Saat Kawan singgah di Kota Apel, sempatkanlah mengunjungi Museum Brawijaya. Berlokasi strategis di Jalan Ijen Nomor 25A, museum ini menjadi saksi bisu perjuangan bangsa.
Tak cuma sebagai tempat penyimpanan benda kuno, museum ini juga menjadi ruang belajar yang hening, tempat Kawan bisa merasakan kembali semangat juang para pahlawan. Suasana di sekitar museum terasa sejuk dan tenang, sangat mendukung untuk perenungan dan pendalaman sejarah.
Museum ini mengajak Kawan untuk merenung dan menghargai pengorbanan para pejuang. Kawan akan pulang dengan wawasan yang lebih dalam tentang sejarah Indonesia dan pengorbanan yang tak terhitung jumlahnya.
Sekilas Mengenai Museum Brawijaya
Museum Brawijaya didirikan atas gagasan Brigjen TNI (Purn) Soerachman, yang merupakan mantan Pangdam V/Brawijaya. Proyek ini dimulai pada tahun 1962 dan nama Museum Brawijaya secara resmi ditetapkan pada 16 April 1968.
Nama ini memiliki makna yang dalam, yaitu “Citra Uthapana Cakra” yang berarti sinar yang membangkitkan semangat atau kekuatan.
Museum ini diresmikan pada 14 Mei 1968 dan sejak saat itu menjadi salah satu museum militer paling penting di Jawa Timur.
Daya Tarik Utama Museum Brawijaya
Keberadaan Museum Brawijaya tidak hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai sumber ilmu yang berharga. Di sini, Kawan bisa melihat langsung peninggalan-peninggalan yang menjadi saksi bisu perjuangan mempertahankan kemerdekaan. Setiap koleksi yang dipamerkan memiliki cerita dan nilai historisnya masing-masing.
Museum Brawijaya menyajikan beragam koleksi yang sangat menarik dan sarat makna. Salah satu yang paling ikonik adalah Gerbong Maut, sebuah gerbong kereta api yang menjadi saksi bisu tragedi kemanusiaan di tahun 1947.
Gerbong ini digunakan oleh Belanda untuk mengangkut ratusan pejuang dari Bondowoso ke Surabaya dalam kondisi mengenaskan, menyebabkan banyak korban jiwa.
Selain Gerbong Maut, Kawan juga dapat melihat berbagai kendaraan militer seperti tank, jip, dan truk yang digunakan pada masa perjuangan.
Koleksi senjata juga sangat lengkap, mulai dari senjata tradisional hingga senjata yang dibuat dari bahan seadanya, seperti mortir yang terbuat dari potongan tiang listrik dan telepon. Semua koleksi ini menunjukkan ketangguhan dan kreativitas para pejuang Indonesia dalam menghadapi keterbatasan.
Museum ini juga memiliki perpustakaan yang menyimpan dokumen dan buku-buku sejarah, menjadikannya tempat yang ideal untuk belajar dan melakukan penelitian.
Akses Menuju Museum Brawijaya
Museum Brawijaya memiliki lokasi yang mudah dijangkau. Berada di kawasan Jalan Ijen yang terkenal, museum ini tidak sulit ditemukan. Dari pusat Kota Malang, museum ini berjarak sekitar 3,4 kilometer dan bisa ditempuh dalam waktu sekitar 9 menit.
Kawan bisa menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi online dengan rute melewati Jalan Raya Lawang-Malang, Jalan Bromo, dan Jalan Kawi sebelum tiba di lokasi.
Jam Operasional dan Harga Tiket
Museum Brawijaya buka setiap hari dari pukul 08.00–14.00 WIB. Untuk menikmati seluruh koleksi dan fasilitas, Kawan hanya perlu membayar tiket masuk seharga Rp10.000 per orang.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News