Di perairan Gorontalo, ada satu jenis ikan kecil yang selalu muncul secara musiman yaitu ikan nike. Bentuknya mungil, mirip teri, tapi kandungan gizinya luar biasa. Dalam keadaan segar, sekitar 70 persen tubuhnya terdiri dari air, lalu ada 16 persen protein, juga kalsium, fosfor, zinc, hingga zat besi. Semua itu adalah nutrisi penting untuk pertumbuhan anak.
Sayangnya, Gorontalo masih menghadapi persoalan serius bernama stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Dampaknya tidak hanya soal fisik yang lebih pendek dari usia seharusnya, tapi juga perkembangan otak yang terhambat.
Data pemerintah menunjukkan, beberapa kabupaten di Gorontalo masih memiliki prevalensi stunting yang tinggi. Kondisi ini tentu mengkhawatirkan, karena menyangkut kualitas generasi masa depan.
Baca Juga: Kisah Ayu Fauziyyah: Founder pojokgizi.id dalam Membangun Platform Edukasi Gizi bagi Masyarakat
Lahir dari Keresahan
Berangkat dari keresahan itu, Yowan Moha bersama lima mahasiswa lintas jurusan keperawatan, perikanan, hingga manajemen Universitas Negeri Gorontalo (UNG) tergerak untuk berinovasi. Dengan semangat kolaborasi, mereka mencoba menjawab tantangan gizi di daerahnya melalui produk pangan lokal. Ikan nike, yang berlimpah dan bergizi tinggi, menjadi bahan utama untuk camilan sehat bernama biskuit B-Nike, akronim dari biskuit nike.
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021, mereka mengajukan proposal dan diterima. Dibimbing oleh dosen Yuniar Mansye Soeli, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.J, tim ini mulai bereksperimen. Selama lima hingga enam bulan, mereka berjibaku di dapur uji. Berulang kali formula dicoba, dari tekstur yang terlalu keras sampai rasa yang kurang pas, sampai akhirnya menemukan komposisi paling tepat untuk biskuit berbahan dasar ikan nike.
Perjuangan mereka tidak berhenti di dapur. Kemasan pun dipikirkan serius agar produk ini bisa diterima masyarakat luas. Mereka juga mendaftarkan hak kekayaan intelektual (HKI) ke Kementerian Hukum dan HAM dengan nomor IDM001024546. Semua langkah itu menunjukkan bahwa B-Nike bukan sekadar ide tugas kuliah, melainkan inovasi yang siap bersaing di pasar nyata.
Usaha keras itu membuahkan hasil. B-Nike berhasil lolos ajang PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) Oktober 2021, forum bergengsi bagi karya ilmiah mahasiswa se-Indonesia. Bahkan, tim ini mendapatkan pendanaan sebesar Rp8,2 juta dari Kementerian Riset dan Teknologi untuk mengembangkan produk lebih jauh. Dari laboratorium kampus, kini biskuit berbahan ikan nike mulai dipasarkan di masyarakat Gorontalo.
Lebih dari sekadar camilan, B-Nike adalah sebuah solusi. Kehadiran biskuit ini diharapkan bisa membantu memenuhi kebutuhan gizi anak-anak, terutama di daerah dengan angka stunting tinggi.
“Kami ingin B-Nike bisa bermanfaat bagi banyak orang, sekaligus mendukung program pemerintah dalam menekan stunting,” ujar Yowan Moha.
Harga yang terjangkau juga menjadi pertimbangan utama agar semua kalangan bisa mengakses produk ini.
Atas inovasi tersebut, Yowan Moha mendapatkan SATU Indonesia Awards 2024, penghargaan bergengsi yang diberikan kepada anak muda Indonesia dengan karya solutif. Penghargaan ini bukan hanya apresiasi, tapi juga pengakuan bahwa ide sederhana bisa membawa perubahan besar ketika dikerjakan dengan serius.
Lebih dari Sekadar Cemilan
Stunting adalah persoalan kompleks yang membutuhkan sinergi berbagai pihak: pemerintah, tenaga kesehatan, masyarakat, hingga inovasi anak muda. B-Nike menjadi contoh nyata bagaimana potensi lokal bisa diolah menjadi solusi nyata. Dari ikan nike yang berlimpah di laut Gorontalo, lahirlah biskuit sehat yang menjadi harapan untuk generasi bebas stunting.
Cerita Yowan dan kawan-kawan membuktikan, inovasi tidak selalu harus datang dari kota besar atau teknologi canggih. Kadang, jawabannya ada di sekitar kita, di laut, di pasar, di tradisi lokal. Tinggal bagaimana keberanian dan kreativitas kita mengolahnya.
B-Nike adalah kisah sederhana, tapi penuh makna yaitu tentang anak muda Gorontalo yang mencintai daerahnya, tentang kepedulian pada generasi penerus, dan tentang keyakinan bahwa dari tangan-tangan kecil bisa lahir perubahan besar.
#satukabarbaikindonesia
Baca Juga: Aksi Iklim di Era Digital, Putri Damayanti Potabuga Mengajak Generasi Muda Lewat Climate Vlogger
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News