Stasiun Beos adalah stasiun terbesar di Indonesia. Berada di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Stasiun Beos memiliki luas 325 hektare.
Saking luasnya, Stasiun Beos memiliki 11 jalur kereta api. Bahkan, dulunya stasiun ini memiliki 12 jalur, sebelum akhirnya satu jalurnya ditutup. Stasiun satu ini juga merupakan salah satu stasiun terminus di Indonesia. Artinya, tidak ada jalur kereta lanjutan setelah Stasiun Beos.
Stasiun Beos juga disebut sebagai Stasiun Jakarta Kota. Uniknya, nama ‘Beos’ merupakan akronim dari bahasa Belanda, Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschappij (BOS) yang berarti Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur.
Kenalan dengan Stasiun Terminus: Ujung Perjalanan Kereta Api di Indonesia, Ada di Mana Saja?
Aroma Belanda di Stasiun Beos
Stasiun ini unik karena menyimpan banyak sejarah Jakarta di masa lampau. Ditambah lagi, desain stasiunya juga masih mempertahankan bentuk lamanya, membuat Stasiun Beos masih terasa dan ‘beraroma’ Belanda.
Menyandur dari Data Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI, Stasiun Beos juga memiliki nama lain, yakni Batavia Zuid atau Stasiun Batavia Selatan. Nama ini muncul di akhir abad 19, karena Batavia punya stasiun kereta api Batavia Noord—Batavia Utara—yang kini berada di sebelah selatan Museum Sejarah Jakarta.
Batavia Noord awalnya berada di bawah perusahaan kereta api Belanda, Netherland Indische Spoorweg Maatschappij (NIS), yang juga menjadi terminal untuk jalur Batavia-Buitenzorg (Jakarta Bogor). Namun, pada 1913, jalur ini dijual ke pemerintah Hindia Belanda dan mulai dikelola oleh Staats Spoorwegen (SS).
Sementara itu, Batavia Zuid dibangun pada 1870 dan sempat ditutup pada 1926 untuk direnovasi. Renovasi ini menghasilkan bentuk stasiun seperti yang ada di Stasiun Beos sekarang.
Kawan GNFI, Stasiun Beos ini adalah karya seorang arsitek Belanda, Frans Johan Louwrens Ghijsels. Stasiun ini memiliki desain Art Deco. Langit-langitnya melengkung dan menjulang tinggi, membuat sirkulasi udara tetap aman bagi negara yang cukup panas seperti Indonesia.
Selain itu, Ghijsels juga memadukan gaya unik ala Eropa yang dipadukan dengan desain khas lokal. Meskipun khas Eropa, bangunan Belanda di Indonesia umumnya sudah disesuaikan dengan iklim tropis di Indonesia, sehingga tetap nyaman.
Kini, Stasiun Beos alias Stasiun Jakarta Kota menjadi salah satu stasiun utama di Jakarta. Stasiun ini dikategorikan sebagai stasiun kereta api kelas besar tipe A yang selalu ramai.
PT Kereta Api Indonesia (Persero) pun sudah menambahkan berbagai fasilitas agar penumpang semakin nyaman. Meskipun sudah semakin dimodernisasi dari segi fasilitas, bentuk bangunannya tetap sama, tidak berubah sejak dibangun pertama.
Kawan, Stasiun Beos merupakan salah satu stasiun yang didaulat sebagai cagar budaya, sehingga tidak boleh diubah sembarangan. Status cagar budaya ini sudah diberlakukan sejak 1993.
Sejarah Hari Ini (8 Oktober 1929) - Peresmian Stasiun Jakarta Kota
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News