Uniknya Salak Nglumut dan Salak Pondoh

Foto: Salak Nglumut dan Pondoh yang Menjadi Komoditas Ekspor Andalan Desa Kaliurang | Sumber: Pixabay/huey3800
Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung merupakan salah satu desa terluar di Kabupaten Magelang. Desa ini terletak di lereng Gunung Merapi yang membentang di bumi tanah jawa. Ia diapit oleh dua sungai besar yaitu, Sungai Bebeng dan Sungai Krasak.
Desa ini termasuk dalam kategori Kawasan Rawan Bencana III karena aktivitas Gunung Merapi yang sangat aktif. Gunung yang menjulang ke angkasa dengan tinggi sekitar 2930mdpl tidak hanya memberi pemandangan yang menakjubkan di negeri kita, tetapi juga memberi manfaat ke sebuah desa sederhana di sekitarnya dengan menyediakan tanah yang amat subur.
Didukung oleh kondisi geografis, desa ini menjadi salah satu desa agrikultur yang memiliki segudang inovasi. Desa Kaliurang menjadi pusat pembudidayaan salak, terutama salak nglumut dan salak pondoh. Bukan main luasnya, lahan yang dijadikan tempat penanaman salak di sini berukuran 310 hektar, seperti yang dilansir dari unggahan Instagram @ditjenpei.kemendesa.
Dengan luas lahan yang begitu besar, suplai produksi salak di desa ini sangat melimpah. Menurut Agus Suryono, Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Ngudi Luhur, desa ini telah mengekspor salak ke pasar global sejak tahun 2015 melalui organisasi yang telah didirikan sejak tahun 2007 tersebut. Gapoktan Ngudi Luhur memberikan wadah bagi kelompok tani untuk menyalurkan hasil panen mereka ke kancah internasional.
Salak yang dibudidayakan di Desa Kaliurang biasanya merupakan salak varietas nglumut dan pondoh. Salak ini memiliki rasa yang manis dan daging bertekstur renyah. Meskipun kedua varietas mirip, tetapi salak nglumut memiliki buah yang berukuran jauh lebih besar daripada salak pondoh. Salak nglumut, bentuk buahnya, berbentuk segitiga atau bulat telur terbalik. Kulitnya berwarna kuning kecokelatan dengan sisik pendek yang tersusun rapi.
Daging buahnya berwarna kuning keputihan seperti salak pada umumnya. Salak ini memiliki dua hingga tiga biji per buah. Biasanya salak nglumut ditanam ketika musim penghujan dengan kadar air tanah yang terhitung sangat lembab.
Berhasil Ekspor Salak Hingga 224 Ton
Dengan hasil produksi salak yang begitu melimpah, Desa Kaliurang memiliki potensi yang sangat besar untuk memasarkan hasil panen mereka di luar negeri. Potensi ini dieksplor dengan sangat baik oleh para petani di desa tersebut.
Dilansir dari laman Gemilang FM, total hasil panen yang diproduksi di Desa Kaliurang mencapai 224 ton dari tahun 2009 hingga tahun 2024. Desa Kaliurang mengekspor hasil panen melalui Packing House Gapoktan Ngudi Luhur maupun pihak yang akan menyalurkan Salak ke negara tujuan ekspor.
“Dikirim ke Tiongkok atau Cina, kemudian kami kirim juga ke Jerman, kirim juga ke Kamboja, Kamboja paling banyak, lalu ke Thailand,” ungkap Agus
Selain itu, Desa Kaliurang memiliki kreativitas yang tidak terpaku hanya pada salak nglumut sebagai buah tidak terolah. Warga dari desa ini, salah satunya Sri Astuti, berinovasi untuk membuat olahan keripik salak dari hasil panen. Pemilik UMKM HOLA (Hasil Olahan Salak) Gemilang itu mengaku bahwa beberapa kali inovasinya menarik perhatian mancanegara.
