Atensi masyarakat tertarik pada topik seputar bank Himbara pasca Menteri Keuangan baru di kabinet Presiden Prabowo, Purbaya Yudhi Sadewa, mengumumkan akan menyuntikkan dana besar pada sejumlah bank anggota Himbara. Lantas apa saja bank yang mengisi daftar anggota tersebut?
Simak sampai habis untuk menemukan jawabannya!
Apa Itu Bank Himbara?
Kata Himbara adalah akronim dari Himpunan Bank Milik Negara. Sesuai namanya, anggota Himbara terdiri dari beberapa bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
Bank BUMN sendiri berarti lembaga keuangan itu dimiliki oleh pemerintah Indonesia, modalnya bersumber dari kekayaan negara dan punya UU sendiri saat didirikan. Nantinya sejumlah bank ini pun bisa menyumbang atas APBN melalui deviden pada negara selaku pemberi modal (eprints.perbanas.ac.id).
Bank Himbara sendiri memiliki peran penting antara lain:
- Berperan dalam ekonomi Indonesia sebagai lembaga intermediasi keuangan.
- Mendorong stabilitas ekonomi.
- Membantu program yang dibuat pemerintah.
- Sebagai lembaga keuangan membantu melayani kebutuhan masyarakat.
Ini Dampak Penarikan Uang Massal di Bank, Bisa Tingkatkan Pengangguran
Daftar Bank yang Termasuk Himbara
Berikut bank apa saja yang termasuk daftar anggota Himbara:
1. BRI (Bank Rakyat Indonesia)
Bank Rakyat Indonesia atau lebih dikenal dengan nama BRI adalah salah satu bank tertua dan terbesar yang dimiliki pemerintah Indonesia.
Bank ini didirikan jauh sebelum Indonesia merdeka, tepatnya pada 16 Desember 1895 oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau “ Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyai Purwokerto”. Seperti namanya, bank ini pertama kali berdiri di Purwokerto, Jawa Tengah.
2. BNI (Bank Negara Indonesia)
BNI atau Bank Negara Indonesia seperti namanya merupakan bagian penting dalam sejarah Indonesia. BNI berdiri pada tanggal 5 Juli 1946 dan sejak 30 Oktober 1946 memainkan peran penting sebagai pencetak dan pengedar alat pembayaran resmi pertama pemerintah Indonesia atau yang disebut Oeang Republik Indonesia (ORI).
3. Mandiri
Bank Mandiri berdiri sebagai perseroan pada 2 Oktober 1998. Pendirian bank ini dilakukan sebagai upaya restrukturisasi perbankan pada tahun itu.
Kemudian sekitar Juli 1999, terdapat empat bank pemerintah yang turut serta membangun ekonomi Indonesia dilebur menjadi satu: bank Mandiri. Ke-empat bank tersebut antara lain Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia.
4. BTN (Bank Tabungan Negara)
Postspaarbank yang berdiri tahun 1897 menjadi awal mula cerita bank BTN atau Bank Tabungan Negara. Perusahaan ini sempat diambil alih Jepang pada tahun 1942 dan diubah namanya menjadi Tyokin Kouku atau Kantor Tabungan, sebelum pada tahun 1950 diubah kembali oleh pemerintah Indonesia menjadi Bank Tabungan Pos.
13 tahun kemudian barulah melalui UU No. 4 Tahun 1963 bank ini resmi berubah nama menjadi Bank Tabungan Negara (BTN) sebagaimana hari ini. BTN sendiri beroperasi sebagai bagian BUMN pada 29 April 1989.
Besaran Suntikan Dana untuk Bank Himbara
Menteri Keuangan baru Purbaya Yudhi Sadewa memberi suntikan dana dengan total sebanyak Rp200 triliun dan membaginya kepada lima bank, antara lain:
- BRI diberikan Rp55 triliun
- Mandiri diberikan Rp55 triliun
- BNI diberikan Rp55 triliun
- BTN diberikan Rp25 triliun
- BSI diberikan Rp10 triliun
Ada begitu banyak pertanyaan bergulir mengenai mengapa BSI menerima suntikan dana paling sedikit, sekaligus apakah BSI kini merupakan bagian dari Himbara.
Alasan jumlah dana yang diberikan pada BSI jauh lebih sedikit dibanding ke-empat bank lain adalah karena jumlah tersebut dinilai sesuai dengan skala perusahaan yang masih kecil. Namun, pemerintah tetap ingin mengikutsertakan BSI lantaran berharap dana tersebut bisa dimanfaatkan di Aceh mengingat BSI merupakan satu-satunya bank yang memiliki akses penyaluran pembiayaan ke daerah di paling pojok barat Indonesia tersebut.
Lalu apakah BSI adalah termasuk bagian dari bank Himbara?
Setelah menelusuri berbagai sumber, tidak ditemukan rujukan yang dengan gamblang menyebut bahwa BSI merupakan bagian maupun bukan merupakan bagian Himbara. Namun jika ditelisik sejarahnya, BSI sendiri berdiri setelah merger antara tiga perusahaan yaitu Bank BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank BNI Syariah pada 1 Februari 2021. Di momen tersebut, mantan Presiden Jokowi pun meresmikan kehadiran BSI di Istana Negara.
Lebih dari 50% atau sebagian besar saham BSI dipegang oleh Mandiri, kemudian diikuti BNI (24,85%), BRI (17,25%), dan sisanya dimiliki perseorangan dengan rasio di bawah 5%.
Jadi, daripada disebut sebagai bagian dari Himbara, BSI lebih layak disebut sebagai bank syariah BUMN hasil merger antara tiga bank besar yang merupakan bagian dari BUMN pula.
Menengok Bank Sampah Digital, Inovasi Pemuda untuk Kabupaten Bojonegoro
Alasan Bank Himbara Dapat Suntikan Dana dari Menteri Keuangan
Jumlah dana Rp200 triliun yang dibagikan ke bank-bank tersebut diambil dari total dana pemerintah senilai Rp425 triliun yang selama ini tersimpan di Bank Indonesia. Dana tersebut merupakan bagian dari Saldo Anggaran Lebih (SAL) dan sisa lebih pembiayaan anggaran (Silpa).
Nah, sebagian dana yang selama ini diam tersebut disalurkan ke bank-bank Himbara supaya roda ekonomi Indonesia bergerak terutama wilayak sektor riil terdorong. Oleh karena itu, Purbaya pun mengeluarkan himbauan pada pihak bank yang bekerja sama dalam program ini agar tidak membelanjakan dana tersebut untuk SRBI maupun SBN.
Meski tidak memberi pengawasan resmi, Purbaya berargumen bahwa bank-bank di atas kemungkinan mau tidak mau akan mengeluarkan dana tersebut misalnya dengan mekanisme kredit untuk masyarakat mengingat jika dana tersebut hanya mengendap dan tidak disalurkan, mereka pun akan dikenai biaya sebanyak 4%.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News