“Bersama-sama kita dapat melestarikan hutan, mengamankan harta karun yang luar biasa ini untuk masa depan anak-anak”.
Begitulah isi dari sebuah quotes dari Chico Mendes, seseorang dari Brazil yang semasa hidupnya aktif memperjuangkan reformasi lahan dan pelestarian di hutan Amazon. Berbicara tentang harta Karun, di bumi ini ada banyak harta yang tersimpan. Bukan uang, emas, elektronik, atau peralatan canggih, yang dimaksud disini adalah kekayaan alamnya.
Dari sebuah hutan kita memiliki kekayaan seperti rempah, buah dan sayur, ragam flora dan fauna, hingga suasana yang asri. Kawasan ini juga kerap dianggap menjadi paru-paru dunia. Tak hanya itu, di laut juga ada harta yang amat banyak. Dari hewan laut, beragam tumbuhan laut, menyuguhkan pemandangan, dan suasana angin yang berhembus sepoi-sepoi.
Bukan hanya dikenal sebagai kilang minyak terbesar, tetapi laut menjadi salah satu lahan mata pencaharian terbesar di Indonesia. Baik dari kekayaan ikan tangkap hingga ladang garam.
Namun sayang, kini karena banyaknya penambangan, pengerukan, dan kegiatan berburu yang berlebihan. Ditambah lagi kini global sedang menghadapi isu yang sama yakni pemanasan global dan perubahan iklim. Maka dari itu kini penting bagi tiap individu bagian kelompok untuk turut berperan dalam membuat peluang, hingga membuat perubahan baik di masa mendatang.
Rawat Bumi, Aksi Kolaborasi Merayakan Hari Bumi Sedunia
Seperti salah satunya yang dilakukan oleh sebuah platform LindungiHutan dengan agenda Rawat Bumi. Sebuah aksi penghijauan serta perlindungan biodiversitas sejak 2019 yang memberdayakan masyarakat dengan paket program dan layanan end-to-end. Aksi ini merupakan ajakan untuk kolaborasi yang beberapa anak programnya Konservasi Mangrove, Terumbu Karang, & Tukik, lalu ada juga Konservasi Tanaman Hutan dan Pemeliharaan Gajah.
Melalui program ini, kolaborator akan mencapai tiga target keberlanjutan sekaligus lewat aksi penghijauan, perlindungan biodiversitas, dan penguatan komunitas. Yang mana ini semua dapat dilakukan di beberapa kawasan seperti di Jakarta, Semarang, Cilacap, Cirebon, hingga Bali.
Kado Bumi, Gerakan Menanam sebagai Bentuk Perayaan
Adapun program kolaborasi lainnya yang serupa adalah Kado Bumi. Sebuah kampanye yang fokusnya untuk gerakan menanam pohon. Adapun yang sedang berjalan saat ini seperti:
- Bergerak Bersama, Lindungi Hutan Kalimantan
- 1000 Pohon untuk BTS Jimin
- 1000 Pohon Kado Raka Sasha #NATABUMI
- Kado Wisuda Haqqi Hidayatullah
- Irma dan Kiki Wedding Gift Project for Demak
Nantinya kampanye ini akan dilakukan di laman web yang berbeda dengan laman web LindungiHutan. Nantinya setelah diluncurkan, pihak kolaborator akan dibebaskan untuk menyusun skema penanaman dan juga cara untuk mempromosikan. Jika Rawat Bumi adalah bentuk dari mendukung serta memperingati Hari Bumi Sedunia, program ini ditujukan sebagai bentuk untuk merayakan sesuatu untuk personal. Seperti misalnya ulang tahun, kelulusan, atau pernikahan.
Menurut data dari laman resminya, per-2025 sudah ada lebih dari 630 mitra, lebih dari 2.300 kampanye, dan hingga 1.1 juta pohon telah ditanam. Yang mana mereka sudah menunjukkan suatu perubahan dan usaha. Bukan hanya tentang menanam pohon atau reboisasi semata.
Transformasi LindunguHutan
Berbicara tentang LindungiHutan, kelompok ini berdiri sejak 2016 dan diperkenalkan oleh Miftachur Robani bersama Chashif Syadzali. Kala itu idenya muncul ketika mereka berinteraksi bersama petani lokal di utara Kota Semarang yang hidup dengan kondisi terdampak rob yang sudah terjadi bertahun-tahun. Dari situlah mereka mempunyai rencana untuk menggalang dana yang fokusnya untuk penanaman dan modal untuk bibit.
Di tahun 2018, mereka bertransformasi menjadi badan hukum dan kemudian sejak tahun 2019 hingga 2022 mereka berupaya mengembangkan platform-nya baik di website ataupun aplikasinya. Namun tetap aktif dengan segala kampanye dan insight yang mereka ceritakan di media sosialnya.
Lalu berkat program Rawat Bumi yang konsisten memberikan dampak, di tahun 2024 LindungiHutan mendapat penghargaan apresiasi SATU Indonesia Awards dari PT Astra. Tentu hal ini bukan hanya penghargaan, tetapi juga modal untuk lebih menjangkau audiens dan membangun kolaborasi lebih luas. Yang mana ini semua demi keberlanjutan bumi, baik hutan, laut, maupun ekosistem yang ada didalamnya.
#KabarBaikSATUIndonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News