Moderasi beragama adalah salah satu konsep penting yang saat ini terus digalakkan di Indonesia. Sebagai negara dengan penduduk yang sangat beragam, baik dari segi etnis, budaya, maupun agama, Indonesia memiliki tantangan tersendiri dalam menjaga persatuan.
Moderasi beragama hadir sebagai cara pandang dan sikap untuk menempatkan agama secara seimbang dalam kehidupan pribadi maupun sosial, tanpa terjebak pada sikap ekstrem, intoleran, atau fanatik buta. Nilai ini menjadi fondasi penting agar masyarakat dapat hidup berdampingan dengan damai dan saling menghargai perbedaan.
Salah satu metode kreatif untuk menguatkan pemahaman moderasi beragama adalah melalui kegiatan nonton bareng film Tanda Tanya (2011) karya Hanung Bramantyo. Film ini dengan berani mengangkat tema sensitif tentang kehidupan antarumat beragama di Indonesia.
Melalui jalan cerita yang penuh konflik sekaligus menyentuh, penonton diajak untuk menyelami realitas perbedaan keyakinan yang kerap menimbulkan gesekan, sekaligus menemukan nilai kemanusiaan yang justru menyatukan.
Ada 6 Film Indonesia di Busan International Film Festival 2025, Salah Satunya Badarawuhi
Film ini menyoroti kehidupan sehari-hari masyarakat perkotaan yang dihuni oleh orang-orang dengan keyakinan berbeda. Beberapa tokoh dalam film menunjukkan sikap intoleransi, prasangka, dan keterikatan yang sempit pada kelompoknya sendiri. Namun di sisi lain, ada juga tokoh-tokoh yang berusaha melampaui batas tersebut dengan mengedepankan rasa kemanusiaan.
Konflik demi konflik yang ditampilkan bukan sekadar drama, tetapi juga potret nyata kehidupan masyarakat kita. Penonton diajak merefleksikan bahwa gesekan antaragama kerap muncul bukan karena ajaran agamanya, melainkan karena sikap manusia yang belum sepenuhnya mampu memahami esensi nilai agama itu sendiri.
Film ini sekaligus mengajarkan bahwa dalam situasi sulit, toleransi kecil bisa menjadi cahaya yang menguatkan persatuan. Sikap saling tolong menolong, menghormati perbedaan, dan mendahulukan kemanusiaan menjadi pesan moral yang terus mengalir sepanjang film.
Mengadakan kegiatan nonton bareng film Tanda Tanya memberikan dua manfaat sekaligus: hiburan dan edukasi. Menonton bersama menciptakan suasana kebersamaan, sedangkan pesan yang terkandung dalam film membuka ruang refleksi. Kegiatan ini bisa dilanjutkan dengan diskusi kelompok untuk membahas nilai-nilai moderasi beragama yang muncul dalam cerita.
Misalnya, peserta dapat diajak mendiskusikan bagaimana sikap tokoh-tokoh dalam film mencerminkan toleransi atau sebaliknya. Peserta juga bisa merefleksikan apakah mereka pernah menghadapi situasi serupa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kegiatan ini bukan hanya menonton, tetapi juga belajar dari pengalaman visual yang nyata dan dekat dengan kehidupan masyarakat.
Diskusi semacam ini sangat bermanfaat, terutama bagi generasi muda. Mereka yang terbiasa dengan media audio-visual akan lebih mudah menyerap pesan melalui film dibandingkan dengan ceramah formal. Pendekatan kreatif ini membuat nilai moderasi beragama lebih mudah diterima dan meninggalkan kesan yang mendalam.
Di era digital, informasi beredar dengan sangat cepat. Sayangnya, tidak sedikit informasi yang memicu perpecahan, baik berupa ujaran kebencian, hoaks, maupun narasi intoleran. Situasi ini menjadi tantangan serius bagi masyarakat, terutama generasi muda yang aktif menggunakan media sosial.
Melalui film Tanda Tanya, penonton diajak untuk kembali menyadari pentingnya nilai universal agama: kasih sayang, empati, dan kemanusiaan. Pesan moral ini relevan dengan kondisi saat ini, di mana masyarakat membutuhkan ruang-ruang dialog dan refleksi agar tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah.
Nonton bareng film ini bisa menjadi salah satu cara membangun kesadaran kolektif. Pesan film yang disampaikan dengan alur cerita menyentuh, akan lebih mudah menggugah hati masyarakat untuk memahami bahwa keberagaman adalah kekayaan, bukan ancaman.
Dengan adanya kegiatan nonton bareng, diharapkan moderasi beragama tidak lagi hanya menjadi jargon, tetapi benar-benar dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui kebersamaan saat menonton, berdialog, dan berbagi pandangan, masyarakat dapat belajar untuk saling memahami.
Jika kegiatan semacam ini dilaksanakan secara berkelanjutan di sekolah, kampus, komunitas, hingga lingkungan desa, maka budaya toleransi akan semakin kuat tertanam. Masyarakat akan terbiasa untuk mendengar pendapat orang lain, menghormati perbedaan keyakinan, dan mengedepankan rasa kemanusiaan di atas segalanya.
Moderasi beragama adalah sikap hidup yang tidak hanya dibicarakan, tetapi harus dipraktikkan. Film Tanda Tanya memberi cermin kehidupan sekaligus inspirasi bahwa meski berbeda, manusia tetap bisa hidup berdampingan dengan damai. Melalui kegiatan nonton bareng, nilai toleransi dan moderasi beragama dapat disampaikan secara ringan, menyenangkan, dan mudah dipahami.
Pada akhirnya, moderasi beragama bukan hanya tugas pemerintah atau lembaga pendidikan, tetapi tanggung jawab setiap individu. Dengan langkah sederhana, seperti nonton bareng film Tanda Tanya, masyarakat dapat bersama-sama merajut tali persaudaraan, memperkuat persatuan, dan menjaga keharmonisan bangsa Indonesia yang majemuk.
Guru Indonesia Melek Film: Dari Ruang Kelas ke Layar Inspirasi
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News