asa menyala dari tempat pembuangan sampah bangkit menjadi kampung berseri dengan ekonomi mandiri - News | Good News From Indonesia 2025

Asa Menyala Dari Tempat Pembuangan Sampah, Bangkit Menjadi Kampung Berseri dengan Ekonomi Mandiri

Asa Menyala Dari Tempat Pembuangan Sampah, Bangkit Menjadi Kampung Berseri dengan Ekonomi Mandiri
images info

Dulu, bau menyengat dari tempat pembuangan sampah menyambut siapa pun yang melangkah ke desa ini. Namun kini, yang terhirup adalah udara segar berkat tanaman-tanaman asri yang tumbuh di sepanjang jalan dan rumah warga. Terdengar juga suara mesin kompos yang berputar pelan, ditambah riuh semangat anak-anak yang belajar di Rumah Pintar.

Siapa yang mau percaya, bahwa desa berseri dengan ekonomi mandiri ini, dulunya adalah tempat pembuangan sampah? Melihat bagaimana keadaanya sekarang, hanya perasaan pangling dan takjub yang ada, bahkan untuk warga lokalnya.

“Saya di sini sudah lama sekali. Sebelum TPA-nya pindah. Dulu belum ada ini pepohonan ini. Ndak bersih juga. Sekarang sudah enak, gak bau sampah," ujar Joyo (60), salah seorang warga yang telah menghabiskan separuh hidupnya di kampung tersebut.

Kampung Berseri Astra (KBA) Keputih Tegal Timur Surabaya adalah bukti bahwa kolaborasi bisa membawa perubahan yang berarti. Tanah yang dulu dikutuk karena bau, kini berhasil diubah menjadi wilayah yang asri dengan ekonomi mandiri, serta semangat warga yang mekar setiap pagi.

Baca Juga: Kampung Berseri Astra Surabaya: Warisan Antar Generasi dari Kampung Tempe Sukomanunggal

Perjalanan Awal untuk Bangkit

15 hingga 20 tahun yang lalu, gunungan sampah menjadi ciri khas kampung yang berada di Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya ini. Dikenal sebagai tempat pembuangan akhir (TPA), polusi dan bau menumbuhkan stigma bahwa wilayah ini jauh dari kata bersih dan nyaman.

Namun nyatanya, TPA bukanlah satu-satunya akar masalah. Pasalnya, setelah pemerintah kota memindahkan TPA ke Benowo pada tahun 2001 silam, meninggalkan wilayah ini dalam kondisi yang kering dan tandus.

Hal tersebut yang membuat kampung ini terpilih menjadi bagian dari program binaan PT Astra International Tbk mulai tahun 2013. Mengutip dari laman Jatim Suara, saat itu ada empat program yang dibawa, yakni lingkungan, kesehatan, pendidikan, dan UMKM. Setelah berdiskusi, warga pun sepakat untuk memilih perbaikan lingkungan terlebih dulu.

Program gagasan Astra lantas menumbuhkan semangat gotong-royong warga Kampung Keputih, sekaligus menjadi awal perjalanan untuk bangkit dan menjadi salah satu Kampung Berseri di Kota Surabaya.

Kolaborasi untuk Menciptakan Wilayah Asri dan Layak Huni

Perubahan yang terjadi pada KBA Keputih tidak lepas dari kolaborasi antara warganya bersama Astra. Dukungan Astra Indonesia disambut dengan sangat antusias bagi warga untuk mewujudkan lingkungan yang bersih, asri, dan layak untuk ditinggali.

Pak Sutikto mengakui bahwa berbagai kegiatan yang dicanangkan melalui program Kampung Berseri Astra berasal dari keresahan warganya sendiri. Warga KBA Keputih juga menyadari potensi yang ada pada desa mereka, dan Astra memberi dukungan penuh untuk mewujudkannya.

"Niat, keinginan, dan potensi warga untuk mengubah desa ini sangat tinggi. Jadi waktu datang tawaran dari Astra, ya sudah sekalian all-out. Warga-warga siap berkontribusi, jadi ndak susah buat koordinasinya," ungkap Sutikto.

Penanaman bibit pohon di sepanjang jalan menjadi awal terlaksananya program Kampung Berseri Astra Keputih. Disusul dengan adanya bank sampah dan kebun toga, kawasan Keputih yang awalnya memiliki stigma bau dan kumuh berhasil bertransformasi menjadi kampung berseri yang asri.

