sangeh monkey forest - News | Good News From Indonesia 2025

Panduan Wisata Sangeh Monkey Forest, Semua yang Perlu Diketahui sebelum Berkunjung

Panduan Wisata Sangeh Monkey Forest, Semua yang Perlu Diketahui sebelum Berkunjung
images info

Sangeh Monkey Forest menjadi salah satu destinasi wisata alam ikonik di Bali yang menghadirkan pengalaman unik berinteraksi dengan kera ekor panjang yang hidup bebas di tengah hutan pala rimbun.

Hutan ini tidak hanya menawarkan pemandangan alam yang asri. Namun, juga memadukan nilai budaya dan konservasi satwa. Dengan demikian, setiap kunjungan dapat memberikan pengalaman edukatif bagi wisatawan dari berbagai usia.

Dari jam operasional hingga etika berinteraksi dengan kera, panduan ini akan membantu Kawan GNFI merencanakan kunjungan ke sana.

Keunikan Sangeh Monkey Forest

Sangeh Monkey Forest memiliki sejarah panjang yang terkait erat dengan masyarakat Bali. Terletak di desa Sangeh, Kecamatan Abiansemal, hutan ini awalnya dikenal sebagai kawasan suci yang dijaga oleh masyarakat setempat, di mana pohon-pohon pala yang menjulang tinggi menjadi rumah bagi ratusan kera ekor panjang yang dianggap memiliki nilai spiritual.

Selain berfungsi sebagai habitat satwa liar, hutan ini juga menjadi lokasi ritual adat dan upacara keagamaan.

Flora utama di Sangeh Monkey Forest adalah pohon pala yang rimbun, menjadi ciri khas dan penyejuk alami hutan. Selain kera ekor panjang, wisatawan dapat menemukan berbagai jenis burung, serangga, dan flora endemik Bali yang hidup berdampingan dalam ekosistem seimbang.

Tingginya pohon pala tidak hanya memberikan nuansa sejuk, tetapi juga menjadi arena bermain dan tempat interaksi kera.

Bercengkerama Dengan Monyet Di Sangeh Monkey Forest Bali

Cara Menuju Sangeh Monkey Forest

Sangeh Monkey Forest buka setiap hari mulai pukul 08.00—17.00 WITA. Pengunjung dapat menikmati suasana pagi yang sejuk saat kera lebih aktif maupun sore hari ketika sinar matahari memberi nuansa hangat di tengah hutan.

Tiket masuk dibedakan antara wisatawan domestik dan internasional, dengan tarif sekitar Rp20.000–Rp30.000 untuk wisatawan lokal dan Rp50.000–Rp60.000 untuk wisatawan internasional.

Harga ini sudah termasuk kontribusi bagi konservasi hutan dan pemeliharaan satwa. Dengan begitu, setiap kunjungan secara langsung mendukung kelestarian ekosistem Sangeh Monkey Forest.

Wisatawan dapat mencapai Sangeh Monkey Forest dengan kendaraan pribadi atau transportasi online dari berbagai lokasi populer di Bali.

Dari Denpasar, perjalanan memakan waktu sekitar 45 menit, sedangkan dari Ubud dapat ditempuh sekitar 1 jam melalui jalur Ubud-Sangeh.

Bagi pengunjung dari Kuta, perjalanan biasanya memakan waktu 1 hingga 1,5 jam, tergantung kondisi lalu lintas. Rute ini melewati pemandangan pedesaan Bali yang asri. Alternatif transportasi umum seperti shuttle wisata atau bus pariwisata juga tersedia untuk menuju Sangeh Monkey Forest.

Namun, bagi wisatawan yang menginginkan fleksibilitas lebih, menyewa mobil atau motor menjadi pilihan ideal. Panduan arah melalui GPS mempermudah perjalanan, sementara membawa peta lokal dapat membantu jika sinyal terbatas.

Mengingat beberapa jalur hutan agak menanjak, pengunjung disarankan memakai alas kaki yang nyaman dan siap untuk berjalan kaki di sepanjang rute.

Di Hutan Ini Ribuan Monyet Membangun Istana Asri

Aktivitas Wisata di Sangeh Monkey Forest

1. Berfoto dan Video dengan Aman

Pengunjung dapat mengambil foto dan video di tengah hutan dengan kera sebagai objek utama. Disarankan menggunakan kamera dengan zoom atau selfie stick untuk menghindari kontak langsung yang berisiko.

Mengambil gambar saat kera sedang bermain di pohon pala memberikan dokumentasi visual menarik dan tetap aman bagi satwa.

2. Wisata Edukatif untuk Keluarga dan Anak-anak

Sangeh Monkey Forest cocok untuk wisata edukatif keluarga. Anak-anak dapat belajar tentang perilaku kera, ekosistem hutan, serta pentingnya menjaga kelestarian satwa.

Pemandu lokal sering memberikan informasi mengenai flora dan fauna hutan, termasuk fungsi pohon pala dalam budaya dan ekonomi lokal.

Tips dan Etika Berkunjung ke Sangeh Monkey Forest

Kera di Sangeh Monkey Forest paling aktif pada pagi hari sekitar pukul 08.00–10.00 WITA dan sore hari antara pukul 15.00–17.00 WITA, sehingga waktu-waktu ini ideal untuk menyaksikan perilaku alami mereka seperti bermain, mencari makan, dan berinteraksi dalam kelompok.

Hari kerja cenderung lebih sepi dibandingkan akhir pekan, sementara musim kering dari April hingga September merupakan periode terbaik untuk berjalan-jalan di jalur hutan, karena cuaca lebih bersahabat dan pohon-pohon pala terlihat lebih rimbun tanpa gangguan hujan.

Berinteraksi dengan kera di Sangeh Monkey Forest memerlukan kewaspadaan dan pemahaman terhadap perilaku satwa.

Wisatawan disarankan menjaga jarak aman, tidak memprovokasi kera, serta mengamati tanda-tanda agresi seperti menggeram atau melompat. Anak-anak harus selalu didampingi orang dewasa agar kunjungan tetap aman.

Mengamati kera dari jarak dekat memberi pengalaman edukatif, sambil tetap menghormati habitat alami mereka.

Memberi makan kera secara sembarangan sangat dilarang karena dapat mengubah pola makan alami dan memicu perilaku agresif.

Pengunjung dianjurkan menyimpan barang bawaan di tas tertutup, menghindari membawa makanan terbuka, serta tidak memakai kacamata atau perhiasan yang mudah dicuri oleh kera.

Dengan mengikuti aturan ini, pengalaman di Sangeh Monkey Forest menjadi lebih aman, nyaman, dan menyenangkan bagi semua pengunjung.

Hidden Gems Bali: 7 Spot Wisata Rahasia untuk Petualangan Berbeda

Rencanakan Kunjungan Seru ke Sangeh Monkey Forest

Sangeh Monkey Forest bukan sekadar destinasi wisata, tetapi juga pusat konservasi, edukasi, dan pelestarian budaya Bali.

Dengan memahami sejarah, flora dan fauna khas, serta etika berinteraksi dengan kera, Kawan dapat menikmati pengalaman berwisata yang aman, menyenangkan, dan bertanggung jawab.

Nikmati pengalaman edukatif dan alami yang memperkaya wawasan tentang satwa liar dan budaya Bali, sambil turut berkontribusi menjaga kelestarian hutan pala yang memukau ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MF
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.