Bersama riuh mangkuk dan sendok yang saling beradu, ditengah keramaian warung bakso disalah satu sudut Kota Serang. Seraya menahan napas berat dan bahu yang menegang, 3 orang berkumpul. Geram melihat semakin maraknya kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak. Berita yang silih berganti tak hanya dari tangkapan layar namun juga terdengar langsung melalui telinga mereka.
Dengan mata berkaca-kaca namun penuh semangat, Hana Maulida mengisahkan perjalanannya bersama 2 teman baiknya dalam menginisiasi berdirinya Kakak Aman Indonesia. Disampaikannya pada saat Talkshow Good Movement yang diselenggarakan GNFI, Jum’at (12/9/2025) lalu.
Menurut data Kemen PPPA 2024, lebih dari 2 dari 5 anak Indonesia mengalami kekerasan seksual. Hal ini menunjukan puluhan ribu anak tumbuh dalam trauma dan ketakutan.
Data ini bukanlah sekedar angka tanpa makna, namun gambaran nyata generasi penerus bangsa. Disaat anak-anak seusianya menjalani hidup penuh kebahagiaan, terdapat anak-anak disekitar kita tak lagi merasakan itu. Canda dan tawa meredup dan seolah tak akan pernah kembali, akibat pikiran kotor orang dewasa.
Silence not always Gold
Pengalaman di lapangan memaksa Hana menerima kenyataan bahwa angka kasus kekerasan pada anak tak ubahnya fenomena gunung es. Terlihat landai diatas, namun tajam menukik dibawah. "Ini menjadi fenomena gunung es. Jadi datanya sudah banyak, tapi dikenyataannya lebih banyak lagi", tukas Hana dengan lugas. Masih banyak kasus kekerasan yang tidak terlaporkan dan trennya semakin meningkat.
Kecenderungan masyarakat memendam kasus kekerasan yang menimpanya dengan berbagai alasan. Mereka menganggap hal itu sebagai aib, hal yang tabu, memalukan jika kasus itu dilaporkan. Bahkan putus asa dengan keadilan hukum di negeri ini. “Se-melelahkan itu berurusan dengan hukum”, ungkap Hana.
“Aku berharga”
Pelaku kasus kekerasan pada anak tidak hanya datang dari orang luar. Bahkan keluarga dekat terkadang menjadi pelakunya. Ironis, ketika orang-orang terdekat seharusnya dapat menjadi pelindung anak-anak namun tidak berlaku lagi dimasa ini.
Kurangnya pengetahuan tentang pendidikan seksual, menjadikan orang dewasa tidak memiliki kemampuan menjelaskan sehingga membuat anak-anak kurang terlindungi. "Ketika ada orang yang memegang bagian tubuh pribadinya, berarti orang itu memiliki niat tidak baik sekalipun ayahnya sendiri.", jelas Hana.
Anak-anak yang mendapatkan edukasi seksual sejak dini, akan lebih terlindungi. Merasa bahwa dirinya berharga, sehingga tidak mudah diganggu. Sejalan dengan harapan #KakakAman melalui metode yang diterapkannya. “Fokus utama memberdayakan anak untuk melindungi dirinya sendiri dengan pendidikan seksual yang interaktif dan menyenangkan.”, jelas Hana.
Dari Ketulusan menjadi Harapan
Terlahir dari kegelisahan Hana Maulida, seorang ASN yang bertugas di bidang perlindungan anak Kota Serang, Banten. Bermula bukan dari orang-orang spesial dengan keahlian khusus. Dengan penuh binar Hana menyampaikan, “Diri saya pribadi tidak istimewa”, namun dia merasa luar biasa tersentuh ketika orang-orang dari latar belakang berbeda bergerak bersama untuk saling peduli dengan isu kekerasan seksual terhadap anak. Membuka kesadaran bahwa siapa saja bisa menjadi agen untuk menyampaikan isu ini.
Gerakan Kakak Aman Indonesia, menghadirkan sosok kakak yang melindungi dan memberikan perasaan aman bagi anak-anak. Gerakan ini mengisi gap yang terjadi di masyarakat akibat minimnya edukasi. Mengikis ketabuan akibat misinformasi pendidikan seksual.
