Menurut Badan Nasional Penangggulangan Bencana (BNPB), mitigasi merupakan upaya mengurangi risiko bencana dan dampak yang diakibatkan olehnya terhadap pada yang berada pada kawasan rawan bencana. Mitigasi adalah investasi jangka panjang bagi kesejahteraan semua lapisan masyarakat.
Berdasarkan data Badan Nasional Penangggulangan Bencana (BNPB), sepanjang tahun 2025 telah terjadi 2.139 total bencana dengan dampak kerusakan rumah mencapai 23.647 unit, dampak kerusakan fasilitas umum sebanyak 475 unit, dan dampak kantor serta jembatan rusak mencapai 247 unit.
Selain itu, terdapat 315 orang meninggal dunia, 29 orang hilang, 522 orang luka-luka, dan 4.639.738 orang harus mengungsi akibat dari bencana ini.
Karena adanya dampak yang sangat besar akibat bencana alam tersebut, upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, dan peringatan dini sangat penting dalam hal ini untuk mengurangi dampak dan risiko yang ditimbulkan.
Pengetahuan mengenai mitigasi bencana penting untuk dimiliki setiap orang sebagai bekal kemampuan dalam menghadapi suatu bencana. Menurut Aziz (2022), komunikasi mengenai kebencanaan sangat mendesak karena tidak hanya diperlukan dalam keadaan darurat, tetapi merupakan tempat pelatihan penting dalam situasi prabencana.
Untuk itu, mengapa mitigasi bencana menjadi hal yang penting untuk diketahui? Simak artikel di bawah ini.
Gempa Kerinci 1995: Sejarah, Dampak, dan Pelajaran untuk Mitigasi Bencana di Indonesia
Mengapa Mitigasi Bencana Sangat Penting?
Secara geografis, Indonesia terletak pada kawasan rawan bencana karena terletak di Kawasan Cincin Api Pasifik. Hal tersebut memungkinkan bencana alam dapat terjadi kapan saja bahkan tidak dapat diprediksi sebelumnya.
Menurut Darmawa, dkk. (2020), wilayah Indonesia yang beragam dan bermacam-macam memungkinkan berbagai potensi bencana yang sewaktu-waktu dapat terjadi. Oleh karenanya diperlukan adanya mitigasi bencana.
Upaya tersebut dilaksanakan untuk mengantisipasi kemungkinan dampak yang ditimbulkan bencana, meningkatkan survival chance, dan meminimalkan kerugian dari bencana.
Menurut Permana (2023) dalam penelitiannya yang berjudul “Pendidikan Keaksaraan Dasar Literasi Mitigasi Bencana” menyebutkan bahwa pengetahuan tentang mitigasi bencana sudah selayaknya dimiliki dan setiap orang harus memiliki sikap dan perilaku sadar bencana, khususnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana.
Langkah Awal Mitigasi Bencana: KKNT IPB Pemetaan dan Sosialisasi Risiko Banjir dan Longsor di Desa Cidadap, Sukabumi
Contoh Mitigasi Bencana
Dilansir dari Modul Penyusunan Rencana Mitigasi Bencana, mitigasi bencana dapat dilakukan dalah satunya melalui perencanaan dan pelaksanaan penataan ruang yang berdasarkan pada analisis risiko bencana.
Hal ini akan mengurangi kemungkinan dampak yang ditimbulkan oleh ancaman bahaya dari konstruksi bangunan. Sebab, terdapat ketangguhan dan daya tahan struktur bangunan.
Selain itu, komunikasi atau penyuluhan mengenai mitigasi bencana juga perlu digencarkan agar masyarakat memahami pentingnya mitigasi bencana. Menurut Aziz (2022) komunikasi bencana diperlukan untuk membangun kepercayaan dan mencegah kepanikan dari masyarakat.
Pada pelaksanaannya itu tentunya harus didukung oleh informasi yang akurat, tepat waktu, dan dapat diandalkan. Dengan adanya komunikasi bencana, diharapkan masyarakat dapat terlibat sekaligus membentuk pola pikir dan cara pandang terhadap bencana.
Pemuda Indonesia, Garda Terdepan dalam Mewujudkan Mitigasi Bencana
Peran Berbagai Pihak dalam Mitigasi Bencana
Dilansir dari laman BPBD Pangkal Pinang, lembaga pendidikan sangat berperan penting dalam memitigasi bencana. Pengajaran mengenai mitigasi bencana dan tanggap darurat harus diajarkan di sekolah agar siswa-siswi lebih sadar dan siap menghadapi bencana.
Selain itu, komunitas dan relawan bencana juga diperlukan untuk memperkuat kesiapsiagaan masyarakat. Komunitas dan relawan bencana dapat mengoordinasikan kegiatan mitigasi bencana dan memastikan bahwa setiap anggota komunitas memiliki peran saat terjadi bencana.
Peran masyarakat dalam mitigasi bencana tentu sangat besar. Mereka dapat berpartisipasi aktif dalam sosialisasi mitigasi bencana, pembangunan infrastruktur tahan bencana, hingga kegiatan simulasi evakuasi. Masyarakat perlu sadar akan mitigasi bencana karena dapat mengurangi kerugian akibat bencana.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News