fakta unik bandara sentani bandara terbesar di papua yang larang penumpang makan pinang - News | Good News From Indonesia 2025

Fakta Unik Bandara Sentani, Bandara Terbesar di Papua yang Larang Penumpang Makan Pinang

Fakta Unik Bandara Sentani, Bandara Terbesar di Papua yang Larang Penumpang Makan Pinang
images info

Fakta Unik Bandara Sentani, Bandara Terbesar di Papua yang Larang Penumpang Makan Pinang


Bandara Sentani adalah bandara terbesar di tanah Papua. Berjarak kurang lebih 40 kilometer dari Jayapura, Bandara Sentani merupakan hub utama menuju berbagai wilayah di Papua dan beberapa daerah di Indonesia.

Bandara ini juga merupakan bandara internasional dengan Kelas I Utama. Penetapan Bandara Sentani sebagai bandara internasional diputuskan dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2024.

Menyadur dari laman resmi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Hubud), bandara peninggalan Perang Dunia II ini melayani 45 penerbangan rute domestik. Runway atau landasan pacunya juga cukup panjang, yakni 3.000 m x 45 m.

Selayaknya bandara internasional pada umumnya, Bandara Sentani dilengkapi dengan kantor imigrasi dan bea cukai. Ada juga kantor karantina dan toko oleh-oleh yang dapat dimanfaatkan oleh penumpang.

baca juga

Fakta Unik Bandara Sentan (1): Dilarang Makan Pinang

Tahukah Kawan GNFI jika Bandara Sentani punya aturan unik, yaitu dilarang makan pinang? Apa alasannya?

Merangkum dari berbagai sumber, alasan utama larangan ini adalah terkait kebersihan. Banyak warga lokal yang mengunyah buah pinang dan membuang atau meludahkan sari buah pinang sembarangan di bandara.

Akibatnya, bekas makanan itu tercecer di mana-mana. Warna sari buah yang diludahkan itu berwarna merah, sehingga warga menyebutnya ‘meludah merah-merah’.

Kawan GNFI, orang Papua memang memiliki kebiasaan untuk memakan buah pinang. Hal ini sudah menjadi budaya turun-temurun yang dilakukan sejak dahulu.

Konon, selain budaya, makan pinang juga dianggap bisa menambah energi dan stamina. Bahkan, generasi yang masih muda pun bisa memakan buah ini selayaknya permen.

Kebiasaan makan pinang ini menjadi hal yang sulit untuk ditinggalkan, termasuk saat bepergian dengan pesawat. Akan tetapi, kebiasaan ini terbawa hingga ke fasilitas umum, seperti bandara.

Warna merah merona dari sari pinang yang diludahkan di lantai-lantai itu sangat mengganggu kenyamanan dan kebersihan bandara. Oleh karena itu, Bandara Sentani membuat aturan tegas dengan melarang makan pinang.

baca juga

Fakta Unik Bandara Sentani (2): Peninggalan Perang Dunia II

Bandara Sentani adalah salah satu bandara peninggalan Jepang di era Perang Dunia II. Dulunya, Papua dijadikan basis angkatan bersenjata Jepang.

Salah satu fasilitas penunjang militer yang dibangun ini adalah lapangan terbang. Di masa itu, warga Papua dipekerjakan paksa oleh Jepang untuk membantu membangun bandara tersebut.

Lapangan terbang ini mampu memuat berbagai jenis pesawat tempur untuk membantu mobilisasi dan peperangan tentara Jepang melawan Sekutu. Namun, saat Sekutu berhasil membekuk Jepang, Bandara Sentani menjadi salah satu aset yang direbut oleh mereka.

Di tangan Amerika Serikat, Bandara ini dipoles sedemikian rupa. Landasannya pun diperbaiki dan diperluas hingga bisa memuat pesawat-pesawat besar.

Setelah merdeka dan Papua resmi menjadi bagian RI—setelah perjuangan panjang akibat ‘perebutan’ Papua dengan Belanda—Bandara Sentani dikelola oleh Kementerian Perhubungan. Berbagai fasilitas pun mulai dibenahi, hingga akhirnya pada 2019 mulai dikelola oleh PT Angkasa Pura I (Persero).

Fakta Unik Bandara Sentani (3): Berubah Nama Jadi Bandar Udara Dortheys Hiyo Eluay

Nama Bandara Sentani ternyata sudah berubah sejak 2020 lalu. Nama yang sekarang adalah 

Dortheys Hiyo Eluay. Perubahan ini didasarkan pada Peraturan Daerah Khusus (Perdasus) Provinsi Papua Tahun 2019 tentang Perubahan Nama Bandar Udara Sentani di Kabupaten Jayapura.

Nama tersebut disematkan sebagai bentuk penghargaan pada Dortheys Hiyo Eluay selaku pemimpin adat Sentani. Ia dianggap berjasa bagi kehidupan Orang Asli Papua (OAP) dalam penyelenggaraan pemerintahan negara lewat pemberian Otonomi Khusus (Otsus) bagi Provinsi Papua.

Meskipun demikian, bandara ini masih dikenal dengan nama Bandara Sentani.

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.