Selain fokus pendidikan untuk anak-anak, gerakan ini juga menyasar ke orang tua dan guru sebagai support system. Edukasi juga diberikan kepada para guru dan komite sekolah. Gayung bersambut, pada akhirnya melahirkan komunitas "guru aman", sebagai forum berbagi keresahan dan permasalahan yang dihadapi di sekolah.
Kehadiran #KakakAman ditengah anak-anak korban kekerasan seksual menumbuhkan harapan bahwa mereka tidak sendiri, masih ada kepedulian yang menaungi mereka. Bagi anak-anak Indonesia, kini mereka memiliki pijakan bahwa mereka berharga untuk dirinya dan bangsa ini.
#KakakAman: Mudah, Murah, Menyenangkan
Pada jaman digitalisasi ini, #KakakAman justru menggunakan cara konvensional dalam mengedukasi anak-anak. Melalui dongeng, worksheet interaktif, lagu-lagu, games dan poster edukasi. Metode ini membuat interaksi dengan anak-anak menjadi lebih intens dan lebih menyenangkan.
Modul yang disediakan dapat diadaptasi dengan mudah dan tentunya gratis. Memanfaatkan body safety kit dengan menggunakan barang-barang yang mudah didapatkan disekitar kita, mematahkan anggapan bahwa pendidikan seksual ekslusif dan tabu. Tidak hanya itu, dengan metode ini akan lebih cepat tersebar di masyarakat luas.
Hingga saat ini, 4000 lebih anak dan 250 lebih guru telah teredukasi melalui #KakakAman. 17 lebih daerah di Indonesia telah menerima manfaat dengan mengadaptasi modulnya. Tidak hanya berjejaring dengan pihak pemerintah, namun juga dengan pihak swasta.

Kakak Aman Bersama Tim Kajian Anak Muslim di Masjid Ats-Tsauroh Kota Serang | Foto: Instagram/@kakakaman.id
Rekognisi: Pengakuan yang menjadi Mood Booster
Belum genap 1 tahun berdiri tepatnya pada Desember 2023, #KakakAman terpilih menjadi salah satu proyek sosial terbaik se-ASEAN dalam ajang Young South Asia Leadership Initiatives (YSEALI) dalam program YSEALI Seeds for the Future. Mengalahkan lebih dari 800 pendaftar.
Tak hanya itu, pada Oktober 2024 #KakakAman terpilih menjadi program pendidikan terbaik kompetisi nasional bergengsi Astra SATU Indonesia yang diikuti oleh 18.000 lebih pendaftar. Melalui pintu Astra ini, terbuka berbagai kesempatan berharga untuk memaksimalkan potensi dan membawa isu yang sedang mereka concern ke jaringan yang lebih luas.
Rasa takjub dan syukur yang luar biasa besar, pengalaman yang dialami Hana dan tim ketika berhasil masuk proses penjurian. Perasaan berdebar ketika audiensi didepan tokoh-tokoh besar nasional yang bertindak selaku juri. "Masuk ke final aja rasanya udah menang", dengan semangat Hana membagikan momennya. Hingga akhirnya mereka menjadi juara, hampir tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Hingga setelahnya, mengalir berbagai penghargaan diperoleh #KakakAman. Semua prestasi yang diraih tidak hanya sekedar pengakuan bahwa Gerakan #KakakAman “berdampak”, tapi juga menjadi mood booster untuk lebih kencang berlari. Dunia ini terus bertumbuh dan tidak akan menunggu.
Mewujudkan Mimpi dan Harapan
Kini mimpi Hana dan tim tak lagi hanya angan. Mimpinya tumbuh bersama harapan anak-anak Indonesia untuk aman terlindungi. Gerakan #KakakAman membuktikan bahwa sebuah gerakan besar tidak selalu lahir dari seorang ahli atau dari institusi yang besar. Ia bisa lahir dari setitik kepedulian di hati yang ia wujudkan dalam kenyataan.
Mengetahui bahwa anak-anak korban kekerasan hidup bersama trauma dan ketakutan. Gerakan #KakakAman hadir membuka tabir isolasi mereka yang terluka. Memantik semangat untuk menumbuhkan potensi luar biasa mereka, untuk bangkit dan membangun kehidupan.
Hana sadar bahwa gerakan ini bukan tugas sekali usai, melainkan proses tanpa henti yang menuntut keberlanjutan. Dari kepedulian kita, lahir kekuatan mereka untuk bangkit.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News