setiap jenis memiliki karakteristik dan aplikasi yang spesifik dalam rangkaian elektronik.
Kapasitor: Penyimpan Energi Listrik
Kapasitor, juga dikenal sebagai kondensator, adalah komponen elektronik yang berfungsi untuk menyimpan muatan listrik sementara. Komponen ini terdiri dari dua pelat konduktor yang dipisahkan oleh bahan dielektrik atau isolator.
Kapasitas kapasitor diukur dalam satuan farad (F), meskipun dalam praktiknya lebih sering digunakan satuan yang lebih kecil, seperti mikrofarad (μF), nanofarad (nF), atau pikofarad (pF).
Kapasitor memiliki berbagai fungsi penting dalam rangkaian elektronik, antara lain
- sebagai filter untuk meredam noise,
- coupling dan decoupling dalam rangkaian AC/DC,
- timing circuit, dan
- penyimpan energi cadangan.
Berdasarkan bahan dielektriknya, kapasitor dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, seperti kapasitor elektrolit, kapasitor keramik, kapasitor film, dan kapasitor tantalum. Masing-masing jenis memiliki karakteristik khusus yang sesuai untuk aplikasi tertentu.
Induktor: Penyimpan Energi Magnetik
Induktor adalah komponen pasif yang terbuat dari kumparan kawat dan berfungsi untuk menyimpan energi dalam bentuk medan magnetik. Ketika arus listrik mengalir melalui induktor, akan terbentuk medan magnetik di sekitar kumparan tersebut. Induktor memiliki sifat menolak perubahan arus yang mengalir melaluinya.
Nilai induktansi diukur dalam satuan henry (H), meskipun dalam praktiknya sering digunakan milihenry (mH) atau mikrohenry (μH).
Induktor banyak digunakan dalam rangkaian filter, transformator, choke untuk meredam noise, dan dalam rangkaian osilator untuk menentukan frekuensi.
Transistor: Saklar dan Penguat Elektronik
Transistor merupakan komponen aktif yang sangat penting dalam elektronika modern. Komponen ini memiliki tiga terminal utama: basis, kolektor, dan emitor (untuk jenis bipolar), atau gate, drain, dan source (untuk jenis field-effect). Transistor dapat berfungsi sebagai saklar elektronik atau sebagai penguat sinyal.
Sebagai saklar, transistor dapat mengontrol aliran arus besar dengan menggunakan arus kontrol yang kecil. Sementara sebagai penguat, ia dapat memperkuat sinyal input menjadi sinyal output yang lebih besar.
Ada dua jenis utama transistor, yaitu Bipolar Junction Transistor (BJT) dan Field Effect Transistor (FET). Masing-masing memiliki karakteristik dan aplikasi yang berbeda.
Integrated Circuit (IC): Revolusi Miniaturisasi

ilustrasi integrated circuit | Foto: Wikimedia Commons/T137
Integrated circuit (IC) adalah komponen yang mengintegrasikan ribuan hingga miliaran transistor dan komponen elektronik lainnya dalam satu chip silikon berukuran sangat kecil. IC mewakili revolusi dalam dunia elektronika karena memungkinkan miniaturisasi rangkaian yang kompleks menjadi bentuk yang sangat kompak.
IC dapat dibedakan berdasarkan kompleksitasnya, yakni
- Small Scale Integration (SSI),
- Medium Scale Integration (MSI),
- Large Scale Integration (LSI),
- Very Large Scale Integration (VLSI), dan
- Ultra Large Scale Integration (ULSI).
Contoh IC yang umum digunakan meliputi microprocessor, microcontroller, memory, operational amplifier, dan digital logic gates.
Kemampuan IC untuk mengintegrasikan fungsi yang kompleks dalam bentuk yang kecil telah memungkinkan pengembangan perangkat elektronik modern yang powerful tetapi portabel, seperti smartphone, tablet, dan berbagai perangkat IoT.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News