Industri musik Indonesia sebentar lagi mencatat sejarah baru. Konferensi Musik Indonesia (KMI) 2025 akan digelar di Jakarta pada 8–11 Oktober 2025. Inilah forum pertama yang secara resmi mempertemukan seluruh pemangku kepentingan musik dengan pemerintah, sebuah momentum yang belum pernah terjadi selama 80 tahun Indonesia merdeka.
Inspirasi KMI 2025 tidak lepas dari perjuangan almarhum musisi Glenn Fredly. Pada 2018, Glenn memprakarsaiKonferensi Musik Indonesia (KAMI) di Ambon yang kemudian memperkuat predikat kota itu sebagai bagian dari UNESCO Creative Cities Network dalam kategori City of Music. Inisiatif berlanjut di Bandung pada 2019, namun gaungnya meredup. Kini, semangat itu kembali dinyalakan melalui KMI 2025.
“Spirit itu kita tangkap dan kita terus kobarkan api semangatnya,” ujar Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (24/9/2025).
Tema dan Tujuan KMI 2025: Satu Nada Dasar untuk Ekosistem Musik
Dengan mengusung tema “Satu Nada Dasar”, KMI 2025 hadir sebagai ruang diskusi formal yang menyatukan musisi, promotor, platform digital, dan regulator. Selama ini, komunikasi hanya terjadi di ruang informal, seperti belakang panggung atau bandara. KMI 2025 menjadi forum resmi pertama untuk menyamakan visi seluruh aktor dalam ekosistem musik nasional.
“Sejak 80 tahun Indonesia merdeka, baru kali ini para pelaku musik bisa duduk bersama dengan pemerintah,” tegas Giring, yang juga dikenal sebagai mantan vokalis band.
Industri Musik sebagai Infrastruktur Ekonomi
Lebih dari sekadar hiburan, musik kini diakui sebagai infrastruktur ekonomi yang berpotensi besar mendorong kesejahteraan nasional. Nilai ekonomi musik Indonesia diperkirakan mencapai triliunan rupiah setiap tahun, terutama melalui konser, hak cipta, dan distribusi digital. Namun, tanpa kebijakan yang terstruktur, potensi ini sulit dimaksimalkan.
KMI 2025 mengedepankan pendekatan lintas sektor. Isu musik terkait erat dengan hukum (hak cipta, royalti), keuangan (perpajakan, pembiayaan), ketenagakerjaan, hingga pariwisata. Oleh karena itu, forum ini juga akan melibatkan perwakilan dari berbagai kementerian dan lembaga negara.
“Forum ini akan mendudukkan ekosistem musik dengan regulator. Hasilnya berupa roadmap serta rekomendasi kebijakan lintas kementerian,” jelas Giring.
Isu Krusial di Konferensi Musik Indonesia 2025
Agenda KMI 2025 tidak sekadar wacana, tetapi diarahkan untuk menghasilkan peta jalan konkret. Beberapa isu penting yang akan dibahas meliputi:
Tata kelola hak cipta dan sistem royalti yang adil
Distribusi musik lokal ke pasar global
Skema perpajakan dan pembiayaan industri kreatif
Potensi pariwisata musik melalui festival dan konser
Kurikulum musik yang relevan dengan era digital
Selain itu, forum juga akan menyoroti perlindungan musik etnik Nusantara, agar tidak tenggelam dalam arus globalisasi. Kehadiran platform digital global seperti Spotify dan YouTube di sesi masterclass memberi peluang besar bagi musisi lokal untuk menembus pasar dunia.
Agenda KMI 2025 dan Jakarta Musikcon
Konferensi Musik Indonesia 2025 akan berlangsung pada 8–10 Oktober dengan rangkaian gelar wicara, diskusi panel, dan kelas intensif. Sebagai penutup, pada 11–12 Oktober akan digelarJakarta Musikcon, sebuah perayaan musik yang melibatkan konser, pameran, dan showcase talenta baru.
Dengan dua agenda besar ini, KMI diharapkan tidak hanya memperkuat industri musik dalam negeri, tetapi juga mempertegas posisi Indonesia sebagai pusat perkembangan musik di Asia Tenggara dan dunia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News