AIESEC in BINUS menggelar kunjungan edukatif ke Perpustakaan Umum Daerah Jakarta Cikini sebagai bagian dari rangkaian kegiatan cultural trip dalam program pertukaran global. Kegiatan ini diikuti oleh anak-anak tingkat Sekolah Dasar (SD) serta para relawan AIESEC yang terdiri dari Exchange Participant (EP) dan Local Volunteer (LV), baik dari dalam maupun luar negeri.
Dipilih sebagai lokasi kegiatan karena nuansanya yang ramah anak dan fasilitas yang lengkap, Perpustakaan Cikini menyediakan ruang baca yang nyaman dan interaktif. Anak-anak bebas menjelajahi koleksi buku, mengikuti sesi mendongeng, bernyanyi bersama, dan berkreasi menghias tote bag. Semua aktivitas ini dirancang untuk membangun semangat literasi sejak dini melalui pengalaman belajar yang menyenangkan.
Trip ini menjadi salah satu langkah konkret AIESEC in BINUS dalam mengintegrasikan nilai edukatif dengan interaksi lintas budaya. Para relawan tidak hanya mendampingi anak-anak, tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan suasana belajar yang hangat dan penuh keterlibatan.
Adrian Nadikita, salah satu LV yang terlibat, mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi pengalaman yang menyenangkan dan berkesan. Meski menjadi relawan bukan hal yang mudah, Adrian melihat kegiatan ini sebagai waktu istirahat yang produktif dan bermakna.
“Sejujurnya, volunteering itu nggak gampang-gampang banget, tapi justru momen istirahat produktif yang jadi waktu healing. Contohnya aja kita main bareng anak SD di trip ke perpustakaan Cikini, dari iseng-iseng di bus, bahas buku yang dibaca, sampai nyanyi bareng dan bikin tote bag art. Rancangan agendanya beneran sampai nggak ada yang bosen pokoknya,” ujarnya.
Selama kegiatan berlangsung, Adrian merasa bahwa interaksi dengan anak-anak terasa menyenangkan karena mereka sangat terbuka dan antusias. Banyak dari mereka yang langsung mengajak bermain atau berbagi cerita tentang buku yang dibaca. Meski bertugas mendampingi, peran tersebut terasa ringan karena suasana yang dibangun sangat akrab dan ramah.
Kesan serupa juga disampaikan oleh Hyojin Lee, seorang EP dari Korea Selatan. Kegiatan ini menjadi pengalaman pertamanya berinteraksi langsung dengan anak-anak tingkat sekolah dasar dalam konteks budaya yang berbeda.
“Awalnya, saya pikir kami hanya akan membaca buku bersama, tapi ternyata kegiatannya sangat seru. Kami mengikuti sesi bercerita, menyanyi, dan menghias tote bag bersama anak-anak. Meskipun saya tidak memahami semua hal karena disampaikan dalam bahasa Indonesia, suasananya sangat positif dan menyenangkan,” tutur Hyojin.
Meskipun terdapat hambatan bahasa, Hyojin tetap merasa terhubung dengan anak-anak melalui aktivitas yang dilakukan bersama. Ia juga membantu beberapa anak yang memilih buku berbahasa Inggris sehingga tetap bisa terlibat aktif dalam proses belajar mereka. Bagi Hyojin, kegiatan ini membuka perspektif baru tentang cara belajar yang interaktif dan penuh kreativitas di luar ruang kelas.
Kegiatan ini sejalan dengan misi AIESEC untuk mendorong pengembangan kepemimpinan pemuda melalui pengalaman yang berdampak secara sosial dan budaya. Trip ke perpustakaan ini juga mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan), dengan membuka akses pengalaman belajar yang inklusif dan kolaboratif.
Sebagai organisasi kepemudaan di bawah naungan BINUS University, AIESEC in BINUS senantiasa menjalankan setiap program dengan mengedepankan regulasi kampus serta semangat kolaborasi dengan berbagai pihak. Seluruh kegiatan juga dilakukan dengan pendekatan yang inklusif dan memperhatikan kenyamanan serta keamanan peserta, baik anak-anak maupun relawan.
Melalui kunjungan ini, AIESEC in BINUS menegaskan komitmennya dalam menghadirkan ruang pertumbuhan bagi anak-anak maupun para pemuda yang terlibat. Trip ini bukan hanya menjadi bentuk kontribusi terhadap literasi, tetapi juga menjadi jembatan interaksi budaya yang menginspirasi.
Penulis: Angela Cantika Christy
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News