Desa Gondowangi merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 678 hektar yang terbagi menjadi 5 dusun, salah satunya adalah Dusun Wiloso.
Kondisi geografis desa ini cukup beragam, mulai dari dataran hingga perbukitan yang dikelilingi area pertanian dan perkebunan. Namun, kondisi jalan di beberapa titik, khususnya di Dusun Wiloso, sering kali menimbulkan permasalahan tersendiri bagi pengendara.
Akses jalan yang berkelok, menurun dan menanjak, serta minimnya penerangan di malam hari membuat pengendara harus ekstra hati-hati. Tidak jarang warga setempat maupun pengendara dari luar desa mengalami kesulitan saat melewati jalan tersebut, terutama ketika musim hujan yang membuat jalan semakin licin.
Berdasarkan keterangan warga, di beberapa titik rawan bahkan pernah terjadi kecelakaan ringan hingga sedang akibat terbatasnya tanda visual di jalan.
Melihat kondisi tersebut, mahasiswa KKN Universitas Merdeka Malang kelompok 22 Dusun Wiloso, Desa Gondowangi, tergerak untuk memberikan kontribusi nyata dalam upaya meningkatkan keselamatan berkendara.
Setitik Terang di Tengah Gelap: Inovasi Bambu Reflektor Mahasiswa KKN-PPM UGM di Desa Tegalmulyo
Salah satu program unggulan yang dilaksanakan adalah pemasangan pembatas jalan dengan reflektor.
Ide ini muncul setelah mahasiswa melakukan survei dan wawancara dengan kadus dan warga setempat pada tanggal 15,19, dan 23 Juli 2025.
Survei tersebut menunjukkan bahwa masyarakat sangat membutuhkan tanda jalan sederhana yang dapat membantu pengendara di malam hari.
Pembatas jalan reflektor ini dibuat dengan memanfaatkan material yang terjangkau, tetapi efektif, seperti pipa pvc yang di cor yang digunakan sebagai penyangga sederhana dan stiker reflektor berwarna merah.
Prinsip kerjanya adalah memantulkan cahaya lampu kendaraan sehingga pengendara dapat melihat batas jalan dengan lebih jelas.
Pemasangan dilakukan di titik-titik rawan, seperti tikungan tajam, turunan, dan area dengan penerangan minim.
Proses pemasangan dilakukan pada minggu pertama pelaksanaan KKN (1—5 Agustus 2025), secara gotong royong bersama perangkat desa.
Kegiatan ini tidak hanya berupa pemasangan fisik. Namun, juga diiringi dengan pemasangan plang/rambu peringatan sebagai sarana agar pengendara bisa lebih waspada dalam berkendara.
Antusiasme warga cukup tinggi terhadap program ini. Banyak warga yang ikut berpartisipasi dalam membantu proses pemasangan, bahkan ada yang menyumbangkan tenaga dan material tambahan.
Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat terhadap pentingnya keselamatan jalan semakin meningkat. Beberapa dari mereka juga menyampaikan harapan agar ke depan program seperti ini dapat diperluas ke jalan-jalan lain di Desa Gondowangi yang juga memiliki risiko kecelakaan.
Hasil yang terlihat setelah pemasangan cukup signifikan. Pada malam hari, reflektor berhasil memantulkan cahaya lampu kendaraan sehingga jalan terlihat lebih jelas dan pengendara dapat mengantisipasi kondisi jalan dengan lebih baik.
Dengan adanya pembatas reflektor, risiko kendaraan keluar jalur, terperosok ke tepi jalan, atau bersinggungan dengan kendaraan dari arah berlawanan dapat diminimalisir.
Program ini menjadi salah satu bentuk inovasi sederhana, tetapi bermanfaat besar bagi masyarakat. Selain memberikan solusi atas permasalahan keselamatan, kegiatan ini juga menumbuhkan nilai gotong royong dan kebersamaan antara mahasiswa dan warga.
Mahasiswa KKN tidak hanya hadir untuk melaksanakan program, tetapi juga mendengarkan kebutuhan masyarakat dan berusaha menjawabnya dengan langkah nyata.
Jalan Medan Merdeka: Saksi Gelombang Demonstrasi di Jakarta
Ke depan, mahasiswa KKN Universitas Merdeka Malang kelompok 22 Dusun Wiloso, Desa Gondowangi, berharap agar program pemasangan pembatas jalan reflektor ini bisa dikembangkan oleh pemda dan masyarakat setempat.
Misalnya dengan menambah titik pemasangan, menggunakan material yang lebih kuat dan tahan lama, atau melengkapinya dengan rambu-rambu tambahan.
Melalui kegiatan KKN ini, mahasiswa berhasil menunjukkan bahwa kolaborasi antara ilmu pengetahuan, kreativitas, dan partisipasi masyarakat dapat menghasilkan solusi nyata untuk pembangunan desa yang lebih aman, nyaman, dan berkelanjutan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News