Bagi seorang Gede Andika, gelar akademis bukanlah tujuan akhir. Pemuda asal Desa Pemuteran, Kabupaten Buleleng, Bali, ini memilih menunda kesempatan kuliah magisternya di Inggris demi memastikan anak-anak di desanya tetap bisa belajar di tengah pandemi.
Melalui program KREDIBALI (Kreasi Edukasi Bahasa dan Literasi Lingkungan), dirinya membuka kelas bahasa Inggris gratis, menjadi penggerak literasi untuk pengelolaan sampah plastik, hingga menyalurkan beras untuk ratusan lansia yang kurang mampu. Mengantarkannya menjadi peraih SATU Indonesia Awards di tahun 2021. Simak artikel di bawah ini ya, Kawan GNFI!
Pandemi COVID-19, ketika Anak-Anak di Pemuteran Sulit Belajar
Pada Mei 2020, kala pandemi COVID-19 merebak, I Gede Andika Wira Teja pulang ke kampung halamannya, Pemuteran, untuk berpamitan kepada keluarga. Ia memang sudah dipastikan diterima studi S2 di luar negeri. Namun, pemandangan sepi desa wisata itu membuat Andika bertanya-tanya.
Baca Juga: Tac Tiles dari Tactogram, Inovasi Ubin Pemandu Tunanetra dari Sisa Limbah
Padahal, situs Pesona Indonesia dari Kemenparekraf pernah menyebutkan, desa ini punya acara tahunan yang terkenal sejak tahun 2015, namanya Pemuteran Bay Festival. Bahkan, event tersebut masuk dalam 100 kalender event di Indonesia.
Di balik kesunyian itu, ia menemukan persoalan lain. Banyak anak tidak bisa mengikuti sekolah daring yang saat itu diberlakukan pemerintah, lantaran keterbatasan gawai dan kuota internet.
Alih-alih belajar, mereka akhirnya membantu orang tua di sawah atau melaut. Kondisi itu membuat Andika tergerak. Ia membatalkan rencana kuliah dan memilih tetap di kampung halamannya.
KREDIBALI Lahir di Pemuteran
Dari kegelisahan itu, lahirlah KREDIBALI. Program ini memberi kursus bahasa Inggris gratis bagi anak SD hingga SMP. Gede Andika dan tim memberlakukan syarat yang unik, bahwa setiap murid harus membawa sampah plastik dari rumah sebagai biaya masuk.
Kawan GNFI, alasan dipilihnya subjek bahasa Inggris karena sebagian besar Pemuteran hidup dari pariwisata. Menurut Andika, keterampilan bahasa asing adalah bekal jangka panjang bagi generasi muda di sana. Sementara itu, pengumpulan sampah plastik menjadi pintu masuk untuk mengenalkan literasi lingkungan sejak dini.
Dalam praktiknya, plastik yang terkumpul kemudian ditukar menjadi beras bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat. Beras itu disalurkan kepada para lansia kurang mampu.
“Harapannya agar mereka bisa paham bahwa ‘saya dalam kondisi sulit sekali pun, ternyata masih bisa berbagi dan memperhatikan kondisi lingkungan sosial.’ Jadi, dari sampah yang mereka kumpulkan, mereka juga yang menyalurkan beras tersebut ke lansia-lansia yang membutuhkan,” sebutnya dalam workshop Pemenang SATU Indonesia Awards tahun 2023 bersama GNFI.
Selain para anak Pemuteran belajar bahasa asing, program KREDIBALI otomatis juga menumbuhkan rasa percaya diri mereka. Bahkan, salah satu muridnya berhasil meraih beasiswa di sekolah internasional di Bali.
Baca Juga: Hasil Boemi Lombok, Ragam Selai Kacang Nuansa Bumi
Kerja keras Gede Andika dan tim mendapat apresiasi nasional. Di 2021, ia dianugerahi SATU Indonesia Awards oleh ASTRA kategori Pejuang Tanpa Pamrih. Momen tersebut membuka jalan bagi KREDIBALI untuk dikenal lebih luas, sekaligus menghadirkan peluang kolaborasi dengan berbagai pihak.
“Kalau ditimbang-timbang lagi, saya tidak pernah memiliki penyesalan apapun untuk melepas beasiswa S2 kemarin. Karena, kalau saya kemarin mengambil S2, yang memiliki gelar master hanya saya. Tapi, melihat jumlah anak-anak saya di KREDIBALI sekarang, bagaimana dampaknya untuk lingkungan, pendidikan, dan sosial yang dihasilkan, penolakan master yang saya lakukan kemarin itu tidak sebanding dengan hasil yang sekarang ini ada,” kenangnya.
Kini, KREDIBALI tidak hanya berjalan di Pemuteran, tetapi juga di Gianyar dan Batur. Di Batur, konsepnya berbeda: murid “membayar” kursus dengan menanam dan merawat satu pohon, sebagai upaya mengatasi masalah penebangan liar.
Instagram @jejakliterasibali juga masih aktif hingga kini. Telah menelurkan banyak program pendidikan lainnya, seperti kelas karakter, kemah literasi, kegiatan seni, hingga Literasi Digital Festival yang diadakan tahun 2024.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News