Landak Jawa (Hystrixjavanica) adalah salah satu hewan pengerat terbesar yang menghuni Indonesia.
Lebih dari sekadar hewan berduri, Landak Jawa memainkan peran ekologis yang vital sekaligus memiliki kemampuan adaptasi luar bisa yang membuatnya mampu bertahan selama ribuan tahun.
Namun, di balik pertahanan durinya yang kokoh, nasibnya justru semakin terancam oleh aktivitas manusia.
Mengenal Landak Jawa, Sang Hewan Berduri
Landak Jawa, atau dalam bahasa ilmiah disebut Hystrixjavanica, adalah spesies landak asli yang endemik di Indonesia. Sebagai anggota keluarga hewan pengerat (rodentia), ia tergolong yang terbesar di wilayahnya.
Berbeda dengan landak (hedgehog) yang kecil dan sering dijadikan hewan peliharaan eksotis di negara lain, landak jawa adalah hewan yang jauh lebih besar, liar, dan memiliki karakter yang tidak bisa dijinakkan dengan mudah.
Ciri Fisik dan Perilaku Landak Jawa
Dari segi fisik, Landak Jawa adalah sosok yang sangat mudah dikenali dan sulit untuk dilupakan. Tubuhnya bisa mencapai panjang 65-70 cm dengan berat antara 5,5 hingga 9 kg.
Seluruh bagian punggung dan samping tubuhnya dilindungi oleh duri-duri keras, panjang, dan tajam yang sebenarnya adalah modifikasi dari rambut.
Duri-duri ini berwarna hitam dengan corak putih yang khas, membentuk pola yang unik. Pada bagian kepala, leher, dan kaki, ditutupi oleh rambut berwarna hitam atau coklat tua yang kasar.
Ciri yang paling mencolok adalah jambulnya—sekumpulan duri yang lebih panjang dan dapat diregangkan di atas kepalanya. Ketika merasa terancam, Landak Jawa akan mengibaskan duri-duri jambul ini untuk membuatnya tampak lebih besar dan menakutkan bagi pemangsa.
Ekornya pun tidak biasa; pendek dan di ujungnya terdapat sekelompok duri yang berongga, dikenal sebagai "quill rattle". Ketika digetarkan, duri-duri ini menimbulkan bunyi gemeretak yang khas sebagai peringatan.
Secara perilaku, Landak Jawa adalah makhluk nokturnal. Ia menghabiskan siang hari dengan bersembunyi di dalam liang, gua, atau di bawah bebatuan besar, dan baru aktif mencari makan saat malam tiba.
Makanannya terdiri dari aneka tumbuhan, mulai dari akar, umbi-umbian, kulit kayu, hingga buah-buahan yang jatuh. Terkadang, mereka juga menggerogoti tulang atau tanduk hewan untuk memenuhi kebutuhan kalsiumnya.
Mereka adalah hewan yang cenderung soliter atau hidup dalam kelompok kecil, biasanya terdiri dari sepasang induk dan anaknya.
Baca juga Mengenal Nokdiak Moncong Panjang, Mamalia Unik Mirip Landak Asal Papua
Habitat dan Persebaran Landak Jawa
Landak Jawa adalah penghuni setia Pulau Jawa, Bali, dan kemungkinan beberapa pulau di sekitarnya. Mereka sangat adaptif dan dapat ditemui di berbagai tipe habitat, selama tempat tersebut menyediakan cukup makanan dan tempat berlindung.
Habitat utamanya adalah hutan primer dan sekunder, area berhutan di dataran rendah, hingga perbukitan. Namun, seiring menyusutnya hutan, mereka juga sering terpaksa beradaptasi dengan hidup di area perkebunan, ladang, bahkan semak-semak dekat pemukiman warga.
Mereka lebih menyukai daerah dengan tanah yang gembur, yang memudahkan mereka untuk menggali liang sebagai tempat tinggal dan berlindung.
Dilindung Duri yang Berbahaya
Strategi pertahanan diri Landak Jawa adalah salah satu yang paling canggih di dunia hewan. Pertahanannya bersifat pasif-agresif. Saat merasa tidak terganggu, duri-durinya akan terletak rata di tubuhnya. Namun, begitu ancaman terdeteksi, mekanisme pertahanan berlapis langsung diaktifkan.
Lapisan pertama adalah peringatan visual dan audio. Ia akan mengibaskan jambul duri di kepalanya untuk tampak lebih besar dan menggetarkan ekornya sehingga duri-duri berongga menghasilkan suara gemeretak keras yang memperingatkan penyerang untuk mundur. Jika peringatan ini diabaikan, barulah ia beralih ke tindakan fisik.
Landak Jawa tidak "melemparkan" durinya seperti mitos yang beredar. Sebaliknya, ia akan mendorong tubuhnya ke belakang untuk menusuk sang pengganggu dengan duri-duri yang sangat tajam.
Duri-duri ini mudah lepas dari tubuhnya dan tertancap di kulit pemangsa, menyebabkan luka yang dalam, sakit, dan sangat rentan infeksi. Teknik ini sangat efektif untuk mengusir pemangsa alaminya seperti macan dahan atau anjing hutan.
Status Perlindungan Landak Jawa
Inilah pertanyaan penting yang sering muncul: Apakah landak jawa dilindungi? Jawabannya adalah iya. Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi, Landak Jawa (Hystrix javanica) tercatat sebagai satwa yang dilindungi oleh undang-undang.
Lalu, apakah boleh memeliharanya?
Secara hukum, tidak boleh. Memelihara, menangkap, memperjualbelikan, atau menyakiti Landak Jawa tanpa izin khusus untuk kepentingan konservasi atau penelitian dari pihak berwenang (BKSDA) adalah tindakan ilegal dan dapat dikenai sanksi pidana sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Alasan perlindungan ini sangat jelas. Populasi Landak Jawa di alam terus mengalami penurunan akibat perburuan liar untuk diambil dagingnya, hilangnya habitat akibat alih fungsi lahan, serta perdagangan ilegal untuk dijadikan hewan peliharaan eksotis.
Peran ekologisnya sebagai pemencar biji dan pengendali tumbuhan juga sangat penting untuk keseimbangan hutan.
Oleh karena itu, upaya terbaik yang dapat dilakukan adalah membiarkannya hidup bebas di alam, menjaganya dari jarak jauh, dan melaporkan setiap kegiatan perburuan atau perdagangan ilegal kepada pihak yang berwajib.
Baca juga Unik dan Menggemaskan, Apakah Landak Aman untuk Dipelihara?
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News