Seperti dilansir dari laman Kompasiana, Sri Astuti mendapat kunjungan turis asing kurang lebih sepuluh kali. Ia menjelaskan bahwa keripik yang ia buat belum pernah diekspor, tetapi ada kenalan yang memesan untuk menjualkan kembali sebagai oleh-oleh di luar negeri seperti Brunei, Malaysia, Thailand dan Jepang. Ini memperkuat motivasinya sebagai pelaku UMKM untuk meningkatkan mutu penjualan.
“Sangat senang saya, jadi tambah termotivasi untuk meningkatkan kualitas penjualan, dan memperluas pasar, ya sebagai peningkatan harga jual salak,” jelas Sri Astuti.
Peresmian Desa Kaliurang sebagai Kampung Salak
Atas pencapaian luar biasa Desa Kaliurang, desa ini ditetapkan sebagai Kampung Salak. Peresmian Kampung Salak dilakukan di Balai Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Selasa (15/10/2024). Acara ini juga melaksanakan ceremony ekspor, pergelaran seni budaya, dan bazar expo UMKM. Dalam bazar expo UMKM, dihadirkan berbagai produk hasil olahan salak. Seperti manisan, keripik, serta produk olahan lainnya.
Dilansir dari laman media Suara Merdeka, acara ini dihadiri oleh berbagai pihak. Mulai dari Plt Direktur Jenderal Hortikultura (kementerian pertanian), Dr. Ir. Muhammad Taufiq Ratule M.Si. Kemudian, Muhammad Asnawi Sabil, S. Ag., M.Si. selaku Direktur Promosi dan Pemasaran Produk Unggulan Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Perwakilan Kemendes RI) juga meramaikan kegiatan ini. Astra Grup diwakili oleh Heny Nurulliati Korwil (Koordinator Wilayah) Astra Grup Semarang, Alfriza Tri Wibowo Korwil Astra Grup Yogyakarta, dan Triyanto (Head of Social Engagement Astra).
Serta Kapolsek Srumbung, Suharno selaku Anggota DPRD Kab. Magelang, PJ Gubernur Jawa Tengah yang diwakili Supriyanto Kadis Pertanian Provinsi Jawa Tengah. Terakhir, acara ini dihadiri oleh PJ Bupati Kab Magelang yang diwakili Kadis Pertanian Kabupaten Magelang dan perwakilan Balai Karantina Semarang Bp. Irsan, Camat Srumbung, dan Ibu Kepala Desa Srumbung.
Dalam kesempatan ini, Muhammad Asnawi Sabil, mewakili Kemendes RI berharap kerjasama DSA (Desa Sejahtera Astra) dengan Kemendes mampu membina dan meningkatkan produk serta potensi desa.
"DSA Magelang yang dibina dan didampingi oleh pendamping mitra kerja Astra yaitu Kelir Berdikari, telah menghadirkan program ekspor dan adanya icon kampung salak. Harapannya dapat memberi dampak nantinya dan semakin meningkatkan pendapatan masyarakat disekitar," tuturnya di sela acara.
Peresmian ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa Astra sepenuh hati ingin mewujudkan cita-cita bangsa melalui kerjasamanya terhadap desa-desa yang sedang berkembang. Prestasi Desa Kaliurang merupakan proses panjang yang melibatkan petani, warga desa, pemerintah dari kepala desa hingga ke kementerian pertanian dan kementerian desa, serta Astra yang menjadi mitra serta pembina dan pendamping bagi desa-desa berkembang di berbagai sektor.
Dari lereng Gunung Merapi, di daerah yang sangat jauh dari pusat kota, Desa Kaliurang mampu menunjukkan hasil yang layak sekali diikuti oleh desa-desa lain. Kaliurang tidak hanya menjadi ikon transformasi menuju kesejahteraan, tetapi juga inspirator bagi lingkungan sekitar.
Kawan GNFI, kita bisa belajar banyak sekali dari proses Desa Kaliurang mencapai prestasinya di masa ini. Siapa sangka kawasan terpencil dengan akses kurang memadai yang dikatakan rawan bencana dapat memberikan prestasi yang luar biasa untuk negara kita.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News