sinergi kkn sorai waisai dan bpjs raja ampat hadirkan edukasi literasi asuransi di raja ampat - News | Good News From Indonesia 2025

Sinergi KKN Sorai Waisai & BPJS Raja Ampat, Hadirkan Edukasi Literasi Asuransi di Raja Ampat

Sinergi KKN Sorai Waisai & BPJS Raja Ampat, Hadirkan Edukasi Literasi Asuransi di Raja Ampat
images info

Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perlindungan keuangan diwujudkan oleh mahasiswa Aktuaria Universitas Gadjah Mada (UGM), Nathanael Yosefen, melalui kegiatan Edukasi Literasi Asuransi dan BPJS Ketenagakerjaan yang dilaksanakan di RW 05 Sapordanco, Waisai, Kabupaten Raja Ampat.

Kegiatan ini berlangsung sederhana di teras salah satu rumah warga, tapi diikuti dengan penuh antusias oleh puluhan masyarakat Kampung Warbayam.

Kehadiran warga yang bersemangat menunjukkan tingginya minat mereka untuk mengetahui lebih jauh tentang cara melindungi masa depan keluarga melalui asuransi maupun program jaminan sosial ketenagakerjaan.

Acara ini dapat terselenggara berkat kolaborasi erat antara mahasiswa dengan BPJS Ketenagakerjaan setempat, sebuah sinergi yang lahir dari kebutuhan nyata di lapangan bahwa literasi keuangan, khususnya mengenai asuransi, masih rendah di wilayah Raja Ampat.

Menurut data yang dimiliki oleh BPJS setempat, tingkat literasi dan inklusi keuangan di Indonesia memang menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, di daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) seperti Papua Barat Daya, pemahaman masyarakat tentang asuransi dan produk perlindungan keuangan masih jauh tertinggal.

Kondisi ini menjadikan banyak keluarga tidak memiliki jaring pengaman saat menghadapi risiko sosial maupun ekonomi, mulai dari kecelakaan kerja, penyakit, hingga ketidakpastian yang berhubungan dengan keberlangsungan hidup sehari-hari.

Dari sinilah, mahasiswa UGM merasa perlu menghadirkan kegiatan edukasi yang bisa langsung menyentuh kebutuhan masyarakat.

Acara diawali dengan sambutan Ketua RW 05 yang menyampaikan apresiasinya atas kehadiran mahasiswa UGM di lingkungannya. Ia menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai bentuk pembelajaran yang relevan bagi masyarakat.

“Kami menyambut baik inisiatif ini, karena masyarakat memang perlu lebih paham bagaimana melindungi keluarga melalui asuransi dan program pemerintah,” ujarnya di hadapan peserta.

Sambutan tersebut menjadi pembuka yang hangat sekaligus penanda dimulainya rangkaian kegiatan yang sarat makna.

Sebelum masuk pada materi utama mengenai literasi asuransi, sekumpulan mahasiswa dari kluster agro terlebih dahulu memperkenalkan beberapa program kerja yang tak kalah penting. Warga mendapat sosialisasi mengenai house farming atau pertanian rumah tangga, pembuatan pupuk organik, hingga pengolahan limbah rumah tangga.

Materi tersebut sangat diapresiasi karena berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari masyarakat yang mayoritas masih mengandalkan pertanian dan sumber daya alam untuk menopang ekonomi keluarga.

Dengan cara ini, kegiatan terasa lebih komprehensif karena tidak hanya berbicara tentang perencanaan keuangan, tetapi juga menyentuh aspek keberlanjutan hidup masyarakat dari sisi pangan dan lingkungan.

Setelah itu, Nathanael Yosefen bersama tim memaparkan materi literasi asuransi dengan menggunakan media presentasi dan leaflet yang telah mereka siapkan secara khusus. Bahasa yang digunakan sengaja dibuat sederhana dan komunikatif agar dapat menjangkau seluruh peserta, tanpa terkendala perbedaan latar belakang pendidikan maupun usia.

