Pernah dengar Pulau Mansinam? Surga di timur Indonesia ini menjadi salah satu destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam, kekayaan bahari hingga nilai religi yang tinggi.
Secara alam, pulau yang berada di Kabupaten Manokwari, Papua Barat ini memamerkan pesisir dengan jutaan pasir putih yang indah dan panjang. Belum lagi arus ombak yang memanggil peselancar untuk ikut menari di atasnya.
Bagian bawah airnya jangan ditanya lagi, sudah pasti menakjubkan. Sebut saja soal terumbu karangnya yang punya beragam biota asosiatif serta bernilai ekologis dan ekonomis yang tinggi. Bahkan sebagian biota lautnya menjadi sumber bahan baku farmasi hingga konstruksi.
Satu lagi yang menjadi unggulan Pulau Mansinam, yakni wisata religinya bagi umat Kristen. Misalnya, Patung Kristus Raja, Tugu Pekabaran Injil, Gereja Tua Lahai-Roi, hingga sumur tua dapat dijadikan objek wisata religi.
Sejarah lampau yang masyhur didengar orang tentang pulau ini adalah ketika misionaris Kristen asal Jerman datang dan mengajarkan masyarakat setempat tentang cara hidup berdasarkan ajaran kristiani serta modern.
Potensi besar yang ada di Pulau Mansinam ini harusnya bisa dimaksimalkan bagi kesejahteraan masyarakatnya. Namun, data BPS Manokwari (2024) menunjukkan bahwa angka rata-rata lama sekolah berada di 8,67. Bahkan jumlah sekolah yang ada belum mampu memberikan pendidikan maksimal kepada generasi penerus Pulau Mansinam.
Di tangan Bhrisco Jordy Dudi Padatu, pendidikan disana perlahan mulai pulih. Seorang pria yang mendedikasikan dirinya untuk pendidikan di tanah Papua berhasil mengurangi angka buta huruf serta memberikan kesempatan kepada anak-anak disana untuk mendapatkan pendidikan yang sama dan layak.
Melalui program Papua Future Project yang digagasnya, Bhrisco Jordy Dudi Padatu menginginkan anak-anak di Pulau Mansinam dapat berdaya saing global.
Ia merekayasa kurikulum yang bersifat kontekstual, dengan memadukan teknologi yang terintegrasi permainan adat. Uniknya, Brisco Jordy tidak memaksa untuk mengikuti standar kurikulum Nasional. Boleh jadi geografi dan kondisi disana menjadi satu alasan Brisco Jordy. Tapi yang pasti, aksi Bhrisco Jordy Dudi Padatu patut ditiru anak muda lainnya.
Sudah pasti program yang digagas pemuda asal Papua ini memiliki banyak tantangan dan rintangan. Bahkan program Nasional yang sering digagas pemerintah saja sering menemui hambatan, apalagi seorang Bhrisco Jordy Dudi Padatu.
Namun, hal itu tidak membuatnya berhenti. Justru, berbagai hambatan seperti akses perahu yang harus bergantian dengan warga lokal, menjadi pelecut semangat Bhisco Jordy.
Buktinya, di tahun 2022 lalu, ia memperoleh penghargaan dari 13th SATU INDONESIA AWARDS bidang pendidikan. Hal ini merupakan sebuah kebanggaan yang bukan hanya dirasakan oleh seorang Bhrisco Jordy Dudi Padatu, melainkan juga masyarakat Papua. Sebab, sejak diluncurkan pada 2011, penghargaan ini merupakan kali pertama yang diterima oleh seseorang yang berasal dari Papua.
Penghargaan tersebut bukan hanya sekadar pelengkap perjuangan, melainkan sebuah awal dari bakti kepada negeri.
Hingga sekarang, sekiranya telah ada 14 kampung di Papua Barat, termasuk Pulau Mansinam yang menjadi objek dari Papua Future Project. Tak hanya itu, program ini bahkan menginspirasi para pemuda dari berbagai daerah untuk berbagung, baik secara luring maupun daring.
Ke depan, melalui programnya, Bhrisco Jordy ingin anak-anak mendapatkan wadah yang tepat untuk mengembangkan potensi mereka. Pada akhirnya, mereka yang telah mendapatkan berbagai pelatihan dapat mengembangkan kembali di daerah masing-masing guna pendidikan yang lebih baik.
Sehingga ketika berbicara tentang Pulau Mansinam kelak, Kawan tidak hanya mendapatkan informasi alam yang indah, tetapi juga pendidikan yang pesat dan maju berdaya saing global.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
