tablesflast forest area perubahan wajah desa ngawun dari gelap ke hijau - News | Good News From Indonesia 2025

Tablesflast Forest Area: Perubahan Wajah Desa Ngawun dari Gelap ke Hijau

Tablesflast Forest Area: Perubahan Wajah Desa Ngawun dari Gelap ke Hijau
images info

Saat sedang melintasi Jalan Raya Bojonegoro-Jatirogo pada kilomer 22, Kawan GNFI pasti akan menjumpai salah satu objek wisata yang terletak pada Desa Ngawun, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban yang memiliki nama Tablesflast Forest Area.

Siapa pun tentunya tidak menyangka area yang dulunya merupakan tempat untuk lokasi kejahatan dan banyak sekali orang yang enggan untuk melintasi area tersebut justru kini telah menjadi tempat untuk tujuan Lokasi Wisatawan saat berkunjung ke Kabupaten Tuban.

Baca Juga: KBA Kampung Oase Ondomohen: Dari Hidroponik sampai Maggot, Nuansa Hijau di Tengah Terik Kota Surabaya

Pada tahun 2019, Parsono dan juga tiga temannya yang Bernama Sumartono, Nursyamsudin dan Toni melakukan inisiatif untuk memanfaatkan lahan yang memiliki luas 6 hektar tersebut untuk dijadikan area yang mampu memiliki nilai yang bermanfaat pada bidang ekonomi, Pendidikan, dan Lingkungan.

Pada unggahan Viva Jatim, beliau menjelaskan bahwa “pada tahun 1970 hingga 1990-an, wilayah tersebut lebih dikenal sebagai area yang rawan akan aksi pembegalan. Bahkan pada saat Rest Area telah dibuka, lokasi tersebut masih saja dianggap tidak aman. Tetapi pada saat TFA mulai dikembangkan, kondisi keamanan pada sepanjang jalan area tersebut menjadi lebih kondusif.” Ujar beliau.

Pada Kawasan TFA (Tablesflast Forest Area) memiliki beragam fasilitas seperti are bermain anak, taman kelini, taman baca, serta gazebo bambu yang bisa digunakan kawan GNFI bersama keluarga untuk beristirahat sejenak. Di dalam TFA juga tersedia Pasar Jajanan Tradisional yang diadakan pada setiap hari Minggu.

Pria kelahiran Tuban 21 April 1976 terrsebut mengungkapkan bahwasannya pembuataan TFA tersebut tentu untuk melakukan pengembangan Kawasan agar mampu mencipatkan wisata edukatif yang berpadu dengan keindahan alam hutan. Harapan Parsono tentu agar lingkungan tetap lestari tetapi mampu untuk dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi dan rest area yang nyaman.

Pembuatan TFA tentu saja memiliki rintangan dalam usahanya, seperti halnya Parsono, Beliau juga memiliki salah satu tantangan yaitu terkait legalitas pengelolaan Kawasan hutan yang diubah menjadi ekowisata desa.

Perlu diketahui TFA ini berdiri pada Area lahan seluas 3 hektar yang dimiliki oleh Perum Perhutani KPH Parengan yang terle

Seperti halnya setiap usaha, upaya Parsono dan rekan-rekannya juga menghadapi berbagai tantangan. Salah satu hambatan utama adalah terkait legalitas pengelolaan kawasan hutan untuk dijadikan ekowisata desa. yang terletak di Desa Ngawun, Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban. Hingga tahun 2020, izin resmi untuk pengelolaan kawasan ini belum diperoleh, karena belum tercapai kesepakatan antara pihak Perhutani dan pemerintah desa. Akibatnya, pengembangan TFA tidak mendapat dukungan dana dari APB Desa.

Meskipun begitu, semangat Parsono dan para pemuda yang tergabung dalam lembaga desa tidak surut. Tanpa sokongan dana pemerintah, mereka tetap melanjutkan pengembangan TFA melalui swadaya masyarakat dan semangat gotong royong.

Berjalannya kegiatan tersebut, sehingga Pada tahun 2022, Desa Ngawun yang terletak di Kecamatan Parengan, Kabupaten Tuban, resmi ditetapkan sebagai salah satu Kampung Berseri Astra (KBA) dengan nama KBA Ngawun Parengan.

Kampung Berseri Astra merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial Berkelanjutan yang digagas oleh Astra dan diterapkan di tengah masyarakat dengan pendekatan pengembangan berbasis empat pilar utama: pendidikan, kewirausahaan, lingkungan, dan kesehatan. Melalui program ini, diharapkan tercipta lingkungan yang bersih, sehat, cerdas, dan produktif, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal di wilayah Kampung Berseri Astra.

Dilansir pada akun Instagram @kampungjtp.id, terdapat paket yang bertujuan untuk melakukan jelajah desa yang di dalamnya terdapat paket untuk melihat tari etnic tradisional, belajar batik, hiking, dan susur sawah. Paket tersebut di banderol dengan harga 275rb / orang, dengan minimal booking 20 orang. Paket tersebut memiliki fasilitas seperti homestay, makan 2 kali, snack, dan melihat performance tari tradisional.

Pada akun instagramnya juga menampilkan kegiatan Pramuka. TFA seringkali digunakan untuk kegiatan Pramuka pada sekolah-sekolah sekitar. Tempat yang mewadahi sehingga tak jarang sekolah melakukan kegiatan kemah di area tersebut. Selain itu banyak sekali wisatawan yang dating ke TFA tersebut.

Dengan dikembangkannya kampung sebagai destinasi wisata, tidak hanya kelestarian lingkungan, budaya, dan kehidupan sehari-hari warga yang tetap terjaga, tetapi juga terjadi peningkatan dalam perekonomian masyarakat. Selain menyusun program "Jelajah Desa", para pelaku UMKM juga mendapat kesempatan untuk berjualan di area TFA yang selalu ramai, baik pada hari libur maupun hari biasa.

#kabarbaiksatuindonesia

Baca Juga: Desa Sejahtera Astra Mahakam Ulu: Naiknya Pamor Kakao dan Wawasan Masyarakat

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YM
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.