Penjelasan mengenai fungsi dasar asuransi, manfaat perlindungan, serta kaitannya dengan kestabilan keluarga disampaikan dengan contoh-contoh nyata yang mudah dipahami warga. Suasana semakin hidup ketika warga mulai aktif mengajukan pertanyaan mengenai pengalaman pribadi mereka dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi.

Tidak hanya berhenti di situ, perwakilan dari BPJS Ketenagakerjaan juga turut memberikan sosialisasi yang lebih mendalam mengenai program perlindungan sosial bagi tenaga kerja. Warga diperkenalkan pada berbagai manfaat kepesertaan, termasuk jumlah subsidi, hak yang melekat bagi pemilik kartu, serta kewajiban yang perlu dipenuhi.

Penjelasan ini menjadi sangat penting karena sebagian besar masyarakat baru pertama kali mendapatkan informasi lengkap mengenai layanan BPJS Ketenagakerjaan.

Banyak peserta terlihat serius mencatat informasi yang diberikan, sementara yang lain antusias mengajukan pertanyaan seputar prosedur pendaftaran, iuran, hingga manfaat yang akan diperoleh ketika memasuki masa pensiun atau mengalami kecelakaan kerja.

Sesi tanya jawab menjadi salah satu momen paling menarik dalam kegiatan ini. Berbagai pertanyaan dilontarkan dengan penuh rasa ingin tahu, mulai dari perbedaan asuransi swasta dengan BPJS, cara mendaftar secara kolektif, hingga bagaimana keluarga bisa tetap terlindungi meski penghasilan terbatas.

Mahasiswa maupun perwakilan BPJS dengan sabar menjawab setiap pertanyaan, sekaligus memberikan solusi praktis yang bisa diterapkan oleh masyarakat. Interaksi hangat ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya hadir sebagai pendengar pasif, tetapi benar-benar ingin memahami dan mengaplikasikan pengetahuan yang mereka peroleh.

Dalam kesempatan itu, Nathanael Yosefen menegaskan bahwa tujuan kegiatan ini adalah membangun kesadaran baru di tengah masyarakat. “Harapannya, setelah memahami asuransi dan BPJS Ketenagakerjaan, bapak ibu di sini semakin sadar bahwa melindungi keuangan keluarga dari risiko tak terduga adalah bentuk nyata menjaga masa depan,” ujarnya. 

Hal senada juga diungkapkan oleh perwakilan dari BPJS Ketenagakerjaan setempat yang hadir dalam acara tersebut. Ia menyebut bahwa kerja sama dengan mahasiswa menjadi cara efektif untuk memperluas jangkauan edukasi, terutama di daerah yang selama ini sulit dijangkau oleh program sosialisasi pemerintah.

“Kolaborasi dengan mahasiswa bisa mempercepat penyebaran informasi. Kami berharap masyarakat lebih siap memanfaatkan fasilitas perlindungan sosial yang telah tersedia,” katanya.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi antara mahasiswa dan lembaga pemerintah mampu membawa manfaat nyata bagi masyarakat. Tidak hanya memberikan pengetahuan baru, tetapi juga membangun kesadaran kolektif bahwa menghadapi risiko sosial dan ekonomi tidak bisa hanya mengandalkan keberuntungan, melainkan memerlukan perlindungan yang terencana.

Dengan terselenggaranya edukasi literasi asuransi dan BPJS Ketenagakerjaan di Raja Ampat, masyarakat diharapkan semakin melek terhadap pentingnya jaminan sosial. Lebih dari itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu memotivasi warga untuk mengambil langkah preventif demi keberlanjutan kesejahteraan keluarga di masa depan.

Sebuah langkah kecil dari mahasiswa, namun dengan dampak yang besar bagi komunitas, sekaligus menjadi inspirasi bahwa literasi keuangan harus menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FM
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.