syaikhah pertama di dunia asalnya dari indonesia rahmah el yunusiyah namanya - News | Good News From Indonesia 2025

Syaikhah Pertama di Dunia Asalnya dari Indonesia, Rahmah El Yunusiyah Namanya

Syaikhah Pertama di Dunia Asalnya dari Indonesia, Rahmah El Yunusiyah Namanya
images info

Syaikhah Pertama di Dunia Asalnya dari Indonesia, Rahmah El Yunusiyah Namanya


“Kalau saya tidak mulai dari sekarang, maka kaum saya akan tetap terbelakang” – Rahmah El Yunusiyah

29 Desember 1900 di Padang Panjang, Sumatra Barat, lahir seorang tokoh revolusioner yang akan memperjuangkan pendidikan perempuan di Indonesia sepanjang hidupnya. Ialah Rahmah El Yunusiyah, pendiri Diniyah Puteri di Padang.

Bungsu dari lima bersaudara ini dibesarkan dari keluarga ulama yang cukup termasyhur di zamannya. Secara natural, ia mendapatkan banyak pengetahuan agama sejak kecil.

Rahmah adalah pendiri Madrasah Diniyyah Puteri, sekolah khusus perempuan pertama di Indonesia yang kemudian menginspirasi lahirnya fakultas khusus perempuan di Universitas Al-Azhar Mesir. Ia juga merupakan perempuan pertama di dunia yang mendapatkan gelar Syaikhah dari Al-Azhar.

Madrasah Diniyah Puteri, Sekolah Islam Khusus Perempuan Pertama

Madrasah Diniyah Puteri adalah pondok pesantren khusus putri yang didirikan oleh Rahmah pada 1 November 1923. Madrasah ini ia dirikan karena terinspirasi dari kakaknya, Zainuddin Labay El Yunusy, yang lebih dulu mendirikan Diniyyah School di tahun 1915.

Rahmah memang sempat belajar di Diniyyah School. Disebutkan bahwa ia mengenyam pendidikan dasar di sekolah abangnya itu selama tiga tahun. Sekolah ini menggabungkan murid laki-laki dan perempuan di kelas yang sama.

Dari sinilah ia sadar, perempuan di zaman itu kurang mendapatkan perhatian di bidang pendidikan. Masih sangat sedikit perempuan yang benar-benar mendapatkan akses pendidikan sekaligus agama dengan baik.

Rahmah muda nan pintar ini semakin prihatin dengan realita di masyarakat, di mana perempuan dianggap sebagai entitas yang lemah dan tidak perlu bersekolah tinggi. Ada paradigma yang mengakar kuat dan menganggap jika perempuan akan sia-sia berpendidikan tinggi jika hanya berakhir di dapur.

Berangkat dari sini, Rahmah mendirikan sekolah khusus bagi perempuan. Tahun 1923, berdirilah Madrasah Diniyah Puteri atau Madrasah Diniyah Li al-Banat.

Awalnya, hanya ada 71 siswa di sini. Uniknya, sebagian besar muridnya itu justru berasal dari kalangan ibu muda. Namun, seiring berjalannya waktu, sekolahnya semakin diminati.

Di madrasah itu, perempuan ditempa dengan ilmu agama dan pelajaran bahasa Arab. Namun, tak sekadar belajar agama, mereka juga diajarkan berbagai keterampilan domestik lainnya.

Pasang surut kehidupan ia hadapi. Akan tetapi, satu hal yang pasti, ia ingin menyediakan tempat belajar yang baik dan nyaman bagi seluruh muridnya.

Hebatnya, ia tercatat pernah berhasil menggalang dana pembangunan sekolah dan asrama yang bisa menampung ratusan siswa. Dikatakan bahwa ia pernah mengumpulkan 1.500 gulden hanya dalam waktu tiga bulan di tahun 1927.

Menyadur dari Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Kampar, Rahmah kemudian menambahkan berbagai mata pelajaran umum di sekolahnya, termasuk bahasa Indonesia, Inggris, dan Belanda. Ada juga kelas menulis latin, berhitung, tata buku, kesehatan, dan sebagainya. Bahkan, ada ekstrakulikuler, seperti berenang, bermusik, menganyam, dan bertenun.

Rahmah juga tercatat pernah merintis beberapa sekolah lain, seperti Menyesal School di tahun 1925, Yunior Institut Putri di tahun 1938, Islamitch Hollandse School (HIS), Sekolah Dasar Masyarakat Indonesia (DAMAI), dan Kulliyatul Mu’allimin El-Islamiyah.

Lebih lanjut, ia membangun Akademi Puteri Diniyah di tahun 1964 sebagai perwujudan cita-citanya membangun universitas Islam untuk perempuan. Melalui laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, tahun 1967, Fakultas Tarbiyah dan Dakwah resmi diresmikan oleh Gubernur Sumatra Barat saat itu.

Lama pendidikan tinggi ini adalah tiga tahun dan mendapatkan ijazah tingkat Sarjana Muda yang setingkat dengan Fakultas Usluhuddin lain. Bahkan, statusnya ini juga diakui dalam SK. Mentri Agama No.117 tahun 1969.

Orang Pertama di Dunia yang Mendapat Gelar Syaikhah

Tahun 1955, Rektor Universitas Al-Azhar Mesir bertandang ke Indonesia dan meninjau Madrasah Diniyah Puteri. Ia dibuat terkesan oleh sistem pendidikannya.

Rahmah pun diundang ke Universitas Al-Azhar. Melalui laman resmi Kementerian Agama RI, diterangkan jika Rahmah diminta untuk membagikan pengalamannya membangun pendidikan Islam di Indonesia.

Kiprahnya diapresiasi oleh Senat Guru Besar Univesitas Al-Azhar Mesir. Ia dianugerahi gelar Syaikhah—sebuah gelar kehormatan yang diberikan pada cendekiawan Muslimah—di tahun 1957.

Ia menjadi perempuan pertama di dunia yang mendapatkan gelar kehormatan tersebut. Tulisan Aida Farida Zahra, dkk., dalam jurnal Darussalam, gelar Syaikhah berhasil dikantonginya berkat kontribusinya di dunia pendidikan, khususnya bagi perempuan.

Ia dianggap sebagai pionir pendidikan anak perempuan lewat Madrasah Diniyah Puteri. Selain itu, Rahmah juga memperkenalkan metode pendidikan progresif yang berhasil menekankan pentingnya pendidikan formal bagi perempuan di luar pendidikan agama tradisional.

Kawan GNFI, konon, sistem pendidikan di sekolah Rahmah ini juga menginspirasi lahirnya Kulliyatul Banat, fakultas khusus perempuan di Universitas Al-Azhar Mesir pada tahun 1962.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firda Aulia Rachmasari lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firda Aulia Rachmasari.

FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.