Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) dari IPB University melaksanakan aksi nyata dalam membantu kesiapsiagaan bencana di Desa Cidadap, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi.
Program bertajuk “Sosialisasi Mitigasi Bencana dan Pemetaan Kerawanan Banjir-Longsor” ini dilaksanakan di Aula Kantor Desa Cidadap dan melibatkan berbagai unsur masyarakat serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Membangun Kesadaran di Tengah Ancaman Nyata
Desa Cidadap tidak asing dengan bencana. Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, desa ini telah mengalami beberapa kejadian ekstrem, seperti banjir bandang dan longsor.
Salah satu peristiwa terbesar terjadi pada 6 Maret 2025, ketika hujan ekstrem memicu longsor besar di Bukit Ciseupan dan banjir bandang dari Sungai Cidadap menyapu permukiman warga. Banjir serupa juga sempat merendam hingga 500 rumah pada akhir 2024.
Melihat situasi tersebut, para mahasiswa IPB merasa perlu untuk tidak hanya memetakan kerawanan wilayah secara spasial, tetapi juga melakukan edukasi yang menyentuh langsung masyarakat.
Pemetaan Spasial sebagai Panduan Mitigasi
Program ini dilaksanakan pada 26 Juli 2025, bertempat di Aula Kantor Desa Cidadap. Sembilan mahasiswa dari tiga fakultas (Kehutanan dan Lingkungan, Perikanan dan Ilmu Kelautan, serta Teknologi Pertanian) terlibat langsung dalam kegiatan ini.
Salah satu fokus utama mereka adalah melakukan pemetaan kerawanan bencana banjir dan longsor dengan pendekatan spasial berbasis data. Menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.8, mereka mengolah data RBI dari Ina Geoportal, data tutupan lahan dari ESRI tahun 2024, serta data curah hujan dari Climate Change Engine.
Dari hasil analisis tersebut, mahasiswa menghasilkan dua peta kerawanan: satu peta banjir dan satu peta longsor, khusus untuk wilayah Desa Cidadap tahun 2024.
Peta-peta ini kemudian dicetak dalam bentuk banner dan diserahkan kepada pihak desa sebagai alat bantu visual dalam memahami tingkat kerawanan di berbagai titik. Peta tersebut menjelaskan wilayah dengan klasifikasi kerawanan rendah, sedang, hingga tinggi, yang diharapkan dapat menjadi referensi dalam perencanaan tata ruang, evakuasi darurat, maupun pembangunan infrastruktur desa ke depan.
Edukasi dan Kolaborasi: Kunci Ketangguhan Warga
Selain pemetaan, kegiatan ini juga berisi sosialisasi dan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat. Sekitar 21 orang warga hadir, termasuk Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT), para kepala dusun, serta perwakilan dari dusun-dusun terdampak bencana.
Materi sosialisasi disampaikan langsung oleh narasumber dari BPBD Kabupaten Sukabumi, yaitu Bapak Agung Koswara Adiguna, S.IP., M.Si., selaku Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan.
Beliau memberikan pemahaman tentang pentingnya kesiapan warga dalam menghadapi situasi darurat, serta langkah-langkah preventif yang bisa dilakukan secara mandiri.
Mahasiswa IPB University juga memaparkan hasil peta kerawanan yang telah dibuat, dan menjelaskan simbol-simbol serta makna klasifikasinya kepada peserta. Dengan pendekatan visual dan diskusi interaktif, masyarakat diajak untuk memahami kondisi lingkungan tempat tinggal mereka secara lebih menyeluruh.
Selain itu, penyelenggaraan kegiatan ini juga dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan tokoh masyarakat dan Tim SIBAT dalam merancang alur acara agar sesuai dengan kebutuhan lokal.
Menuai Dampak dan Menumbuhkan Harapan
Kegiatan ini meninggalkan kesan yang mendalam bagi warga. Banyak peserta yang menyampaikan bahwa informasi yang disampaikan sangat berguna dan menambah wawasan mereka dalam menghadapi potensi bencana di kemudian hari.
Salah seorang warga menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermutu dan penuh ilmu, terutama dalam hal mitigasi bencana. Harapannya, ke depan tidak akan ada lagi kejadian banjir bandang atau longsor seperti yang telah menimpa mereka sebelumnya.
Warga pun kini mulai lebih siap secara mental dan fisik. Mereka tidak lagi ingin bersikap panik atau terburu-buru ketika bencana datang, tetapi berusaha untuk tetap tenang dan terkoordinasi.
Beberapa warga bahkan menyatakan kesiapan mereka untuk turun langsung membantu sesama warga, baik dalam bentuk dukungan ekonomi maupun moral jika bencana kembali terjadi. Tidak hanya itu, warga juga menyadari pentingnya menyiapkan dokumen penting, barang darurat, dan menyusun rencana evakuasi sederhana sebagai bentuk antisipasi.
Kegiatan ini memberikan kesan mendalam bagi warga. Ibu Ade, salah satu warga yang hadir dalam sosialisasi, mengaku bahwa ilmu yang didapat sangat bermanfaat, terutama terkait bagaimana menghadapi banjir dan longsor dengan lebih siap.
Ibu Ade menyatakan, “Kegiatannya bagus dan sangat bermutu. Banyak ilmu yang kami dapat, terutama soal mitigasi bencana. Harapannya semoga ke depan nggak ada lagi kejadian banjir bandang atau longsor. Tapi kalau pun ada, warga harus sudah siap dan nggak panik lagi”. Beliau juga menyatakan kesiapannya untuk turun tangan membantu sesama warga, baik secara moral maupun ekonomi, bila bencana kembali terjadi.
Di sisi lain, masyarakat juga berharap agar pemerintah desa lebih responsif ketika terjadi bencana. Program mitigasi akan lebih efektif jika disertai dengan sistem tanggap darurat yang cepat dan terkoordinasi di tingkat desa. Kesadaran masyarakat yang meningkat harus diimbangi dengan dukungan kelembagaan yang memadai.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa IPB University tak hanya membawa peta kerawanan bencana, tetapi juga menanamkan kesadaran kolektif bahwa pengetahuan adalah salah satu bentuk kesiapsiagaan terbaik.
Dengan pemahaman yang lebih baik tentang risiko lingkungan, serta semangat gotong royong yang terus terjaga, Desa Cidadap kini melangkah menuju masa depan yang lebih siap dan tangguh menghadapi bencana.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News