Di tengah arus modernisasi yang kian deras, keberadaan ruang literasi semakin dibutuhkan. Bandung, sebagai kota besar yang dikenal dengan geliat kreativitas dan teknologinya, menyimpan sebuah tempat unik yang menjadi saksi perjalanan panjang budaya membaca masyarakatnya.
Tempat itu adalah Taman Baca Hendra (TB Hendra), sebuah perpustakaan alternatif yang telah berdiri sejak tahun 1967 dan dikenal sebagai taman baca tertua di Kota Bandung.
Sejarah Berdirinya Taman Baca Hendra
TB Hendra lahir dari kegelisahan seorang ibu bernama Juliana Huwae, yang kala itu berprofesi sebagai model dan pegawai di salah satu BUMN. Kesibukan pekerjaan membuatnya sulit membagi waktu antara karier dan merawat anaknya, Hendra.
Demi memberikan pengasuhan terbaik, Juliana memilih berhenti dari pekerjaannya dan mengabdikan diri untuk keluarga.
Kecintaannya terhadap buku mendorong Juliana mendirikan sebuah rumah baca sederhana di garasi rumahnya. Dari situlah nama Taman Baca Hendra muncul, diambil dari nama putranya. Awalnya, taman baca ini hanya dikunjungi tetangga sekitar. Namun, seiring waktu, koleksi buku yang semakin banyak menarik perhatian masyarakat luas.
Perkembangan Taman Baca Hendra
Pada era 1970-an hingga awal 2000-an, TB Hendra mencapai masa kejayaannya. Jumlah pengunjung membludak karena minimnya akses terhadap bacaan dan belum hadirnya teknologi digital seperti ponsel pintar maupun e-book.
Dari anak sekolah hingga mahasiswa, bahkan masyarakat umum, berbondong-bondong mendatangi tempat ini untuk membaca dan meminjam buku.
Hingga kini, TB Hendra tercatat memiliki lebih dari 70 ribu koleksi buku dengan anggota mencapai 7 hingga 8 ribu orang.
Koleksi buku yang beragam menjadikan taman baca ini sebagai salah satu pusat literasi penting di Kota Bandung.
Seiring berkembangnya teknologi, terutama sejak tahun 2013, jumlah pengunjung TB Hendra mulai mengalami penurunan. Munculnya e-book dan akses bacaan digital gratis membuat minat masyarakat terhadap perpustakaan fisik berkurang.
Kondisi ini semakin diperparah dengan pandemi Covid-19, ketika pembatasan sosial membuat ruang publik, termasuk taman baca, kehilangan banyak pengunjung.
Namun, TB Hendra tidak serta-merta menyerah. Juliana, yang kemudian mewariskan pengelolaan kepada menantu dan cucunya, tetap menjaga semangat taman baca ini. Kini, TB Hendra dikelola oleh generasi ketiga, yakni Derian, yang melanjutkan warisan literasi keluarganya.
Agar tetap relevan di tengah arus digitalisasi, TB Hendra melakukan beberapa inovasi. Misalnya, penambahanruang khusus membaca, desain interior yang sederhana tetapi nyaman, serta penyediaan fasilitas ramah lingkungan dengan banyak jendela besar agar cahaya alami masuk. Rak-rak buku tertata rapi dengan beragam genre, mulai dari fiksi, nonfiksi, literatur klasik, hingga buku anak-anak.
Tidak hanya itu, untuk menarik minat generasi muda, pengelola juga menambahkan kafe di halaman depannya. Kehadiran kafe ini memberikan pengalaman baru bagi pengunjung yang tidak hanya datang untuk membaca, tetapi juga menikmati suasana santai sambil menyeduh kopi.
Lebih dari sekadar ruang baca, TB Hendra memiliki peran sosial yang penting. Sejak awal berdirinya, tempat ini menjadi wadah interaksi masyarakat, ruang belajar alternatif, dan sarana edukasi yang membangun kebiasaan membaca lintas generasi. Kehadirannya menginspirasi bahwa literasi bisa tumbuh di mana saja, bahkan dari sebuah garasi rumah sederhana.
TB Hendra adalah contoh nyata bagaimana sebuah inisiatif kecil mampu berkembang menjadi gerakan besar. Di tengah gempuran era digital, ia tetap berdiri sebagai pengingat akan pentingnya membaca buku fisik dan melestarikan budaya literasi.
Taman Baca Hendra di Bandung bukan hanya sekadar perpustakaan, tetapi sebuah simbol keteguhan dalam menjaga tradisi literasi. Dari tangan Juliana Huwae hingga ke generasi penerusnya, taman baca ini terus bertransformasi tanpa kehilangan jati dirinya.
Bagi masyarakat yang rindu suasana membaca secara langsung, TB Hendra menjadi destinasi ideal untuk memperkaya wawasan dan menenangkan pikiran.
Bagi Kawan GNFI yang berada di Bandung atau sekadar berkunjung, jangan lewatkan kesempatan untuk mampir ke Taman Baca Hendra. Suasana hangat dan koleksi buku yang beragam akan memberikan pengalaman membaca yang berbeda dari perpustakaan modern. Yang beralamat lengkap di Jl. Sabang No.28, Cihapit, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung, Jawa Barat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News