bandara frans kaisiepo peninggalan pd ii yang kini kembali jadi bandara internasional - News | Good News From Indonesia 2025

Bandara Frans Kaisiepo: Peninggalan PD II yang Kini Kembali Jadi Bandara Internasional

Bandara Frans Kaisiepo: Peninggalan PD II yang Kini Kembali Jadi Bandara Internasional
images info

Indonesia memiliki beberapa bandara peninggalan Jepang yang pernah jadi hub kepentingan militer di Perang Dunia II. Salah satu bandara legendaris tersebut adalah Bandara Frans Kaisiepo.

Terletak di Kabupaten Biak Numfor, Bandara Frans Kaisiepo dulunya bernama Bandara Mokmer. Bandara sudah dibangun sejak sebelum Indonesia merdeka, tepatnya di tahun 1943.

Uniknya, bandara ini memiliki landasan pacu yang berada di atas litologi batu gamping. Saking kokohnya, landasan pacunya bisa didarati pesawat sekelas Boeing 747-400.

Tak hanya itu, suara sirine yang menyala di bandara ini bisa didengar dalam radius 4-5 km. Sirine itu berbunyi saat ada pesawat yang mendarat atau lepas landas.

Selain bersejarah, Bandara Frans Kaisiepo juga didaulat menjadi salah satu bandara dengan runway terpanjang di Indonesia. Dimensi landasan pacunya mencapai 3.570 m, menjadikannya bandara dengan runway terpanjang ke-4 di Indonesia.

5 Bandara Terkecil di Indonesia, Ada yang Cuma Bisa Menampung 40 Penumpang!

Sejarah Bandara Frans Kaisiepo

Di masa Perang Dunia II, Bumi Cenderawasih menjadi salah satu lokasi strategis dibangunnya pangkalan laut dan udara tentara Jepang. Jepang yang ingin memenangkan perang mulai membangun berbagai sarana pendukung di tahun 1942, termasuk di Biak.

Sebuah perkampungan bernama Ambroben dipilih menjadi salah satu lokasi untuk menunjang mobilitas para tentara. Di sana, dibuatlah sebuah landasan pesawat yang berukuran 2.000 m x 40 m.

Lapangan terbang ini mulai dibangun pada tahun 1943 dan selesai di tahun yang sama. Setelah rampung, Jepang mulai menggunakannya sebagai bandara yang mendukung operasi militer mereka.

Manyadur dari Frans Kaisiepo Airport, sebenarnya Jepang juga membangun lapangan terbang lain di daerah Samao atau Sorido. Namun, saat itu tentara Sekutu menyerang basis pertahanan tentara Jepang, sehingga pembangunannya tidak selesai.

Saat Sekutu berhasil mengalahkan Biak, mereka mulai menguasai lapangan terbang di Ambroben. Tentara Australia menggunakan lapangan ini sebagai pangkalan udara mereka hingga menjelang akhir tahun 1946.

Semasa pendudukan Sekutu ini, bekas lapangan terbang Jepang itu mulai diperpanjang dan diperluas hingga mencapai 3.000 m x 40 m. Selain itu, Sekutu juga membangun beberapa landasan terbang lainnya.

Setelah perang usai, Belanda mengambil alih Irian Barat. Pengembangan bandara yang dulu disebut Mokmer ini terus dilakukan hingga tahun 1959. Di tahun tersebut, Bandara Mokmer sudah siap untuk didarati pesawat sekelas DC-8.

Singkat cerita, setelah penyerahan kedaulatan Irian Barat ke Indonesia pada 1 Mei 1953, Bandara Mokmer resmi dikelola oleh pemerintah Indonesia. Kemudian, pada 1984, Bandara Mokmer berubah menjadi Bandara Frans Kaisiepo hingga saat ini.

Kisah Bandara Frans Kaisiepo Papua yang Punya Penerbangan Langsung ke Hawaii

Dapat Status Bandara Internasional

Di puncak kejayaannya, Bandara Frans Kaisiepo pernah melayani penerbangan internasional, tepatnya ke Amerika Serikat. Tahun 1996-1998, Garuda Indonesia membuka rute Jakarta-Denpasar-Biak-Honolulu-Los Angeles dengan pesawat MD-11. Sayangnya, penerbangan internasional ini tidak bertahan lama karena krisis moneter.

Setelah 20 tahun lebih, Bandara Internasional Kaisiepo akhirnya memperoleh status sebagai bandara internasional kembali di tahun 2025. Keputusan masuknya bandara di wilayah Indonesia Timur ini tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 37 Tahun 2025 dan KM 38 Tahun 2025.

Naiknya status bandara kebanggaan Biak ini diharapkan bisa menjadi pintu masuk kunjungan wisatawan domestik dan asing di wilayah Papua, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

Selain itu, dengan berubahnya status Bandara Frans Kaisiepo menjadi bandara internasional, besar harapan agar layanan penerbangan internasional bisa dinikmati secara merata di seluruh Indonesia, sehingga bisa menjadi motor penggerak ekonomi daerah.

Uniknya Bandara Hang Nadim: Punya Landasan Pacu Terpanjang dan Satu-satunya Bandara Indonesia yang Pakai Bahasa Korea

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.