Rumah Kompos, Wujud Ekonomi Mandiri dengan Memberdayakan Warga

Tak berhenti pada pelestarian lingkungan, pemberdayaan warga KBA Keputih secara berkelanjutan juga diupayakan melalui sebuah tempat industri kecil yang diberi nama Rumah Kompos. Rumah usaha ini mengolah daun-daun kering menjadi pupuk kompos unggulan. 

Mengutip dari laman IDN Times, Rumah Kompos ini aktif dari Hari Senin hingga Sabtu. Dan meskipun tak terlalu luas, tempat tersebut dapat menyimpan mesin khusus untuk memudahkan proses pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos. Pupuk kompos tersebut menjadi suplai bagi pelaku usaha agrikultura.

"Dalam seminggu, kami bisa memproduksi 100 kemasan, di mana masing-masing kemasan punya kapasitas 5 kilogram." jelas Pak Sutikto.

Pemberdayaan warga dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Mimah misalnya, seorang ibu rumah tangga berusia 40 tahunan, mengaku bahwa selain menjadi ladang rupiah, adanya kegiatan di Rumah Kompos meningkatkan pengetahuan dan produktivitas warga.

"Nah, sama kegiatan-kegiatan di rumah kompos itu biasanya melibatkan warga-warga yang masih belum bekerja. Jadi nambah aktivitas, tambah pengetahuan juga." ungkapnya dalam wawancara bersama IDN Times tersebut.

Merajut Masa Depan Cemerlang di Rumah Pintar

Siapa sangka, di antara pohon-pohon yang kembali tumbuh, berdiri pula sebuah rumah kecil sederhana—tempat anak-anak kini menanam mimpi mereka. Rumah Pintar, sebuah tempat pembinaan dari Astra di mana warga terutama anak-anak bisa mendapat pelatihan keterampilan.

Salah satu pembinaannya adalah pengoperasian komputer dasar. Keterampilan tersebut lalu bisa diaplikasikan dalam pengelolaan UMKM, yang mana akhirnya menjadi circle yang saling mempengaruhi setiap program KBA Keputih dengan sangat baik.

Selain untuk anak-anak, Pak Sutikto juga mengutarakan bahwa bangunan dua lantai dengan warna biru dan putih tersebut juga merupakan tempat berkumpul karang taruna hingga ibu-ibu yang membuat kerajinan kriya.

Rumah Pintar juga didukung oleh pihak akademisi seperti mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang melakukan kegiatan sosial dan edukatif disana. Biasanya para mahasiswa ini memilih KBA Keputih untuk menjalankan program Kuliah Kerja Nyata.

Rumah Pintar bagaikan sebuah ruang aman untuk merajut masa depan yang lebih cemerlang. Berkat tersedianya buku-buku bacaan, komputer, hingga karya seni yang bisa memotivasi para warga, pola sosial di KBA Keputih pun akhirnya berubah.

Kolaborasi Astra dengan warga KBA Keputih membuktikan bahwa transformasi fisik suatu wilayah ternyata turut menata ulang cara hidup penghuninya. Anak-anak kini bisa belajar di lingkungan yang lebih nyaman. Lingkungan yang dulunya kotor dan bau, kini menjadi tempat subur tumbuhnya semangat belajar dan kreativitas mereka.

Baca Juga: Dari Kolam Desa ke Pasar Dunia: Kisah Desa Sejahtera Astra Wajak Lor dan Ekspor Ikan Mas Koki

Satukan Gerak, Terus Berdampak

Dari hijau yang tumbuh, udara berubah, lalu semangat pun merekah. Diikuti perekonomian yang berdenyut, dan desa akhirnya bergerak. Seperti itulah perubahan bekerja; melingkar dan saling menguatkan.

Melansir dari laman Kutub.co, Tri Priyanto, salah satu warga KBA Keputih Tegal Timur, menyatakan bahwa program KBA tidak sebatas memikirkan lingkungan, namun juga dampak sosial dan ekonomi. Hal tersebut karena setiap program mempengaruhi dan mendukung perkembangan program lainnya.

Saat bantuan bukan sekadar sumbangan, namun sebuah jembatan untuk perubahan: yang dibangun bukan hanya rumah pelatihan, namun juga harapan dan kepercayaan. Setiap elemen mempunyai peran, dengan banyak tangan terulurkan untuk satu tujuan, yaitu sebuah perubahan.

Dari akar semangat warga, dan siraman kepercayaan dari Astra, tumbuhlah salah satu desa yang berseri asri di Kota Surabaya. Kampung yang bau dan tandus itu, kini menjadi wilayah yang sehat dengan potensi yang kuat. Berkat jejak program Berseri Astra, KBA Keputih tahu bahwa perubahan lahir dari kebersamaan.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.